The Best Of You - Chapter 38
Ulang tahun Shen Nianshen sudah semakin dekat, misi besar Sun Tiantian selama liburan musim dingin ini adalah menyiapkan hadiah ulang tahun untuk Shen Nianshen.
Demi mempersiapkan hadiah untuk Shen Nianshen, Sun Tiantian sudah mengurung diri di dapur selama beberapa hari.
Pada jam sepuluh malam, Lin Jing pulang dari kantor. Baru saja masuk ke dalam rumah, dia sudah mendengar bunyi berisik di dalam dapur.
Dia mengerutkan kening dan memandang ayahnya yang duduk menonton TV di sofa, “Suara apa itu?”
Tuan Sun terkekeh, “Adikmu sedang mengacaukan dapur.”
Lin Jing, “…”
Orang yang tidak pernah masuk ke dapur sedang membuat kekacauan apa?
“Oh, Ah Jing sudah pulang.”Nyonya Sun kebetulan keluar dari dapur sambil membawa buah dan tersenyum manis, “Cepat kemari, makan sedikit buah. Baru saja Ibu potong.”
“Terima kasih, Bu.” Lin Jing berganti sepatu dan masuk ke dalam rumah. Ketika melewati ruang tamu, dia melirik ke arah dapur, “Sedang apa anak itu?”
Nyonya Sun tersenyum senang, “Jarang-jarang Tiantian tertarik untuk belajar membuat kue.”
Alis Lin Jing berkerut, “…apa kue yang dia buat itu bisa dimakan?”
“Aduh, Ah Jing, kamu jangan bicara begitu. Nanti akan melukai kepercayaan diri Tiantian.”
Lin Jing tampak jijik, “Aku ke atas dulu untuk berganti pakaian.”
Setelah berganti pakaian, Lin Jing turun ke bawah dan pergi ke dapur untuk melihat Sun Tiantian. Sun Tiantian memakai celemek dan mengoleskan krim pada kue dengan sangar serius.
Tapi kuenya sangat jelek. Bentuknya tidak persegi, tidak juga bulat. Krimnya juga dioleskan dengan berantakan dan sama sekali tidak rata.
Lin Jing berjalan masuk dan melihatnya dari samping untuk beberapa waktu, “Kuemu ini untuk dimakan oleh manusia?”
Sun Tiantian tertegun dan mendongak untuk memelototi Lin Jing, “Yang pasti ini bukan untukmu.”
Lin Jing mengangkat alisnya, mengambil sebuah sendok dari samping dan mencungkil sesendok kecil kue itu.
Sun Tiantian berteriak keras, “Hei! Sedang apa kamu! Ini bukan untukmu!”
Lin Jing sudah memakannya dan mengerutkan kening, “Kenapa masih ada cangkang telurnya?”
Sun Tiantian, “…”
Lin Jing memuntahkan cangkang telur dan menatap Sun Tiantian cukup lama. Akhirnya dia tertawa, “Kue ini mau kamu berikan pada siapa?”
Sun Tiantian mendorong kakaknya keluar, “Yang pasti bukan untukmu!”
Setelah mendorong kakaknya keluar dari pintu dapur, dia segera menutup pintu itu hingga tertutup.
Lin Jing berdiri beberapa detik di depan pintu dan menekan pelipisnya. Kemudian, dia berbalik untuk pergi.
Nyonya Sun sedang duduk menonton TV di ruang tamu. Dia mendengar suara pintu dapur yang tertutup. Saat menoleh, kebetulan Lin Jing berjalan keluar dan dia bertanya, “Kenapa? Kamu menyinggung putri kecil kami lagi?”
Lin Jing, “Kuenya sungguh tidak enak, tapi tidak bisa dikomentari orang.”
Nyonya Sun menutup mulutnya dan tersenyum, “Ini jauh lebih baik dari beberapa hari yang lalu.”
Lin Jing berjalan ke ruang tamu dan duduk di sofa. Barulah dia bertanya, “Kue itu untuk siapa?”
Nyonya Sun tersenyum manis, “Untuk Ah Nian. Tiantian bilang besok Ah Nian ulang tahun.”
Lin Jing, “Ah Nian?”
Ibu Sun tersenyum, “Tiantian bilang, Ah Nian sangat baik.”
Lin Jing mengerutkan kening, “Ibu benar-benar sudah menganggapnya menantu?”
Nyonya Sun, “Tiantian menyukai dia. Selama Tiantian suka, aku juga akan suka.”Dia menambahkan lagi, “kamu juga tidak usah banyak ikut campur lagi. Tiantian sudah dewasa, biarkan dia berpacaran dengan bebas.”
Lin Jing minum seteguk air dan bangkit berdiri, “Ibu tahu bagaimana kondisi keluarga kita. Tiantian itu terlalu polos, bisa jadi dia dimanfaatkan oleh orang yang punya niat buruk.”
Nyonya Sun, “…”
Lin Jing, “Aku masih ada pekerjaan, naik dulu.”
Setelah Lin Jing naik ke atas, Nyonya Sun berbisik pelan pada suaminya, “Kalian para pebisnis ini, selalu saja terlalu banyak berpikir.”
Tuan Sun terkekeh dan berkata, “Ah Jing hanya khawatir. Tenang saja, dia tahu batasannya.”
Kue yang dibuat Sun Tiantian sebelumnya telah dicungkil sesendok oleh kakaknya dan ada cangkang telur di dalamnya. Tidak bisa digunakan lagi.
Sun Tiantian melemparkan kue itu ke dalam tong sampah dengan marah dan membuatnya lagi.
Di tengah malam, Sun Tiantian masih sibuk di dapur saat Nyonya Sun masuk, “Masih belum selesai, Tiantian?”
Sun Tiantian mengangguk, “Sebentar lagi.”
“Bagaimana kalau Ibu bantu?”
“Tidak usah, Bu. Ibu istirahat saja lebih awal.”
Nyonya Sun tersenyum dan berkata, “Baiklah. Aku akan naik dulu dan istirahat. Setelah selesai, kamu tidur lebih awal. Anak gadis jangan begadang.”
“Iya, Bu. Selamat malam.”
Setelah Sun Tiantian mendesak ibunya untuk tidur, dia masih menyiksa diri di dapur selama lebih dari tiga jam. Hingga jam tiga subuh, barulah kue itu selesai dibuat.
Dia menggambar dua kepala kartun yang sedang berciuman dengan selai. Tidak tampak seperti kue ulang tahun, malah lebih mirip kue pernikahan.
Kue Sun Tiantian memang agak jelek, untung gambarnya lumayan bagus.
Setelah selesai membuat kue, dia memasukkan kue itu dengan hati-hati ke dalam kotak. Kemudian, mengikatnya dengan pita merah muda yang telah dia beli sebelumnya.
Setelah semuanya selesai, dia kembali ke kamar dan memakai masker. Saat naik ke tempat tidur, waktu sudah menunjukkan jam empat pagi.
Dia menyetel alarm dan harus bangun jam tujuh pagi.
Saat menggosok gigi, mencuci muka, berganti pakaian dan turun ke lantai bawah, kakaknya sedang sarapan pagi.
Nyonya Sun yang melihat putrinya turun pun segera menyambutnya, “Tiantian, cepat kemari. Kita sarapan.”
Sun Tiantian buru-buru untuk menemui Shen Nianshen. Dia langsung berlari ke dapur untuk mengambil kue, “Aku tidak sarapan lagi, Bu. Aku masih ada urusan.”
Sambil membawa kue itu keluar, Nyonya Sun berteriak dari belakang, “Hati-hati, biar Paman Li yang mengantarmu pergi.”
“Baiklah.”
Sebelum Sun Tiantian pergi menemui Shen Nianshen, dia pergi ke supermarket untuk membeli beberapa bahan makanan. Beberapa hari ini dia belajar memasak dari ibunya. Siang nanti, dia berencana memasak sendiri untuk Shen Nianshen.
Setelah dipikir-pikir, Ah Nian mungkin akan lebih senang dengan apa yang dia buat sendiri.
Sesampainya di rumah Shen Nianshen, waktu sudah menunjukkan jam sepuluh.
Sun Tiantian membawa banyak barang dan mengetuk pintu dari luar. Shen Nianshen yang mendengar suara pun segera keluar untuk membuka pintu.
Melihat Sun Tiantian berdiri di luar dengan kantong besar dan kecil, dia segera mengulurkan tangan untuk mengambil alih, “Kenapa beli begini banyak barang? Cepat masuk.”
Dia membawa barang-barang dengan satu tangan dan memegang Sun Tiantian dengan tangannya yang bebas.
Sun Tiantian ikut masuk ke dalam rumah sambil tersenyum, “Aku beli sedikit bahan makanan, siang nanti kita makan di rumah saja.”
“Tiantian sudah datang.”
“Ah. Halo, Nenek.” Sun Tiantian tersenyum sambil menyapa.
Nenek duduk di sofa dan tersenyum, “Baguslah kamu datang. Ulang tahun Ah Niah harus meriah.”
Shen Nianshen tidak pernah merayakan ulang tahun. Saat hari ulang tahunnya, dia makan dengan neneknya dan melewatinya seperti biasa.
Shen Nianshen membawa barang-barang itu ke dapur dan Sun Tiantian mengikuti di belakangnya.
Begitu memasuki dapur, Sun Tiantian menunjuk pada kotak kue berwarna merah muda dan berkata dengan bangga, “Aku membuatnya sendiri lho.”
Mata Shen Nianshen tertuju pada kotak itu dan tidak bisa menahan senyumnya. Dia mengusap kepala Sun Tiantian, “Terima kasih.”
Sun Tiantian terkekeh dan tidak bisa menahan diri untuk memeluk Shen Nianshen. Dia mendongak dan tatapannya menatap cerah pada Shen Nianshen, “Ah Nian, selamat ulang tahun.”
Sudut bibir Shen Nianshen tertarik dan mencium kening Sun Tiantian, “Terima kasih.”
Dia bertanya lagi, “Sudah sarapan?”
Sun Tiantian, “Sudah, tadi beli kue di luaran dan sudah makan. Kamu?”
“Sudah.”
Setelah merapikan barang-barang, Sun Tiantian keluar dari dapur dan menuju ke sofa untuk berbincang sebentar dengan nenek.
Nenek tidak ingin menghalangi interaksi kedua anak itu dan terkekeh, “Tidak usah pedulikan aku, kalian main sendiri saja.”
Sambil bicara, dia menatap Shen Nianshen, “Ah Nian, ajak Tiantian pergi main.”
Shen Nianshen mengiyakan dan meraih tangan Sun Tiantian, “Ayo, ke kamarku.”
Sun Tiantian mengikuti Shen Nianshen ke dalam kamar. Begitu pintu kamar tertutup, Sun Tiantian tidak bisa menahan diri untuk memeluk leher Shen Nianshen dan mencium bibirnya.
Shen Nianshen memeluk balik pinggangnya dan tersenyum, “Semangat sekali?”
Sun Tiantian terkekeh senang, “Aku merindukanmu, Ah Nian.”
Beberapa waktu lalu, Sun Tiantian pulang dengan keluarganya ke kampung halaman. Setelah kembali, dia sibuk dengan persiapan hadiah ulang tahun Shen Nianshen. Mereka berdua sudah beberapa hari tidak bertemu.
Shen Nianshen menatap Sun Tiantian dengan tatapan lembut, “Aku juga rindu padamu.”
Sun Tiantian menyeringai dan tidak bisa menahan diri untuk mencium Shen Nianshen lagi.
Tatapan mata Shen Nianshen menjadi dalam dan menundukkan kepalanya untuk mencium Sun Tiantian dalam-dalam.
Shen Nianshen memeluk erat Sun Tiantian, bibirnya mulai bergerak di atas bibir Sun Tiantian. Lidahnya membuka barisan gigi Sun Tiantian dan saling bertaut dengan milik Sun Tiantian.
Setelah memiliki pengalaman pertama, Sun Tiantian tidak segugup pertama kalinya lagi. Dia tanpa sadar memejamkan mata dan sedikit membuka bibirnya, membiarkan Shen Nianshen menciumnya dalam.
(*T/N Note: Astaga mereka ‘main’ beneran dong (/ω\) Again, Shen Nianshen-ku sudah dewasa.)
Setelah beberapa saat, Shen Nianshen perlahan melepaskannya. Tatapannya jatuh ke dalam bibir Sun Tiantian yang basah. Napasnya menjadi memburu dan jakunnya bergerak, akhirnya dia kembali menundukkan kepala untuk menciumnya lagi.
Sun Tiantian dicium hingga otaknya kekurangan oksigen. Wajahnya memerah dan menatap Shen Nianshen sekilas. Tapi akhirnya dia menundukkan kepala dengan malu-malu.
Shen Nianshen tidak bisa menahan senyumnya setiap kali melihat Sun Tiantian malu-malu. Dia mengangkat tangannya untuk menyentuh kepala Sun Tiantian dan menggandeng tangannya, “Ke sebelah sini.”
Dia menarik Sun Tiantian ke sisi tempat tidur, “Duduk di sini.”
Tempat tidurnya sangat rapi dan Sun Tiantian tidak bisa menahan diri untuk membaringkan tubuhnya.
Dia membaringkan kepalanya di bantal Shen Nianshen, ada aroma mint samar dan itu adalah aroma tubuh Shen Nianshen.
Dia berguling dengan senang di tempat tidur itu, “Ah Nian, tempat tidurmu sangat nyaman.”
Shen Nianshen duduk di meja sebelahnya dan tidak bisa menahan tawa, “Bukankah sama saja?”
“Tidak sama.”Sun Tiantian berbaring telentang di ranjang dan sebuah gambaran muncul di benaknya. Kalau dia dan Ah Nian tidur di ranjang yang sama… malamnya dia tidur dan paginya terbangun di dalam pelukan Shen Nianshen…
Memikirkan kehidupan seperti itu, Sun Tiantian sangat bahagia, tapi juga malu. Dia menguburkan wajahnya di bantal dan cekikikan sendiri.
Shen Nianshen tidak tahu apa yang sedang gadis itu tertawakan dan bertanya, “Kenapa?”
Sun Tiantian tertawa cukup lama sebelum mengangkat kepalanya. Dia memiringkan tubuhnya dan menatap Shen Nianshen, tiba-tiba berkata, “Aku ingin segera lulus.”
“Kenapa?”
Sun Tiantian tersenyum, “Sudah lulus, sudah bisa menikah.”
Mendengar ini, Shen Nianshen tertegun beberapa saat dan ikut mengangguk sambil tersenyum, “Iya.” Dia menambahkan, “Tinggal sebentar lagi.”
Beberapa tahun di universitas berlalu hanya dalam sekejap mata.
Sun Tiantian bangkit dari tempat tidur dan duduk di pangkuan Shen Nianshen, melingkarkan tangannya di leher Shen Nianshen dan menunduk untuk mencium bibir pemuda itu.
Shen Nianshen menatapnya sebentar dan juga menjulurkan kepala untuk menciumnya.
Sun Tiantian menyeringai dan sengaja menghindar.
Shen Nianshen menahan kepala Shen Nianshen dan menciumnya.
Sun Tiantian terkekeh dan memeluk leher Shen Nianshen kian erat, “Siang nanti, biar aku yang masak.”
Shen Nianshen mengangkat alisnya, “Memang masakanmu bisa dimakan?”
Sun Tiantian menangkup wajah Shen Nianshen dengan tangannya dan matanya bergerak-gerak, “Jangan remehkan aku, oke? Aku ini sangat hebat.”
Shen Nianshen tersenyum dan wajahnya penuh kasih sayang, “Iya, iya, kamu sangat hebat. Kalau begitu, nanti aku tinggal tunggu makanan saja.”
Sun Tiantian menjentikkan jarinya dengan gembira, “Tidak masalah!”
Hai para readersku tercinta,
Firstly, aku mau minta maaf karena chapter ini lama banget launching-nya…
October itu benar-benar berdarah buat aku, horror abis karena proyek terjemahan ngga kunjung habis dari agensi.
Tapi, kalau ada waktu luang kayak hari ini… pasti aku upload buat kalian.
Ini fresh from oven lhoo… hehehe…
Btw, jangan lupa mampir ke Fortunate To Meet You yaaa….