Why Fall in Love if You Can Attend Tsinghua University [Bahasa Indonesia] - Chapter 92
- Home
- Why Fall in Love if You Can Attend Tsinghua University [Bahasa Indonesia]
- Chapter 92 - Menawan (III)
Hari berikutnya.
Xue Jiao membawa setumpuk besar buku dari ruang penyuratan yang terletak di depan pintu masuk sekolah menuju ke dalam kelas. Totalnya ada sebelas buku, yang masing-masing bukanlah buku yang tipis, melainkan buku yang tebal!
Meskipun Xue Jiao selalu mengerjakan lebih banyak soal latihan dibandingkan siswa lainnya, dia masih terpana oleh tumpukan besar buku kumpulan soal olimpiade ini.
Dia terdiam sejenak, kemudian dia menyotir buku-buku lain dan mengeluarkan buku pertama…
“Hai kutu buku, bagaimana cara kau mengerjakan pertanyakan ini?” Yi Tian Yu duduk sepanjang siang, namun Xue Jiao, yang duduk di sebelahnya, sepertinya tidak pernah melihatnya. Dia menundukkan kepalanya sepanjang waktu untuk mengerjakan soal dan sama sekali mengabaikan sekililingnya.
Xue Jiao mengabaikannya, seolah dia tenggelam ke dunia lain.
Yi Tian Yu, yang merasa diabaikan, tidak bisa menahan dirinya dan mendorongnya dengan lembut, “Hei—— kutu buku, bagaimana dengan pertanyaan ini…”
“Saat ini, aku tidak ada waktu, tanyakan saja pada guru!” Xue Jiao bahkan tidak mengangkat kepalanya.
Yi Tian Yu: “…”
Setelah sekian lama, dia tidak bisa menahannya lagi, “Lalu, kapan kau senggang?”
Xue Jiao menunjuk ke tumpukan buku yang baru saja dia terima, “Setelah aku menyelesaikan itu.”
Yi Tian Yu: “…”
Bagaimana mungkin kau mempunyai waktu luang dengan buku sebanyak itu???
Siapa yang membelikannya semua buku ini?
Bukankah jahat membeli begitu banyak buku?!
Xue Jiao tidak menyadari bahwa sejak dia menerima tumpukan materi yang tebal ini, dia mempunyai lebih sedikit waktu untuk berbicara dengan Yi Tian Yu dan lebih banyak waktu untuk berdiskusi dengan Lin Zhi Hua di malam hari.
Soal olimpiade ini sedikit berbeda dari soal Matematika biasa dan Xue Jiao merasa sedikit tidak memahaminya, ketika dia mengerjakan soal-soal tersebut untuk pertama kali.
Tetapi setelah dia dibimbing oleh Lin Zhi Hua, dia merasakan kesenangan dalam memecahkan soal tersebut.
Soal olimpiade mempunyai cangkupan yang luas dan tingkat kesulitannya juga sangat tinggi. Ini tidak hanya berdasarkan pada kemampuan berhitungnya, tetapi juga penalaran logis dan kemampuan komprehensifnya.
Dia berangsur-angsur tenggelam dalam kesenangan memecahkan soal-soal ini, dan dalam hal ini, bimbingan Lin Zhi Hua sangat penting baginya.
Lin Zhi Hua tidak pernah secara khusus mengajarkan cara menghitung dari soal-soal tertentu. Sebaliknya, dia mengajarkan Xue Jiao untuk menggunakan pemikiran logis yang cermat.
Ini membuka pintu lain bagi Xue Jiao, yang telah mengikuti langkah-langkah di kehidupan sebelumya dan hampir tidak pernah mendapatkan pengetahuan baru ini.
Xue Jiao, yang baru saja menemukan kesenangannya dalam pelajaran Matematika, menghabiskan hampir seluruh waktu luangnya untuk mengerjakan soal tersebut. Ketika dia sedang makan, soal yang baru saja dia kerjakan akan berputar di kepalanya. Ketika dia berbaring di tempat tidur pada malam harinya, dia merenungkan jawaban yang salah dari soal yang dikerjakannya di siang hari. Bahkan ketika dia duduk di dalam mobil, dia akan menuliskan sesuatu dengan jari-jarinya di kursi belakang.