The Grand Princess - Chapter 46
“Bukannya kau keras kepala – kau hanya tidak cukup kuat.”
——————-
(T/N: Judul aslinya adalah 反骨 Fǎngǔ – mengacu pada tulang yang mencuat di bagian belakang kepala, dianggap sebagai tanda sifat pemberontak dianggap sebagai bagian dari sifat alami seseorang, terpatri dalam hingga ke tulang)
—–
Malam itu Li Rong tidur di Wisma Putri dan keesokan paginya menerima panggilan dari istana.
Dia sudah membuat persiapan sebelumnya. Begitu orang-orang dari istana tiba, dia pun langsung mengikuti para pelayan itu memasuki istana. Dalam hati dia tahu bahwa kemarin dirinya harus secara paksa ikut campur dengan rencana Permaisuri dan Selir Rou, jadi masalah ini tak mungkin bisa diakhiri begitu saja.
Di perjalanan, dia memikirkan tentang bagaimana harus menanggapi pertanyaan-pertanyaan sang Permaisuri, dan segera dia pun tiba di istana. Begitu Li Rong memasuki Istana Wei Yang, dilihatnya Li Chuan sedang berlutut di lantai dan sang Permaisuri duduk di tahtanya yang berada tinggi di atas sana, memegangi dahi seakan terkena sakit kepala lagi. Orang-orang di balairung istana itu sudah mengundurkan diri, hanya meninggalkan ibu dan anak tersebut, yang satu duduk dan yang lain berlutut di tengah balairung. Li Rong tersenyum ketika masuk dan melihat mereka berdua seperti itu: “Apa yang terjadi di sini? Pada kali terakhir aku datang kemari sudah seperti ini, dan yang kali ini juga tak ada bedanya. Apa kalian berdua bertengkar lagi?”
“Kau masih berani bicara?!” Shangguan Yue mendengar suara Li Rong dan berseru keras: “Berlutut!”
Kalau Li Rong masih muda, dia akan sudah mulai panik sejak awal begitu mendengar Shangguan Yue marah seperti ini, namun untungnya, temperamennya sudah menjadi temperamen dari seseorang yang berusia lima puluh tahun, jadi dia pun berlutut dengan tenang dan bertanya seraya tersenyum: “Apa yang telah membuat Ibunda begitu marah hari ini?”
Shangguan Yue mendengar Li Rong pura-pura tak tahu apa-apa seakan tak mengerti satu hal pun. Didongakkannya kepala dengan sorot mata dingin, menatap Li Rong dengan pelototan tajam: “Aku dan kau adalah ibu dan anak. Apa kau harus terus pura-pura seperti ini?”
LI Rong melihat ekspresi dingin Shangguan Yue dan kemudian juga menyingkirkan senyumannya.
“Apa niatmu semalam?”
“Seharusnya sayalah yang menanyakan hal ini kepada Ibunda Permaisuri,” Li Rong berkata tenang, “Apa niat Ibunda Permaisuri?”
“Semua niat bengong sudah sangat jelas!” Shangguan Yue berseru: “Bengong ingin Shangguan Ya menjadi Putri Mahkota! Bengong sudah menyuruh Chuan’er agar memilih dupa Shangguan Ya, jadi kenapa kau malah melompat masuk ke dalam kekacauan ini secara membuta? Dia itu Putra Mahkota!” Shangguan Yue mengacungkan satu jari dan menuding pada Li Chuan, memelototi Li Rong seraya berseru marah, “Dia bersikap keras kepala, membuat dirinya sendiri menjadi olokan, jadi apa kau berniat mengikuti contohnya dan membuat dirimu sendiri menjadi bahan olokan juga?!”
“Ini adalah kesalahan erchen,” Li Chuan mendengar Shangguan Yue menghardik Li Rong dan langsung berkowtow di lantai lalu buru-buru berkata: “Jiejie tidak ada hubungannya dengan semua ini. Erchen sudah bilang kalau erchen-lah yang meminta bantuan pada jiejie. Harap Ibunda Permaisuri meredakan amarah Anda.”
Li Rong mendengarnya dan mengerti. Li Chuan ingin mengambil tanggung jawab atas semuanya dan berkata bahwa semua yang telah terjadi semalam merupakan sesuatu yang pemuda itu minta kepadanya.
Shangguan Yue menjadi lebih marah lagi ketika mendengar hal ini. Dia langsung berdiri dan berjalan mondar-mandir di atas panggung tinggi, menghardik seraya berjalan: “Kesempatan yang begitu besar semalam tapi malah disia-siakan seperti ini gara-gara kalian! Kalian gila atau memang masih sebodoh itu> Ayahanda Kaisar kalian telah berjaga atas pernikahanmu dengan A-ya. Kami semua sudah mempersiapkannya semalam. Asalkan kau memilih cendana milik A-ya, pamanmu akan menyuruh seseorang agar maju dan memaksakan dekrit pernikahan pada saat itu juga, jadi untuk apa kau memilih dupa milik jiejie-mu? Apa kau tahu seberapa besar upaya yang dibutuhkan untuk mendapatkan kesempatan lain seperti ini lagi?!”
“Ini adalah kesalahan erchen. Harap Ibunda Permaisuri meredakan amarah.” Li Chuan terus-terusan mengulang dengan nada datar seraya berlutut di lantai, tak kunjung bangun juga.
Li Rong mengamati ketika Shangguan Ya menjadi semakin marah di atas panggung tinggi, dan tiba-tiba, suatu rasa dipermalukan yang tak terucapkan melanda di dalam hatinya. Entah kenapa, bahkan meski orang ini adalah ibunya, tetapi ketika Li Rong melihat Li Chuan berlutut membisu dan menerima hukuman seperti saat ini, dia merasa kasihan dan menyesalkan.
“Sebenarnya apa yang kalian berdua pikirkan? Kau menolak bekerjasama dengan Keluarga Yang, dan itu bukan masalah, tapi sekarang ini adalah Keluarga Shangguan; apa kalian juga berniat melepaskan mereka? Mengikat klan lewat pernikahan bukanlah urusan sepele, dan kalau kau tak menikahi Ya’er, bagaimana bisa pamanmu memercayaimu?”
“Jadi paman takkan memercayai kita hanya karena tidak menikahi seorang wanita?”
Tiba-tiba Li Rong angkat bicara. Shangguan Yue dan Li Chuan sama-sama tertegun. Li Chuan menatap nanar pada Li Rong lalu bertanya dengan suara keheranan: “Jie?”
“Kesalahan apa yang telah Chuan’er lakukan?” Li Rong menatap Shangguan Yue seraya berkata tenang, “Keluarga Shangguan telah menaikkan permaisuri selama tiga generasi. Dan sekarang, apa Ibunda masih tak tahu dari mana asal konflik antara Ayahanda Kaisar dan kita?!”
“Itulah sebabnya kita harus menjadi semakin dekat!” Shangguan Yue mencondongkan tubuh ke depan seraya menatap tajam pada Li Rong: “Apa kau pikir masih ada jalan keluar bagi Chuan’er? Dia adalah keturunan dari Keluarga Shangguan, dia sudah ditakdirkan untuk tidak punya jalan keluar dari hal ini!”
“Karena kita sudah ditakdirkan untuk mati bersama-sama, bagaimanapun juga kita harus bergantung pada Keluarga Shangguan, jadi lantas apa yang perlu dicemaskan oleh paman? Apa gunanya memaksa mereka bersama dalam ikatan pernikahan? Apa arti dari hal ini?”
Kata-kata ini membuat Shangguan Yue tertegun. Li Rong menatapnya dan berkata tenang, “Ibunda Permaisuri, kebenarannya adalah, kita semua tahu bahwa yang paman inginkan bukanlah gelar Putri Mahkota melainkan gelar Permaisuri. Hal ini adalah supaya pada setiap generasi, separuh dari garis keturunan Klan Li tetap bersama dengan keluarga Shangguan. Ibunda sudah berasal dari Keluarga Shangguan, jadi yang Paman inginkan adalah Chuan’er memberikan janjinya atas masa yang akan datang.”
“Tapi tanah ini adalah milik Klan Li,” Li Rong menatap Shangguan Yue dengan penuh kesungguhan, “Sudah waktunya bagi Keluarga Shangguan untuk mundur.”
“Apa katamu?” Shangguan Yue menatap tak percaya pada Li Rong, “Katakan lagi?”
“Ananda bilang,” Li Rong meninggikan suaranya, “Kalau Keluarga Shangguan masih ingin berjaya, mereka harus mundur!”
Balairung istana itu tiba-tiba menjadi sunyi. Shangguan Yue menatap nanar pada Li Rong ketika Li Rong bangkit berdiri dengan ekspresi tenang tanpa tergesa: “Ketika wadah dipenuhi air hingga ke tepian, maka akan meluap, dan merosotnya kemakmuran takkan terhindarkan.”
Ditatapnya Shangguan Yue dengan ekspresi tak tergoyahkan: “Ibunda Permaisuri, Ayahanda Kaisar takkan membiarkan Shangguan Ya menjadi Putri Mahkota Chuan’er. Hari ketika Shangguan Ya menjadi Putri Mahkota Chuan’er adalah hari ketika Ayahanda Kaisar takkan pernah mengizinkan Chuan’er naik tahta karena Beliau tak bisa menoleransi fakta bahwa Kaisar berikutnya tetap akan memiliki Permaisuri dari Klan Shangguan.”
“Biarkan Klan Shangguan perlahan-lahan meninggalkan Ibu Kota kekaisaran, Ibunda Permaisuri,” Li Rong berkata dengan suara lirih, “Ini akan menjadi yang terbaik bagi kepentingan semua orang.”
Dengan pikiran kosong Shangguan Yue berdiri di atas panggung tinggi sementara Li Rong berpaling untuk menatap Li Chuan dan berkata dengan nada lembut: “Berdirilah, kita pergi.”
Li Chuan menatap Shangguan Yue. Li Rong melihatnya ragu-ragu dan berseru: “Berdiri!”
Li Chuan buru-buru berdiri setelah Li Rong berteriak. Li Rong mengangguk samar pada Shangguan Yue, kemudian berkata, “Ibunda Permaisuri, kami akan pergi lebih dulu.”
Setelah berkata demikian, Li Rong membawa Li Chuan keluar dari balairung.
Kesadaran Li Chuan masih belum pulih bahkan setelah meninggalkan Istana Wei Yang. Barulah hingga dia berjalan cukup jauh Li Chuan tiba-tiba bereaksi dan berkata girang: “Jie, barusan tadi kau luar biasa!”
Li Rong memelototinya dan mengetuk puncak kepala pemuda itu dengan kipasnya: “Payah kau.”
Li Chuan telah diketuk kepalanya, tetapi dia masih segirang sebelumnya. Dikejarnya Li Rong dan berjalan di sisinya. Meski dia berusaha sebaik mungkin untuk mengendalikan diri, kegembiraannya masih bisa terdengar dalam suaranya: “Aku tak pernah benar-benar menyangka A-jie akan bicara seperti itu. Aku selalu berpikir kalau A-jie juga akan merasa kalau aku salah, dan kemudian datang untuk membujukku atas nama Ibunda Permaisuri.”
Ketika Li Rong dan Li Chuan berjalan melintasi kebun istana, Li Rong agak melamun ketika mendengar perkataan Li Chuan.
Sebenarnya, di kehidupan sebelumnya, Li Chuan menikahi Shangguan Ya dan empat orang Selir Samping adalah karena Li Rong memang telah membujuknya.
Pada saat itu, Li Rong merasa kalau Li Chuan terlalu keras kepala, tetapi kini ketika dia memikirkannya, dia merasa bahwa dirinyalah yang naif.
Tak ada seorang pun yang bersedia memberikan dukungan dan semua yang ada pada diri mereka hanya karena sebuah pernikahan.
Hal baik di antara Qin dan Jin* hanya muncul dari motif-motif tersembunyi. Akan tetapi, dalam konflik kepentingan, seberapa besar nilai seorang wanita?
(T/N: Hal baik antara Qin dan Jin mengacu pada pernikahan dua keluarga, berawal dari aliansi pernikahan antara Qin dan Jin pada periode Musim Semi dan Musim Gugur. Duke Mu dari Qin dan Duke Hui dari Jin memiliki ambisi politis dan ingin bekerjasama, tetapi Duke Hui berkali-kali gagal memenuhi janjinya. Duke Mu masih membantu putra Duke Hui naik tahta dan menikahkan putrinya pada putra Duke Hui. Kabarnya, kemurahan hati Duke Mu-lah yang membuat aliansi pernikahannya berhasil.)
Tak peduli apakah Li Chuan menikahi seseorang dari Keluarga Shangguan atau tidak, asalkan kepentingan dalam hati mereka tetap sama, Keluarga Shangguan pasti akan terikat dengan Li Chuan.
Bisa dibilang, menikah dengan Klan Shangguan memiliki ratusan kerugian namun tak ada keuntungan bagi Li Chuan.
Hanya saja karena dahulu, Keluarga Shangguan memanfaatkan mereka karena mereka masih muda dan mengancam untuk tidak mendukung Li Chuan. Akan tetapi, pada waktu itu, Li Rong masih belum bisa melihat niat sebenarnya dari faksi-faksi yang ada di mahkamah kekaisaran, dan karenanya dia telah dimanipulasi dalam telapak tangan orang lain.
Sepanjang waktu, benak Li Rong campur aduk. Li Chuan berjalan di sisinya seraya mengoceh tak jelas tentang situasi semalam. Setelah bicara cukup lama, dengan hati-hati Li Chuan bertanya: “Jie, kenapa tiba-tiba A-jie membantuku?”
“Bukankah selama ini aku telah membantumu?”
“Bukan bantuan yang seperti ini,” sejenak Li Chuan memikirkannya sebelum berusaha menggambarkannya, “hanya saja tiba-tiba sepertinya A-jie bisa memahami isi pikiranku. Dulu A-jie jelas takkan membantuku dengan hal-hal ini. Alih-alih, A-jie akan sudah berada di pihak Ibunda Permaisuri dan mempersulitku.”
“Aku mempersulitmu, dan kau menerimanya begitu saja?”
Li Chuan tak bersuara setelah mendengar perkataan ini. Li Rong menyadari kebisuannya dan menoleh untuk melihat Li Chuan sedang menundukkan kepala, seakan merasa sedikit bersalah.
“Kenapa kau tak bilang apa-apa?”
“Sebenarnya, memang benar kalau aku hanya bersikap keras kepala,” Li Chuan tersenyum pahit, “A-jie tak bisa memilih siapa yang A-jie nikahi, jadi bagaimana bisa aku meminta keistimewaan semacam itu? Sudahlah, lebih baik tak membicarakannya lagi. Aku hanya benar-benar senang karena A-jie bisa membantuku. Saat A-jie ada waktu, bagaimana kalau membiarkanku mengundang A-jie untuk makan bersama?”
Li Rong menundukkan kepalanya dan tertawa ketika mendengar hal ini. Mereka berhenti di depan paviliun tepi air, dan Li Rong terpikirkan sesuatu lalu perlahan mulai berkata: “Chuan’er, sebenarnya, bukannya kau keras kepala – hanya saja kau belum cukup kuat.”
Li Chuan menoleh untuk menatap Li Rong, dan dengan tenang Li Rong berkata, “Orang hanya punya hak untuk memilih ketika mereka cukup kuat dan memiliki kekuatan untuk memilih. Aku akan selalu mendukungmu dalam hak ini selama kau mampu melakukannya.”
“Jadi,” Li Chuan menatap Li Rong, “Kalau aku mampu melakukannya dan tidak mencelakai yang tidak bersalah, maka jiejie takkan berpikir kalau aku berada di pihak yang salah, kan?”
“Asalkan kau berpikir kalau dirimu benar,” Li Rong mengalihkan tatapannya dan memandang Li Chuan seraya tersenyum, “Bahkan meski aku beranggapan kau salah, hal itu takkan menjadi masalah karena aku tidak selalu benar.”
“Bagaimana kalau pemikiranku berbeda dari pemikiran A-jie?” Li Chuan bertanya dengan sikap serius dengan setitik kepanikan di matanya.
Li Rong menatap pemuda di hadapannya. Samar-samar dia bisa melihat bayangan Li Chuan di masa depan dalam dirinya.
Tiba-tiba dia menyadari betapa Li Chuan pada waktu itu telah berjuang untuk melangkah di jalan yang sepi seorang diri.
Ayahandanya membenci dirinya, ibundanya memanfaatkannya, dan kakaknya juga berdiri di pihak berlawanan dengan dirinya, tak pernah mendukungnya, apalagi berusaha memahaminya.
Dalam diam Li Rong mengamati Li Chuan untuk waktu lama sebelum perlahan berkata: “Bahkan meski tiba saatnya ketika pemikiran-pemikiranmu berbeda dariku, kau tetap akan menjadi adikku.”
“Aku takkan pernah meninggalkanmu.”
Ketika Li Chuan mendengar kata-kata ini dari Li Rong, dia mendapati kalau entah kenapa matanya telah memerah.
Li Chuan menyadari kalau dirinya telah kehilangan ketenangan, jadi dia menundukkan kepala dan tersenyum, tampak agak malu ketika berkata dengan suara parau: “Maafkan aku, Jie. Aku agak… aku agak…. Aku hanya berpikir kalau A-jie terlalu baik kepadaku, maafkan aku karena tak bisa melindungimu.” Li Chuan terdiam, dan beberapa saat kemudian, dia menceplos, “Maafkan aku.”
Saat dirinya masih kecil, dia mencemaskan tentang pernikahan Li Rong dan mendedikasikan hati dan pikirannya untuk menetapkan kedamaian di masa mendatang pada keempat sisi. Namun sebelum dia punya kesempatan untuk tumbuh dewasa, kakaknya sudah dipaksa untuk juga menikahi seseorang yang tidak dicintainya.
Li Rong mendengar rasa bersalah dalam kata-kata Li Chuan dan terdiam. Beberapa saat kemudian, dia berkata ragu: “Sebenarnya… Pei Wenxuan sebenarnya lumayan baik.”
“Kau tak perlu mencemaskan aku,” Li Rong tersenyum, “Aku bisa menikah dengan baik.”
Li Chuan tertawa lantang: “Aku bisa melihatnya.”
Li Rong menaikkan sebelah alisnya: “Eh?”
“Menurutku sejak A-jie menikah,” Li Chuan menatapnya, “Sepertinya akhir-akhir ini A-jie jadi lebih banyak tersenyum.”
Li Rong agak terperangah, namun tepat pada saat ini, seorang pelayan datang berlari-lari menyusuri jalan kecil dan dengan penuh hormat berkata: “Yang Mulia Tuan Putri, Fuma sedang menunggu Anda di depan gerbang, berkata bahwa dia datang untuk menjemput Anda pulang.”
“Dia sedang berusaha membuat masalah, ya?” Mendengar hal ini, Li Chuan langsung berkata, “Memangnya aku takkan mengantar A-jie-ku pulang? Suruh dia minggat saja!”
“Yang Mulia,” suara Pei Wenxuan terdengar tidak jauh dari situ, “Yang Mulia sibuk dengan banyak urusan, kami tak berani merepotkan Yang Mulia.”
“Gu sibuk, tapi kau tidak sibuk? Bukankah kau punya agak terlalu banyak waktu? Kalau kau punya waktu, maka datang dan bicara pada Gu, Gu punya banyak hal yang perlu kau kerjakan!”
Li Rong tak bisa menahan tawanya ketika mendengar hardikan Li Chuan, namun Pei Wenxuan tersenyum tanpa berkata sepatah pun, kemudian menoleh untuk menatap Li Rong dan menjelaskan: “Barusan tadi, di mahkamah kekaisaran, saya mendengar kalau Anda ada di istana, jadi saya ingin datang menjemput Anda dan pulang bersama-sama.”
“Baiklah,” Li Rong mengangguk, kemudian berpaling pada Li Chuan dan berkata, “Sekarang kami akan pergi dulu. Kau bisa mengantarku lain kali.”
“Jie, beri tahu aku saat A-jie ada waktu,” Li Chuan buru-buru berkata, “aku akan mengajak A-jie makan di restoran.”
Li Rong berbalik dan balas melambaikan tangan pada Li Chuan: “Kapan saja.”
Mereka berdua berjalan bersama-sama keluar dari gerbang istana. Li Chuan memandangi sosok mereka yang semakin menjauh, dan beberapa saat kemudian, dia tak bisa menahan senyumannya.
Pada saat ini, Shangguan Yue telah menangis selama beberapa saat di Istana Wei Yang.
Pada akhirnya dia bisa tenang, dan dayang senior Cui Yu, yang melayaninya, memberitahunya dengan suara lirih, “Anda jangan terlalu bersedih. Kini Putri dan Putra Mahkota sudah dewasa, dan kebetulan ini juga merupakan puncak dari masa muda mereka. Jangan risaukan mereka, akan tiba hari ketika mereka bisa menyadari jerih payah Anda.”
“Rong’er boleh bersikap seperti ini,” Shangguan Yue menangis, “Dia toh sudah menikah dan hampir tak ada pengaruhnya dengan istana, tapi kalau Chuan’er juga seperti ini, kau ingin aku bilang apa pada kakakku?”
“Niangniang, harap jangan terlalu memikirkannya. Yang Mulia Putra Mahkota selalu berbakti, jadi pasti ada alasan lain yang membuat Beliau tiba-tiba menjadi begitu memberontak.”
Kata-kata ini sepertinya telah menyadarkan Shangguan Yue. Tiba-tiba dia bereaksi dan bertanya, “Kenapa dia begitu menentang pernikahan ini? Mungkinkah sudah ada seseorang di dalam hatinya?”
Cui Yu membawakan teh dari samping dan berkata penuh hormat: “Yang Mulia Putra Mahkota sudah bukan anak kecil lagi. Akan ada orang-orang di sekitarnya yang mencampuradukkan banyak hal, jadi tidak mustahil bagi orang lain untuk menyesatkannya.”
Shangguan Yue terus mempertimbangkannya. Sesaat kemudian, dia langsung berkata: “Suruh orang pergi dan memeriksa apakah akhir-akhir ini ada wanita-wanita mencurigakan di sekitar Putra Mahkota. Dia pergi ke mana saja, melakukan apa saja, dan bertemu dengan siapa saja – pasang orang di sekitarnya dan melapor padaku!”