Why Fall in Love if You Can Attend Tsinghua University [Bahasa Indonesia] - Chapter 207
- Home
- Why Fall in Love if You Can Attend Tsinghua University [Bahasa Indonesia]
- Chapter 207 - Mimpi (VI)
Xue Jiao sangat bingung. Dia tidak tahu apakah efek dari pembalikan Cheng Ming Zhe ke jalan lain ini merupakan suatu keputusan yang benar atau salah.
Pemuda itu terlihat sangat bahagia.
Namun, di satu sisi, dia akan mencapai prestasi yang tidak terduga di Peng Cheng.
Xue Jiao membolak-balikkan badannya di tempat tidur, akan tetapi dia tidak bisa tidur. Dia akhirnya mengirimkan pesan kepada Lin Zhi Hua——
[Jika seseorang memiliki prestasi gemilang di satu bidang tertentu, apakah itu merupakan suatu keputusan yang benar atau salah untuk menempuh jalan lain demi meraih mimpinya?]
Setelah dia mengirimkan pesan tersebut, dia melihat ke langit-langit kamarnya dengan bingung.
Setelah beberapa saat, Lin Zhi Hua menjawab——
[Lin Zhi Hua: Tidak ada jawaban yang benar ataupun salah, tapi itu tergantung pada pilihannya sendiri. Jiao Jiao, jika kau ingin membuat prestasi di bidang tertentu, apakah kau akan melepaskan kesempatan untuk mengikuti ujian masuk perguruan tinggi demi pencapaian tersebut?]
Xue Jiao terdiam. Itu jelas tidak mungkin!
Bagaimana mungkin dia melepaskan kesempatan untuk mengikuti ujian masuk perguruan tinggi?
[Lin Zhi Hua: Tentu saja, kau tidak akan menyerah. Ujian masuk perguruan tinggi adalah impianmu. Jadi, orang yang mengejar mimpinya itu tidak salah.]
Xue Jiao mengerjapkan matanya dan menatap ke satu tempat, kemudian dia baru menjawab setelah jeda yang lama——
[Sepertinya, aku mengerti. Dibandingkan dengan jalan yang terlihat sangat mudah, minat dan impianku jauh lebih berharga.]
Oleh karena itu, Cheng Ming Ze tidak bersedia untuk mengambil alih Peng Cheng dan dia lebih bersedia untuk mewujudkan mimpinya, karena dengan begitu, dia akan lebih bahagia.
Di dalam novel aslinya, Cheng Shuo sangat kelelahan. Cheng Ming Ze mengambil alih Peng Cheng, tapi itu lebih seperti dia dipaksa untuk menempuh jalan tersebut.
Oleh karena itu, Xue Jiao tidak ingin menjadi iblis dan tubuh Cheng Shuo juga dalam keadaan yang sangat bagus. Diberi kesempatan untuk memilih, Cheng Ming Ze dengan tegas akan mati-matian pergi ke jalan lain.
[Lin Zhi Hua: Benar, itu lebih berharga dari segalanya.]
Seteleha Lin Zhi Hua menuliskan kata-kata ini, dia menutup matanya.
Oleh karena itu, Jiao Jiao, tetaplah berada di sisiku, itu jauh lebih berharga daripada aku yang duduk di bawah komando perusahaan Lin.
Dibandingkan dengan perusahaan Lin, kau jauh lebih… menarik.
Kau lebih berharga daripada perusahaan Lin.
Xue Jiao tiba-tiba dengan semangat menulis——
[Aku juga ingin mewujudkan impianku! Aku ingin belajar di universitas terbaik! Aku ingin menjadi ahli Matematika yang baik!]
Lin Zhi Hua tersenyum dan mengetik——
[Lin Zhi Hua: Mimpi adalah jalan untuk menuju masa depan, minat adalah energi yang mendukungmu untuk tetap melangkah.]
Pada suatu malam di tahun ketiga SMA-nya, Cheng Ming Ze memilih untuk mengambil jalan lain.
Xue Jiao juga membuat keputusan yang akan mempengaruhi seluruh hidupnya.
Dia juga tidak memilih jalan lain dan dia tidak tahu apakah dia memilih jalan yang benar.
Tapi, bertahun-tahun kemudian, dia masih tetap bahagia dan dia akan membuat legendanya sendiri.
***
Hari Senin, pertemuan orang tua-guru.
“Jiao Jiao, apakah Ibu berpakaian bagus hari ini?” Li Si Tong mengenakan rok yang indah.
Xue Jiao: “Kelihatan bagus…”
Li Si Tong tersenyum, “Putri Ibu sangat luar biasa, Ibu tidak boleh mempermalukan putri Ibu sendiri!”
Xue Jiao tidak bisa berkata-kata, “Nilainya bahkan belum keluar! Bagaimana jika aku tidak mendapatkan peringkat pertama?”
“Itu tidak masalah. Bagaimanapun juga, kau masih berada di peringkat atas. Ibu akan tetap merasa senang tidak peduli apa pun hasil yang akan kau dapatkan!” Li Si Tong memoleskan lipstiknya dan mengikuti Cheng Shuo untuk berangkat ke SMA 7.
***
Di sisi lain.
Wu Wan Jun merendahkan suaranya, menarik Gu Shi Yun, dan berkata, “Bisakah hasil ujianmu melampaui Gu Xue Jiao kali ini? Ibu tidak tahu apa yang akan terjadi pada ayahmu hari ini. Dia pasti akan ikut menghadiri pertemuan orang tua ini. Jika hasilmu lebih buruk dari Gu Xue Jiao…”
Wu Wan Jun tidak melanjutkan kata-katanya lagi, tapi dia dan Gu Shi Yun sama-sama mengerti.
Gu Shi Yun menggertakkan giginya, “Aku telah membandingkan jawabannya, nilaiku pasti lebih tinggi dari sebelumnya!”
Wu Wan Jun menghembuskan napas dan juga ikut menggertakan giginya, “Kau harus menekan Gu Xue Jiao! Ibu tidak bisa membiarkan Li Si Tong menunggangi kepala Ibu.”