Why Fall in Love if You Can Attend Tsinghua University [Bahasa Indonesia] - Chapter 96
- Home
- Why Fall in Love if You Can Attend Tsinghua University [Bahasa Indonesia]
- Chapter 96 - Pertemuan yang Tidak Disengaja (III)
Ibu Lin tercekat. Ayah Lin tetap menasihati putranya dengan sungguh-sungguh, “Zhi Hua, Xie Wei sangat cocok untukmu. Ibumu telah bertemu dengan ibunya untuk mencari tahu tentang dirinya. Xie Wei dibesarkan di luar negeri dan percaya pada cinta platonis. Dia adalah orang yang tepat untuk situasimu saat ini! Untuk beberapa aspek lainnya…”
“Apakah aku terlihat begitu buruk sampai-sampai kalian menyelidiki dia dengan cara apa pun?” Dia melempar jaketnya ke sofa dan berkata dengan tenang, “Tidak perlu khawatir dengan pernikahanku.”
“Bagiamana kita tidak khawatir?! Bukankah kau putraku? Lihat dirimu yang sendirian, apa gunanya mempunyai banyak uang? Ketika kau tua nanti, kau tidak akan mempunyai penamping, tidak mempunyai anak… Nak, dengarkan kami. Xie Wei sangat cocok untukmu, kalian harus sering bertemu.”
Ibu Lin hampir menangis. Ayah dan Ibu Lin memang sedikit tidak berharga, tetapi mereka benar-benar tulus kepada putra semata wayangnya. Meskipun mereka selalu menggunakan upaya mereka di tempat yang salah.
“Biarkan aku mengatakan satu kali lagi, Xie Wei tidak cocok untukku.” Lin Zhi Hua memandang Ibu Lin, “Dulu, Xie Wei pernah mempunyai enam orang kekasih, ketika dia tinggal di Amerika Serikat dan dia bahkan pernah melakukan aborsi. Ayahnya, Xie Juan, tidak mempunyai kinerja yang baik sebagai seorang manajer. Saat ini, aku sedang berusaha untuk menggabungkan perusahan Xie. Jadi, menurut pendapat kalian, apakah keluarga Xie telah mengatakan segalanya dengan jujur?”
Begitu Lin Zhi Hua menyelesaikan perkataannya, suasana di ruangan itu menjadi sunyi, hanya napas berat dari pasangan Lin yang terdengar.
Lin Zhi Hua menghela napas, ketika dia melihat kemarahan mereka semakin besar, “Awalnya aku tidak ingin memberi tahu kalian, namun tindakan kalian sangat berlebihan.”
Ayah Lin mencengkeram dadanya dan napasnya mulai terengah-engah, urat-uratnya mulai menonjol di dahinya. Dia sangat marah.
Keluarga Xie telah menghina keluarga mereka!
Ibu Lin buru-buru menahan tubuh suaminya. Ayah Lin mendorongnya dan matanya melotot, “Xie Juan! Aku tidak akan membiarkannya pergi!”
Ibu Lin juga mengerutkan keningnya, dia membenci dan menyesali tindakannya, “Xie Wei ini… dia berani mengatakan cinta platonis, jadi semua itu hanya kebohongannya saja? Tidak bisa dibiarkan, aku harus merilis berita tentang perilakunya di luar negeri dan kita lihat siapa yang bisa dia nikahi!”
“Cukup!” Pada saat ini, Ayah Lin kembali berpikir jenih. Dia menatap Ibu Lin dengan tidak sabar, “Tidakkah kau berpikir bahwa ini cukup memalukan? Orang seperti ini diperkenalkan kepada putra kita!”
Ibu Lin membuka mulutnya dan tidak bisa berkata-kata.
Dia hanya bisa memegang dada, menahan napas, dan tidak mampu melampiaskan kekesalannya.
Ayah Lin memandang Lin Zhi Hua lagi, “Ini adalah kesalahanku dan ibumu. Kami berperan sebagai mak comblak secara acak tanpa memeriksanya secara spesifik. Namun, kau juga harus mempertimbangkan masalah pernikahan ini di hatimu.”
Lin Zhi Hua berhenti sejenak, dia memegang gelas air di tangannya, kemudian setelah beberapa saat, dia berkata, “Kalian tidak perlu khawatir, aku tahu apa yang harus aku lakukan.”
“Apa yang kau ketahui, jika kau tahu, kenapa kau belum punya kekasih!”
Lin Zhi Hua tidak berbicara, tetapi dia hanya menatap lurus ke arah mereka berdua dengan sepasang matanya yang dalam dan gelap seperti tinta. Pasangan Lin merasa sedikit canggung dan cepat-cepat melarikan diri.
Dia melihat ke arah pintu yang tertutup dan tersenyum sinis, seperti mengejek diri sendiri.
Ruangan itu sunyi, seolah terpisah dari hiruk-pikuk dunia luar.
Saat ini, ponselnya sedikit bergetar.
[Jiao Jiao: Lin Zhi Hua! Bagaimana cara menyelesaikan pertanyaan ini? Tidak ada yang salah dengan garis bantu yang sudah aku buat sebelumnya, seharusnya garis ini bisa menjadi pusat gravitasi, kenapa ini dianggap salah ah ah ah ah! Selamatkan aku! Aku merasa sangat gelisah!]
[Jiao Jiao: Gambar.jpg]
Setelah Lin Zhi Hua membacanya dengan teliti, sudut bibirnya segera terangkat dan senyumannya merekah sampai ke kedua matanya.
Dia mengambil ponselnya dan dengan cepat berjalan menuju ruang kerja, bahkan langkah kakinya terlihat cukup lincah seiring dengan ketikannya di layar ponsel.
[Tunggu sebentar, aku akan menggambarkannya untukmu. Kau harus berpikir mengapa kau menginginkan dia menjadi pusat gravitasi dan memikirkannya secara cermat.]
Setelah Lin Zhi Hua duduk, dia mengambil pena dan buku catatan tempat dia telah mengerjakan banyak soal Matematika dan mulai menggambar dengan serius.
Udara yang dingin, malam yang dingin, dan lampu yang redup menunjukkan bagaimana suasana saat itu.
Ruangan itu sangat sunyi dan yang terdengar hanyalah suara ujung pena yang bergerak di atas kertas.
Saat itu, hatinya terasa hangat, Lin Zhi Hua merasa bahwa dunianya saat ini menjadi lebih berwarna.