Why Fall in Love if You Can Attend Tsinghua University [Bahasa Indonesia] - Chapter 94
- Home
- Why Fall in Love if You Can Attend Tsinghua University [Bahasa Indonesia]
- Chapter 94 - Pertemuan yang Tidak Disengaja (I)
Cheng Ming Ze tidak mengatakan apa-apa.
“Ming Ze?” Cheng Shuo menoleh dengan ragu.
“Hah?” Cheng Ming Ze memulihkan kesadarannya, “Hmm, kau terlihat cukup cantik.”
“Bagus!” Cheng Shuo berjalan mendekat dan memeluk Li Si Tong, “Jiao Jiao bisa pergi keluar untuk membeli lebih bayak pakaian dengan ibumu di masa mendatang.”
Li Si Tong mencubitnya, “Hei! Hei! Hei! Jiao Jiao masih duduk di kelas dua SMA. Dia harus belajar dengan giat dulu. Setelah lulus SMA, dia akan mempunyai banyak waktu untuk mendandani dirinya sendiri. Dia tidak perlu terburu-buru dan yang terpenting baginya saat ini adalah belajar dengan giat.”
“Kau bersikap terlalu keras, Jiao Jiao telah belajar dengan giat.” Cheng Shuo menjawab dengan tidak berdaya.
Xue Jiao melangkah maju, “Tidak apa-apa, aku tidak suka berdandan. Kita akan membicarakan masalah ini di masa mendatang.”
Cheng Shuo menjadi semakin tidak berdaya, “Ah, kalian ini.”
“Ayo pergi, waktu pertunjukkannya hampir tiba.” Cheng Ming Ze tiba-tiba berkata.
“Ayo, ayo, ayo.”
Dengan begitu, keempat anggota keluarga itu pergi bersama.
Kondisi teater itu sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Li Si Tong. Temperaturnya sangat tinggi, sehingga mereka tidak perlu mengenakan pakaian berlapis. Xue Jiao meletakkan mantelnya di kursi dan duduk di kursi tunggu.
“Aku pergi ke toilet dulu.” Ini adalah pengalaman pertama Xue Jiao dalam menyaksikan sebuah pertunjukkan teater dalam dua kehidupannya. Pertunjukkan belum dimulai dan mata orang-orang di sekitar mereka selalu tertuju padanya, sehingga hal tersebut membuatnya merasa sedikit tidak nyaman.
“Pergilah, apa kau bisa menemukan tempatnya?” Li Si Tong bertanya dengan nada khawatir.
“Ya.” Xue Jiao berjalan keluar dari ruangan dengan langkah anggun.
Ketika dia berjalan di area luar ruangan yang luas, dia menghembus napas dan berjalan dengan cepat menuju toilet.
Ketika dia selesai dan dalam perjalanan kembali, Xue Jiao mempercepat langkahnya dan bertemu dengan seseorang yang berjalan dengan tergesa-gesa.
“Aduh——”seru Xue Jiao.
Lin Zhi Hua, yang tanpa sadar ingin mengerutkan kening dan menghindarinya, segera mengulurkan tangan, memeluk gadis itu, dan langsung melepaskan tangannya, setelah gadis itu berdiri tegak.
“Terima kasih… Lin Zhi Hua!” Xue Jiao tercengang, ketika dia melihat wajah pria itu dengan jelas.
Lin Zhi Hua sedikit terkejut, keterkejutannya jelas tidak kurang dari Xue Jiao. Pertemuaan hari ini… benar-benar tidak direncanakan.
Setelah itu, Lin Zhi Hua menyadari bahwa hari ini pakaian gadis itu sangat tidak biasa.
“Kebetulan sekali,” Dia berhenti sebentar, “Dengan siapa kau menyaksikan pertunjukkan ini?”
Xue Jiao menggaruk kepalanya, “Aku datang dengan keluargaku.”
Lin Zhi Hua mengangguk, kemudian dia merasa sedikit lega dan menatap gadis itu dengan perasaan nostalgia.
Dia sebenarnya sangat ingin bertemu dengan gadis ini, dia terkadang ingin pergi ke rumahnya hanya untuk sekadar melihatnya. Pada akhirnya, dia berhasil menahan keinginannya. Pertemuan hari ini adalah suatu kebetulan dan juga… kejutan.
Lin Zhi Hua merasa sangat beruntung karena dia datang ke sini hari ini.
“Kau…” Xue Jiao sedikit terkejut dan melihat ke belakang pria itu dengan perasaan ingin tahu. Pertunjukkan hampir dimulai, kan? kenapa dia masih di luar?
“Aku keluar untuk mencari udara segar, ayo kita masuk bersama. Pertunjukkannya akan segera mulai.” Lin Zhi Hua berbalik dengan tenang dan mengulurkan tangan untuk memberi kode kepada Xue Jiao untuk berjalan terlebih dulu.
“Oh, baik!” Xue Jiao pergi dengan tergesa-gesa dan tetap berbicara, “Ngomong-ngomong, soal yang kau berikan padaku sangat bagus. Terima kasih!”
“Sama-sama.” Lin Zhi Hua menjawab, tetapi dia merasa bahwa kedua kata ini mungkin terdengar sedikit dingin, sehingga dia menambahkan, “Kau bisa mengajukan pertanyaan kepadaku kapan saja.”
“Baik! Terima kasih!”kata Xue Jiao. Dia mengeluarkan permen kelapa dari dalam saku dan menyerahkan permen tersebut kepada pria itu, “Aku menghadiahkanmu permen ini!.”
Setelah dia mengatakan itu, gadis itu buru-buru berlari ke kursinya. Dia merasa sangat malu.
Cheng Shuo memberikan permen itu padanya, ketika dia berada di dalam mobil dan Xue Jiao memasukkannya ke dalam sakunya tanpa memakannya. Benda ini benar-benar tidak sesuai dengan aura Lin Zhi Hua, dia menyesalinya begitu dia memberikan permen tersebut, sehingga dia hanya bisa melarikan diri dengan cepat.
Lin Zhi Hua tertegun, dia melihat dengan kaku ke arah jari-jarinya yang baru saja disentuh oleh gadis itu, kini jari-jarinya serasa mati rasa.
Gadis itu telah pergi, Lin Zhi Hua berjalan kembali menuju kursinya dan segera duduk.