The Best Of You - Chapter 36
Shen Nianshen melirik Xie Xun, kemudian membawa Sun Tiantian ke lantai bawah.
Dia berjalan dengan sedikit cepat, Sun Tiantian nyaris tidak bisa mengikutinya. Begitu meninggalkan arena biliar, Sun Tiantian buru-buru menarik tangan pemuda itu, “Tunggu, tunggu Ah Nian.”
Wajah Shen Nianshen terlihat suram, bibir bawahnya terkatup rapat dan akhirnya menghentikan langkahnya.
Dia berbalik dan menatap Sun Tiantian, barulah dia bertanya dengan lembut, “Sakit tidak?”
Sun Tiantian menggelengkan kepalanya, “Tidak, tidak sakit sama sekali. Tidak usah ke rumah sakit.”
Shen Nianshen mengamatinya dan berkata serius, “Kamu yakin?”
Sun Tiantian entah harus tertawa atau menangis. Dia melangkah maju dan memegang lengan Shen Nianshen, “Aduh, aku bukan terbuat dari kaca, aku tidak serapuh itu.”
Shen Nianshen menatapnya sekilas dan tidak berkata apa-apa lagi.
Angin di luar sangat dingin dan menusuk, Shen Nianshen membawa Sun Tiantian ke tempat yang terlindungi dari angin.
Xu Li dan Cheng Duo berlari turun. Melihat mereka masih di pintu, mereka buru-buru menghampiri dan bertanya, “Bagaimana? Kamu tidak apa-apa, kan?”
Sun Tiantian berkata sambil tersenyum, “Tidak apa-apa.”
Cheng Duo menepuk dadanya, “Membuatku takut saja.”Dia bertanya dengan cemas lagi, “Sungguh tidak apa-apa?”
Membentur daerah dada, di sana sangat rapuh.
Sun Tiantian tersenyum dan mengangguk dengan serius, “Tidak apa-apa, aku pasti akan mengatakannya jika terjadi sesuatu.”
Cheng Duo menghela napas, “Baguslah.”
“Ah Nian, kamu baik-baik saja? Kenapa wajahmu begitu tidak enak dilihat?”Xu Li menatap Sun Tiantian, kemudian menatap Shen Nianshen. Dia merasa Sun Tiantian baik-baik saja, kenapa ekspresi Ah Nian terlihat salah.
Sun Tiantian mendengarnya, langsung menatap Sun Tiantian. Barulah dia sadar kalau ekspresi Shen Nianshen memang tidak terlalu senang.
“Ah Nian, kamu kenapa?”
Shen Nianshen tidak menjawab, dia berkata pada Xu Li, “Kamu main saja dengan Cheng Duo, aku akan membawa Tiantian kembali ke kampus.”
“Ah, kalian sudah mau pulang? Baru jam sembilan lewat, kita masih mau pergi nonton bioskop.” Cheng Duo berkata dengan penuh penyesalan.
Xu Li menahannya, “Kita pergi nonton berdua saja. Biar Ah Nian membawa Tiantian kembali ke kampus.”
Melihat situasi ini, Xu Li berpikir bahwa kedua orang itu mungkin ada yang perlu dibicarakan.
“Ah Nian, kalian berdua pulang saja dulu. Aku dan Cheng Duo pergi nonton bioskop dulu baru pulang.” Xu Li berpamitan dan menarik Cheng Duo pergi.
Setelah keduanya pergi, Sun Tiantian bersandar di pelukan Shen Nianshen, kedua tangannya dia lingkarkan di pinggang pemuda itu dan menatap ke arahnya, “Apa kita akan pulang secepat ini?”
Shen Nianshen mengiyakan, “Kembali ke kampus dan keliling sebentar.”
Sun Tiantian tersenyum dan menjawab, “Oke.”
Shen Nianshen memimpin Sun Tiantian, berjalan kembali ke kampus.
Dalam perjalanan pulang, Shen Nianshen tidak mengucapkan sepatah kata pun. Sun Tiantian tidak bisa menebak apa yang pemuda itu pikirkan, hanya menatapnya dari waktu ke waktu.
Setelah melihatnya beberapa kali, akhirnya dia tidak tahan lagi untuk bertanya, “Ah Nian, kamu kenapa?”
Shen Nianshen membimbingnya untuk menyeberang jalan dan berbisik, “Tidak kenapa-kenapa.”
Sun Tiantian, “Kalau begitu, kenapa kamu kelihatannya tidak senang?”
Setelah menyeberang jalan dan berdiri di depan gerbang kampus, barulah Shen Nianshen menghentikan langkahnya dan menunduk untuk menatap gadis itu, “Apa aku terlihat tidak senang?”
Sun Tiantian mengangguk serius, “Terlihat jelas.”
Shen Nianshen, “…”
Sun Tiantian menatap Sun Tiantian sesaat dan tiba-tiba teringat sesuatu. Dia memiringkan kepalanya dan mendekati pemuda itu, bibirnya tersenyum jahil, “Ah Nian, kamu cemburu ya?”
Shen Nianshen, “…”
Mata Sun Tiantian berbinar-binar dan tersenyum lebar, “Benar-benar cemburu ya?”
“……” Shen Nianshen merasa sedikit malu, jadi dia mengusap kepala Sun Tiantian dan berkata, “Ayo jalan.”
Dalam perjalanan kembali, suasana hati Sun Tiantian sangat baik. Dia memeluk lengan Shen Nianshen sepanjang jalan sambil melompat-lompat dan menyenandungkan lagu di mulutnya.
Shen Nianshen melihat Sun Tiantian melompat-lompat, tidak bisa menahan dirinya untuk tertawa lucu, “Sun Tiantian, sudah berapa umurmu?”
Sun Tiantian tersenyum dan bersandar di hadapan Shen Nianshen, bertanya sambil tersenyum, “Kamu sendiri umur berapa? Begitu kekanakan sampai cemburu?”
Shen Nianshen, “…”
Sun Tiantian tidak bisa menahan tawanya, dia menowel wajah Shen Nianshen dengan jarinya, “Ah Nian, kamu terlihat sangat imut saat cemburu.”
Shen Nianshen meraih tangannya dan menatapnya dalam-dalam, “Jangan iseng.”
Keduanya kembali ke kampus. Sun Tiantian tidak langsung kembali ke asrama, dia berkata pada Shen Nianshen, “Ah Nian, kita keliling-keliling lagi. Aku bosan kembali ke asrama sendirian.”
Shen Nianshen mengangkat tangannya untuk menyentuh kedua pipi Sun Tiantian, “Tidak kedinginan?”
Sun Tiantian menggelengkan kepalanya, “Tidak dingin.”
Sambil bicara, dia memeluk erat lengan Shen Nianshen dan membenamkan kepalanya di lengan itu.
Shen Nianshen menunduk untuk menatapnya, tidak bisa menahan bibirnya untuk menyunggingkan senyum lembut.
Karena liburan, ditambah lagi sudah malam, hampir tidak ada orang di kampus. Sun Tiantian memeluk lengan Shen Nianshen dan keduanya berjalan santai di kampus.
“Ah Nian, apa rencanamu dalam menghabiskan liburan musim dingin?”
Shen Nianshen tidak terlalu paham konsep liburan. Dulu dia hanya seorang diri, menemani neneknya di rumah, baca-baca buku, bekerja paruh waktu, terkadang pergi main basket dengan teman-teman sekotanya. Hanya melewati liburannya dengan seperti itu saja.
Tapi liburan kali ini pasti berbeda, dia sudah punya Sun Tiantian.
Dia menatapnya dan bertanya, “Kamu mau bagaimana melewatinya?”
Sun Tiantian memiringkan kepalanya dan berpikir, “Aku juga belum memikirkannya.”
Shen Nianshen tersenyum, “Kalau begitu, pikirkan saja pelan-pelan.”
Keduanya berjalan tanpa tujuan di sekolah, hanya berkeliling sampai ke dalam hutan kecil sekolah.
Hutan kecil itu gelap, hanya tersinari oleh lampu jalan kuning yang redup dari kejauhan.
Sun Tiantian menarik lembut lengan pakaian Shen Nianshen dan berbisik, “Kudengar kata mereka, hutan kecil ini adalah tempat sakral untuk kencan di kampus.”
Shen Nianshen mengangkat alisnya, “Bukankah tempat sakral untuk kencan itu di lapangan olahraga?”
“Itu juga, tapi di sini lebih tersembunyi.” Sun Tiantian melirik ke semak-semak di seberangnya, tiba-tiba mendekat ke telinga Shen Nianshen dan berbisik penuh misteri.
Shen Nianshen mengerutkan keningnya dan menepuk kepalanya, “Jangan bicara aneh-aneh.”
Sun Tiantian terkekeh, “Itu bukan kataku, tapi kata orang.”
Shen Nianshen meliriknya dan menasihati dengan wajah datarnya, “Kata orang lain pun, tidak boleh didengarkan secara membabi buta begitu.”
Sun Tiantian tersenyum dan menunduk, membenamkan kepalanya ke dalam pelukan Shen Nianshen, “Ah Nian, kamu galak sekali.”
Shen Nianshen tersenyum dan membelai kepalanya, lalu memeluknya.
Sun Tiantian juga memeluk pinggang Shen Nianshen, keduanya berpelukan dalam keadaan tenang.
Di sekeliling mereka gelap dan tidak ada suara sama sekali.
Sun Tiantian menyandarkan kepalanya di dada Shen Nianshen dan bisa mendengarkan detak jantung pemuda itu yang kuat.
Dia tidak bisa menahan diri untuk memeluk lebih erat, bibirnya melengkung dan wajahnya penuh dengan kebahagiaan.
Bersama dengan orang yang disukai, hanya berpelukan seperti ini saja, hatinya seperti sudah dipenuhi dengan bunga-bunga merah muda yang bermekaran.
Setelah beberapa saat, dia tiba-tiba mengangkat kepalanya dan mencium bibir Shen Nianshen untuk sesaat.
Shen Nianshen sedikit tertegun. Tatapan matanya tiba-tiba menjadi lebih dalam dan menatap Sun Tiantian seperti itu.
Sun Tiantian tersenyum senang dan menatap lekat ke mata Shen Nianshen, berbisik pelan, “Ah Nian, aku sangat menyukaimu.”
Shen Nianshen menatapnya sebentar dan kemudian tersenyum lagi. Dia menyentuh kepala gadis itu dengan tatapan mata yang sama dalamnya seperti tadi.
Sun Tiantian menatap mata gelap Shen Nianshen. Mata itu tampak seperti medan magnet yang sangat besar, Sun Tiantian merasa seperti tertarik ke dalamnya.
Keduanya saling menatap seperti itu dengan tenang. Malam itu sangat sunyi, seperti ada sesuatu yang melonjak diam-diam di udara kosong.
Mata Shen Nianshen jatuh ke bibir Sun Tiantian yang lembut, ada sebuah dorongan aneh yang tiba-tiba muncul dalam hatinya.
Jakun itu bergerak sebentar dan detik berikutnya dia menundukkan kepalanya dan mencium gadis itu dengan tanpa bisa mengendalikan dirinya.
Tubuh Sun Tiantian menegang, matanya terbelalak tanpa sadar.
Dia kira Shen Nianshen akan menciumnya dengan lembut seperti sebelum-sebelumnya. Tapi setelah sekian lama, pemuda itu masih tidak melepaskannya. Bibir Shen Nianshen perlahan bergerak lembut di atas bibirnya, satu lengannya melingkar di pinggang Sun Tiantian dan satu lainnya memegang belakang kepalanya. Tekanan di bibirnya tiba-tiba menjadi semakin kuat.
Detak jantung Sun Tiantian rasanya mau copot, pikirannya kosong dan dia hanya bisa berdiri membeku di sana dengan bodoh.
Tidak lagi dengan setengah hati, dorongan di dalam hatinya tak bisa ditekan lagi. Tangan kiri Shen Nianshen memeluk pinggang Sun Tiantian erat dan menekan tubuh itu di pelukannya. Tangan kanannya memegang kepala Sun Tiantian dan menciumnya dengan kekuatan yang pelan dan kuat. Sampai akhirnya berubah menjadi isapan yang kuat..
Pikiran Sun Tiantian menjadi kosong, dia hampir jadi bodoh. Semua indra di tubuhnya hanya terfokus pada bibirnya yang sedang bertautan dengan Shen Nianshen.
Untuk pertama kalinya dia tahu kalau ciuman yang sebenarnya itu seperti ini. Bibirnya mati rasa, bahkan agak sedikit sakit, tapi juga tidak ingin lepas darinya.
Dia dapat merasakan napas Shen Nianshen yang menjadi berat, ciumannya menjadi semakin dalam dan juga semakin memburu.
Dia bahwa bisa merasakan lidah Shen Nianshen telah masuk dalam mulutnya, membuat jantungnya hampir melompat keluar dari tenggorokannya. Dia tidak tahu harus berbuat apa, hanya bisa mengatupkan giginya.
Shen Nianshen terhalangi dari luar, berusaha untuk membukanya. Pada akhirnya dia merasakan tubuh gadis di pelukannya begitu kaku dan tidak bisa bergerak, mengatupkan giginya dengan rapat.
Dia berhenti dan perlahan melonggarkan pelukannya. Dia menunduk dan melihat Sun Tiantian bernapas dengan gugup. Matanya tidak hentinya menatap padanya.
Mata Shen Nianshen sangat dalam, bibirnya perlahan menempel pada bibir Sun Tiantian dan suaranya agak serak, “Apa aku ini binatang buas?”
Sun Tiantian, “…”
Shen Nianshen, “Rileks sedikit.”
Ketika ucapan itu terlontar, bibir yang panas itu kembali menempel, dan ujung lidahnya menyapu gigi Sun Tiantian. Sun Tiantian tertegun, hatinya bergetar dan perlahan membuka mulutnya sedikit.
Shen Nianshen menyusupkan lidahnya dan mulai menghisap bibirnya.
Hati Sun Tiantian terasa bergetar, kepalanya terasa pusing.
Shen Nianshen menciumnya dengan intens, seperti ingin menelan seluruh tubuhnya. Sun Tiantian merasa tubuhnya menjadi lemas, seluruh tubuhnya seperti lumer.
Setelah sekian lama, setelah Sun Tiantian mulai kehabisan napas karena ciuman ini, akhirnya Shen Nianshen perlahan melepaskan dia.
Dia menunduk dan menatap gadis itu, wajah Sun Tiantian memerah dengan tak bisa diungkapkan lagi dan jantungnya terus berdegup kencang tanpa bisa dihentikan.
Mata Shen Nianshen sangat dalam, jatuh ke bibir Sun Tiantian. Dia mengangkat tangannya dan menyentuh lembut bibir itu dengan ibu jarinya. Dia menatap wajah Sun Tiantian yang merona merah, setelah lama, tiba-tiba tidak bisa menahan tawanya lagi.
Sun Tiantian melihat Shen Nianshen tertawa, menjadi semakin malu dan membenamkan kepalanya di pelukan Shen Nianshen. Suaranya terdengar frustasi dan sedikit cemas, “Shen Nianshen, kamu menyebalkan.”
Shen Nianshen tersenyum rendah dan memeluknya dengan kedua tangannya. Dia menunduk dan mencium kening Sun Tiantian sebelum tersenyum pelan, “Kita pulang.”
*(T/N Note: Ah, Shen Nianshen-ku sudah dewasa… wkwkwk)