The Best Of You - Chapter 40
Sun Tiantian keluar sambil membawa kue, Shen Nianshen berdiri menunggunya di depan gang.
“Ah Nian!” Sun Tiantian berteriak dengan gembira, berlari menghampiri Shen Nianshen.
“Pelan-pelan.” Shen Nianshen menatap Sun Tiantian, tanpa sadar ada senyum yang terbit di matanya. Dia berjalan beberapa langkah untuk menjemputnya.
Sun Tiantian yang melihat Shen Nianshen mendekat kemari, berlari kecil beberapa langkah dan melemparkan diri ke dalam pelukan pemuda itu.
“Pelan-pelan.” Shen Nianshen tertawa pelan, merentangkan tangannya untuk memeluk Sun Tiantian.
Sun Tiantian terkekeh dan mengangkat kepalanya, “Kita mau main ke mana?”
Shen Nianshen menatapnya dan bertanya, “Taman bermain?”
Sun Tiantian sudah lama sekali tidak ke taman bermain, terakhir kali sepertinya saat liburan musim panas SMA 2.
Mereka naik MRT selama satu jam untuk sampai di Happy Valley.
Karena sedang liburan musim dingin, taman bermain sangat ramai.
Shen Nianshen sudah membeli tiket secara online sebelumnya, mereka langsung masuk setelah proses verifikasi. Tapi hampir semua permainan di dalam mengharuskan mereka untuk antri.
Sun Tiantian melirik kerumunan di depannya dan berkata pada Shen Nianshen, “Sepertinya hari ini kita akan menghabiskan sebagian waktu kita untuk mengantre.”
Shen Nianshen, “Kamu mau main ini? Kalau tidak ingin antre, kita naik yang lain juga tidak apa-apa.”
“Mauuu!” Sun Tiantian tersenyum senang dan memeluk lengan Shen Nianshen, menempelkan kepalanya di pundak pemuda itu, “bersama denganmu, antre pun aku senang.”
Shen Nianshen tersenyum dan mengusap kepalanya, “Kalau begitu, kita main yang mana dulu?”
Sun Tiantian mendongak dan melihat ke sekeliling, kemudian menunjuk ke arah depan, “Kita naik roller coaster dulu, sudah lama aku tidak main itu.”
“Oke.”
Banyak orang yang bermain roller coaster, antrean-nya sangat panjang. Sun Tiantian menggandeng tangan Shen Nianshen untuk mengantre di belakang.
Karena waktu antrean yang panjang, Sun Tiantian dan Shen Nianshen pun mengobrol.
Sun Tiantian yang teringat kalau sebentar lagi akan pulang ke kampung halamannya, merasa sedikit tidak rela, “Beberapa hari lagi, aku mungkin akan kembali ke kampung halaman untuk merayakan tahun baru.”
Shen Nianshen sedikit tertegun dan bertanya, “Kapan pulang?”
Sun Tiantian menjawab, “Kakekku ada di kampung halaman, mungkin harus menghabiskan malam tahun baru di sana.”
Kakeknya sudah tua, memiliki kasih sayang yang besar terhadap kampung halamannya. Beberapa tahun terakhir ini, dia sudah tidak bersedia meninggalkan kampung halamannya. Jadi setiap Tahun Baru Imlek, mereka-mereka yang junior inilah yang pulang ke kampung halaman untuk menemani sang kakek.
Shen Nianshen mengangguk, “Aku tahu, bersenang-senanglah saat pulang nanti.”
Sun Tiantian mengerutkan bibirnya dan membenamkan kepalanya di bahu Shen Nianshen, “Tapi aku ingin bersama denganmu.”
Shen Nianshen tersenyum, menunduk dan menatapnya, “Ke depannya masih banyak kesempatan.”
“Bagaimana denganmu? Kamu juga kembali ke kampung halaman saat tahun baru nanti?” Sun Tiantian mengangkat kepalanya dan menatap Shen Nianshen.
Setelah terdiam lama, Shen Nianshen merasa tenggorokannya kering dan menggeleng, “Tidak, aku tidak punya kampung halaman.”
Kampung halaman Shen Nianshen berada di sebuah kabupaten kecil di kota ini. Semua kenangan masa kecilnya yang tidak ingin dia ingat lagi, ada di sana. Demi melarikan diri dari lingkungan itu, saat ujian SMP, dia diterima di SMP nomor satu di kota dengan peringkat satu se-nasional. Nenek membawanya untuk tinggal di kota dan tidak pernah kembali ke sana lagi.
Setelah masuk SMP, kehidupannya berangsur-angsur berada di jalur yang benar. Tidak ada orang yang tahu-menahu tentang masa lalunya dan merendahkan dia. Dia mulai memiliki teman dan kehidupan yang normal.
Adapun kabupaten kecil itu, dia tidak akan pernah kembali ke sana seumur hidupnya.
Sun Tiantian berkata, “Setelah selesai tahun baruan, aku akan pulang untuk menemuimu.”
Shen Nianshen tersenyum dan mengusap kepalanya, suaranya sangat lembut, “Aku tunggu.”
Sun Tiantian memeluk lengan Shen Nianshen dengan senang, menyandarkan kepalanya di pundak pemuda itu.
Barisan perlahan bergerak maju, Sun Tiantian melihat seorang anak kecil yang makan es krim di depannya dan berkata sambil mendongak pada Shen Nianshen, “Ah Nian, aku juga ingin makan es krim.”
Shen Nianshen, “Makan es krim di musim dingin begini?”
Sun Tiantian mengangguk, “Musim dingin juga bisa makan es krim.”Dia menunjuk gadis kecil di depannya, “aku ingin makan es krim cone itu.”
Shen Nianshen menjawab tanpa berpikir, “Tidak boleh.”
Sun Tiantian, “…”
Shen Nianshen menyentuh wajah Sun Tiantian dan membujuknya dengan lembut, “Sedang sangat dingin. Jangan makan.”
Sun Tiantian menggoyangkan lengan Shen Nianshen dengan lembut, menatapnya dengan mata memelas dan suaranya terdengar manja, “Aku makan satu saja. Makan satu saja boleh, kan?”
Shen Nianshen menatapnya dan menolak tegas, “Tidak boleh, setengah pun tidak boleh.”
Sun Tiantian, “…”
Sun Tiantian tidak bisa menang melawan Shen Nianshen. Dia melepaskan tangan Shen Nianshen dan memalingkan kepalanya, mengacuhkan Shen Nianshen.
Shen Nianshen menarik tangannya, “Kamu marah?”
Sun Tiantian menarik kembali tangannya, memasukkan ke dalam saku mantelnya dan mendengus kesal.
Shen Nianshen tidak berdaya, mengusap kepalanya Sun Tiantian, “Sun Tiantian, kamu seperti anak kecil.”
Lalu dia berkata, “Tunggu aku sebentar.”
Setelah bicara, dia berbalik dan pergi.
Sun Tiantian tercengang, menoleh dan melihat Shen Nianshen berjalan ke arah kerumunan, berbelok di sudut dan langsung hilang.
Sun Tiantian buru-buru menelepon Shen Nianshen dan telepon tersambung dengan cepat. Dia buru-buru bertanya, “Ah Nian, kamu ke mana?”
Shen Nianshen berkata, “Tunggu sebentar, aku segera kembali.”
Setelah menunggu sekitar sepuluh menit, Shen Nianshen akhirnya kembali.
Dia memegang sebuah permen kapas yang sangat besar, “Makan ini saja, jangan makan es krim. Oke?”
Sun Tiantian tertegun, matanya terbelalak dan menatap kosong pada Shen Nianshen.
Shen Nianshen melihat Sun Tiantian yang tidak bicara atau bergerak, bertanya padanya, “Tidak suka?”
Sun Tiantian buru-buru menggelengkan kepalanya dan mengambil alih permen kapas itu, “Suka, suka sekali!”
Sun Tiantian memegang permen kapas di satu tangan dan tangan lainnya memeluk erat Shen Nianshen. Kepalanya terbenam di dada Shen Nianshen untuk beberapa saat sebelum dia mendongak sambil tersenyum senang, “Shen Nianshen, kamu sangat baik.”
Shen Nianshen tersenyum dan mencubit hidung Sun Tiantian.
Sun Tiantian keluar dari pelukan Shen Nianshen, memegang permen kapas di satu tangan dan lengan Shen Nianshen di tangan lainnya.
Permen kapas itu meleleh di mulutnya, manisnya sampai ke hati.
Sun Tiantian menatap Shen Nianshen dan tiba-tiba berkata, “Ah Nian, apa kita akan bersama selamanya?”
Shen Nianshen tertegun, “Kenapa tiba-tiba menanyakan ini?”
Sun Tiantian menjawab, “Kurasa diriku ini terlalu menyukaimu. Kalau suatu hari kamu tidak menginginkan aku lagi, aku pasti akan menangis sampai mati.”
Shen Nianshen menatap Sun Tiantian dalam-dalam. Setelah beberapa saat, dia mengusap kepala Sun Tiantian sambil berkata, “Jangan pikir aneh-aneh, tidak akan ada hari itu.”
Barulah Sun Tiantian tersenyum, “Ah Nian memang yang terbaik.”
Shen Nianshen tersenyum, mengangkat tangannya untuk membantu Sun Tiantian menyeka noda gula di wajahnya, “Kucing kecil, makan sampai wajahnya pun kena.”
Sun Tiantian menyentuh pipinya dan terkekeh, “Permen kapas ini terlalu besar.”
Setelah Sun Tiantian menghabiskan permen kapasnya, tak beberapa saat pun sampai pada antrean mereka.
Shen Nianshen memasukkan kue dan tas Sun Tiantian ke lemari penyimpanan di samping untuk disimpan.
Saat dia kembali, Sun Tiantian sudah duduk di atas wahana dan staf bertugas sedang membantunya memasang peralatan keselamatan.
Sun Tiantian sudah lama tidak naik ini, dia sangat antusias. Melihat Shen Nianshen kembali, dia melambai padanya, “Ah Nian, di sini!”
Shen Nianshen berjalan ke sana dan duduk di samping Sun Tiantian, segera memasang peralatan pengamannya.
Sebelum roller coaster dimulai, Sun Tiantian merasa antusias dan juga takut. Dia memegang erat tangan Shen Nianshen.
Shen Nianshen menatapnya sambil tersenyum, “Takut?”
Sun Tiantian mengangkat kepalanya, “Tidak takut!”
Shen Nianshen tersenyum dan menatapnya dengan curiga, “Yakin?”
Sun Tiantian mengangguk, “Aku tidak takut.”
Akhirnya, seseorang yang mengangkat kepalanya dan berkata kalau dia tidak takut, sepanjang permainan berlangsung terus menjerit dengan keras. Sampai wahana itu berhenti, tubuhnya masih bergetar.
Shen Nianshen menahan tawanya, membungkuk untuk melepaskan sabuk pengaman Sun Tiantian. Dia merasakan tangan gadis itu sedang gemetaran. Suara Shen Nianshen tidak bisa menyembunyikan tawanya, “Jangan takut, sudah selesai.”
Setelah selesai melepaskan sabuk pengaman, dia menggandeng Sun Tiantian untuk turun dari tempat duduknya.
Wajah Sun Tiantian masih sedikit pucat. Sun Tiantian membantunya merapikan rambutnya yang berantakan tertiup angin, bertanya sambil tersenyum, “Bagaimana rasanya?”
Sun Tiantian menepuk dadanya dan matanya berputar-putar, “Jantungku berdetak sangat cepat.”
Shen Nianshen tertawa terbahak-bahak, “Katanya tidak takut?”
Sun Tiantian, “…bagaimana denganmu? Bagaimana perasaanmu?”
Shen Nianshen mengusap telinganya, “Gendang telingaku hampir pecah karena teriakan seorang gadis manis.”
“……” Sun Tiantian tertegun, seketika tidak bisa menahan tawanya. Dia meninju Shen Nianshen dengan tinjunya, “Kamu jahat, menertawakan aku.”
Shen Nianshen menangkap tangan Sun Tiantian tepat waktu dan memasukkan tangan itu ke saku jaketnya. Dia tersenyum sambil berkata, “Setelah ini kita main apa?”
Sun Tiantian sudah ketakutan dengan roller coaster tadi. Setelah berpikir sejenak, dia berkata, “Kita main bumper car.”
Bumper car tidak menakutkan.
“Oke.”
Sun Tiantian dan Shen Nianshen bermain di Happy Valley hingga pukul tujuh malam.
Shen Nianshen bertanya Sun Tiantian ingin makan apa, Sun Tiantian berkata, “Makan kue saja. Aku membuat kue yang sangat besar. Setelah makan, pasti sudah kenyang.”
Dia melihat sekeliling dan matanya tiba-tiba berbinar, “Seingatku di depan sana ada bioskop mobil. Ayo kita ke sana, menonton film sambil makan kue.”
“Oke.”
Bioskop mobil tidak jauh dari Happy Valley, hanya sepuluh menit berjalan kaki.
Sun Tiantian dan Shen Nianshen mencari sebuah mobil dan duduk di dalamnya, di layar film sedang diputar film romansa Amerika.
Setelah tertiup angin dingin di luar, rasanya kembali hangat setelah masuk ke dalam mobil.
“Ah Nian, cepat tutup pintunya.”
Shen Nianshen menutup pintu.
Sun Tiantian meletakkan kue di pangkuannya, membuka pita ikatannya dan membuka tutupnya.
“Ah Nian, punya korek api?”
“Ada.” Shen Nianshen mengeluarkan korek api dan menghidupkannya, cahaya redup pun menyala di dalam mobil.
Sun Tiantian tersenyum kecil dan menyerahkan kue itu ke hadapan Shen Nianshen, “Ini buatanku, bagus tidak?”
Dengan disinari cahaya korek api, tatapan Shen Nianshen tertuju ada gambar dua sosok kecil yang sedang berciuman di kue.
Di sisi dua sosok kecil itu juga ada beberapa kata yang tertulis.
Di sisi sosok pria tertulis “Ah Nian”, di sisi sosok wanita tertulis “Imutnya Ah Nian”
Shen Nianshen seketika tertawa, “Kamu membuat kue pengantin?”
Sun Tiantian menutup mulutnya dan tertawa, “Anggap saja iya.” Dia mendongak dan menatap Shen Nianshen dengan mata berbinar, “kamu suka?”
Shen Nianshen balas menatap Sun Tiantian, “Sangat suka.”
Sun Tiantian sangat senang dan berkata, “Ambilkan lilin dari dalam tasku.”
Shen Nianshen mematikan korek api, membuka tas Sun Tiantian dan mengeluarkan sekotak lilin, “Kapan beli?”
Sun Tiantian menjawab, “Tadi pagi saat baru berangkat.”
Sun Tiantian mengambil alih lilinnya, menancapkan satu per satu ke atas kuenya dengan menggunakan cahaya dari layar film.
“Ah Nian, korek apinya sini.”
“Aku saja.”
“Aku saja.” Sun Tiantian mengambil korek api Shen Nianshen dan berkata, “kamu ini yang ulang tahun, tinggal tunggu makan kue saja.”
Sun Tiantian menyalakan korek api, menyalakan lilinnya satu per satu dan mobil pun menjadi terang dengan cahaya lilin yang bergoyang di udara.
Sun Tiantian menyodorkan kue itu ke hadapan Shen Nianshen dengan hati-hati, tersenyum manis padanya, “Ah Nian, selamat ulang tahun. Buat permintaan.”
Shen Nianshen tidak pernah melewatkan ulang tahun. Dia melihat cahaya lilin di hadapannya, melihat sosok yang berciuman di atas kue, melihat senyum cerah Sun Tiantian. Seketika, ada rasa hangat yang merasuk dalam hatinya, membuat seluruh hatinya bagaikan meleleh.
Matanya melihat Sun Tiantian tanpa berpindah, tidak berkata-kata untuk waktu yang lama.
Sun Tiantian mendesaknya, “Ah Nian, cepat buat permintaan.”
Tenggorokan Shen Nianshen sedikit tercekat dan mengangguk, “Oke.”
Shen Nianshen menundukkan kepala, memejamkan matanya dan membuat permintaan yang sangat tulus.
Berharap bisa bersama dengan Sun Tiantian selamanya.
Sejak kecil, dia tidak pernah meminta apa pun kepada Tuhan. Hanya sekali ini saja, dia berharap Tuhan bisa mengabulkannya.
Dia meniup lilinnya dan mobil kembali menjadi gelap. Sun Tiantian menatap Shen Nianshen dengan mata berbinar dan bertanya dengan penasaran, “Ah Nian, apa permintaanmu?”
Shen Nianshen tersenyum dan berkata, “Tidak boleh dikatakan, nanti tidak manjur.”
Sun Tiantian mendengus, “Tidak mau katakan ya sudah.”
Di luar mobil, layar film sedang menampilkan adegan film romantis. Pemeran utama pria dan wanita sedang berciuman di tengah salju.
Lampu di layar masuk ke dalam mobil, Sun Tiantian menyerahkan kue kepada Shen Nianshen dan merogoh-rogoh cukup lama di dalam tasnya.
Shen Nianshen bertanya dengan suara rendah, “Kamu cari apa?”
“Pisau dan garpu. Seingatku, aku bawa.”
Setelah mencarinya cukup lama, akhirnya Sun Tiantian menemukannya di bagian dasar tas.
Sun Tiantian membuka pisau plastik yang digunakan untuk memotong kue, lalu memotong kue menjadi beberapa bagian. Dia memotong sambil bergumam pelan, “Aku harus hati-hati, jangan sampai gambar kita jadi terpotong.”
Shen Nianshen tidak bisa menahan tawanya, “Bukankah nanti juga harus dimakan?”
“Benar juga, sayang sekali.”Dia bertanya lagi, “menurutmu, kue buatanku ini bagaimana?”
Shen Nianshen: “Jujur?”
“Tentu saja.”
Shen Nianshen, “Hmm, agak jelek.”
“Tidak boleh makan kalau begitu!” Sun Tiantian mengambil kembali kue itu.
Shen Nianshen tertawa terbahak-bahak dan membungkuk untuk mengecup pipi Sun Tiantian, “Meski jelek, tapi aku sangat suka.”
Sun Tiantian mendongak dan tersenyum, “Kalau begitu, kamu habiskan ya.”
“Iya.”
Sun Tiantian menusuk sepotong kue dengan garpu dan menyuapkan pada mulut Shen Nianshen, “Aku suapi.”
Shen Nianshen membuka mulutnya untuk makan, menelan dan ekspresinya agak aneh.
Sun Tiantian sedikit gugup saat menatapnya, “Bagaimana? Enak?”
Shen Nianshen, “Sepertinya agak kemanisan.”
“Benarkah?” Sun Tiantian segera memakannya sesuap dan matanya terbelalak, “Benar juga. Sepertinya aku terlalu banyak memasukkan gula. Bagaimana ini?”
Shen Nianshen tersenyum, “Apanya bagaimana? Kue yang kamu buat untukku, tentu saja harus dihabiskan.”
Sambil bicara, Shen Nianshen mengambil alih kue itu dan makan dua suap lagi.
Sun Tiantian menatap Shen Nianshen makan kue buatannya, hatinya merasa senang dan puas. Dia mendekat ke sana dan memeluk lengan Shen Nianshen, meletakkan kepalanya di pundak Shen Nianshen dan berkata pelan, “Ah Nian. Ke depannya, setiap kamu ulang tahun, aku akan membuatkan kue untukmu.”
Shen Nianshen menunduk melihat Sun Tiantian, matanya memancarkan senyuman penuh kelembutan, “Oke.”
Sun Tiantian melihat kue yang Shen Nianshen letakkan di pangkuannya dan berkata, “Suapi aku juga.”
“Oke.” Shen Nianshen menusuk sepotong besar krim dengan garpu dan menyuapkan ke mulut Sun Tiantian.
Sun Tiantian membuka mulutnya dan ingin makan, tiba-tiba senyum jahil Shen Nianshen muncul dan dia sedikit menarik tangannya. Akhirnya krim kue itu pun mengenai wajah Sun Tiantian.
Sun Tiantian tertegun dan seketika membuka matanya.
Shen Nianshen melihat krim di wajah Sun Tiantian dan tertawa terbahak-bahak. Dia tertawa sambil mencari ponselnya, “Tunggu sebentar, aku mau foto kamu.”
Barulah kemudian Sun Tiantian tersadar, “Shen Nianshen, kamu jahat!”
Dia langsung mencolek krim dengan tangannya dan mengoleskan ke wajah Shen Nianshen.
Ruang di dalam mobil kecil, Shen Nianshen tidak bisa menghindarinya. Wajahnya pun dalam sekejap sudah terkena krim kue.
Sun Tiantian tertawa terbahak-bahak, tubuhnya sambil bergetar.
Shen Nianshen membalasnya dan kembali mengoleskan krim ke wajah Sun Tiantian.
Kedua orang itu melakukan ini untuk beberapa saat hingga wajah dan tangan mereka penuh dengan krim.
“Tidak mau main lagi, kamu curang.” Sun Tiantian duduk kembali ke posisinya dan mengeluarkan tisu basah dari tasnya.
Shen Nianshen meletakkan kue yang tersisa di dalam mobil, menyeka wajahnya dengan sederhana dan melihat Sun Tiantian di sampingnya.
Cahaya di mobil agak gelap, selain suara dari layar film, di sekeliling mereka sangat sunyi dan tidak ada suara lainnya.
Tatapan Shen Nianshen menatap dalam pada Sun Tiantian. Setelah beberapa saat, dia tiba-tiba membungkuk dan menangkup pipi Sun Tiantian.
Sun Tiantian tertegun, matanya sedikit terkejut saat menatap Shen Nianshen, “Ah Nian, hmm…”
Belum sempat Sun Tiantian selesai bicara, Shen Nianshen sudah menciumnya secara tiba-tiba.
Lidah saling bertaut. Sun Tiantian yang awalnya masih kaget, akhirnya perlahan-lahan mengikuti irama Shen Nianshen. Bahkan, dia mulai mencoba untuk merespon ciuman itu.
Respon Sun Tiantian malah membuat ciuman Shen Nianshen semakin intens. Shen Nianshen memeluk tubuh Sun Tiantian, tubuh Sun Tiantian pun mulai kehilangan kendalinya. Dia mengikuti Shen Nianshen, perlahan pindah posisi dan duduk di atas pangkuan Shen Nianshen dengan tangannya melingkari leher pemuda itu.
Ciuman Shen Nianshen menjadi semakin dalam, napasnya berangsur-angsur memburu. Sun Tiantian yang awalnya masih bisa membalas ciuman itu, pada akhirnya sudah tidak bisa mengikuti ritme-nya. Sun Tiantian menerima ciuman ganas Shen Nianshen hingga kehabisan napas. Barulah dia perlahan mendorong tubuh Shen Nianshen, “Ah Nian…”
Kekuatan Shen Nianshen perlahan berkurang, dia menenangkan dirinya sesaat sebelum akhirnya melepaskan Sun Tiantian.
Di ruangan yang redup, sepasang mata itu saling menatap dan kedua orang itu tidak saling bicara.
Setelah beberapa saat, Sun Tiantian tidak bisa menahan tawanya dan membenamkan kepalanya di dada Shen Nianshen. Mengeluarkan suara tawa yang teredam di dadanya.
Shen Nianshen juga tidak bisa menahan tawa, mengusap kepala Sun Tiantian, “Dasar bodoh.”
Hai… akhirnya bisa update lagi…
Aku sudah rindu banget sama Shen Nianshen. Bagaimana dengan kalian?
Ngomong-ngomong, webnovelover udah mau setahun aja.
Nanti tanggal 3 Januari genap setahun.
Pingin bikin giveaway… bagaimana menurut kalian? hehe…
Comment di bawah yaaa….