The Best Of You - Chapter 34
Setelah Tahun Baru, hampir semua siswa di sekolah mulai memasuki tahap persiapan ujian yang intens.
Ujian di fakultas Sun Tiantian sedikit lebih santai, karena ini juga dia tiap hari menemani Shen Nianshen pergi ke perpustakaan. Meski tidak terlihat bekerja keras, tapi semua yang harus dipelajari juga sudah dipelajari. Saat ujian kelas budaya menjadi sangat mudah.
Pada 13 Januari, Sun Tiantian telah menyelesaikan kelas Bahasa Inggris umum. Baru saja dia keluar dari ruang kelas, dia mendengar banyak teman sekelasnya yang mengeluh di sana.
“Gawat, gawat. Bahasa Inggris-ku kali ini pasti gagal, aku jawabnya asal-asalan.”
“Aku benar-benar berdoa agar dosen ini menunjukkan belas kasihan yang besar, berikan aku nilai 60 supaya lulus!”
“Kalau tidak lulus bagaimana?”
“Mau bagaimana lagi, tunggu semester berikutnya untuk remedial.”
Cheng Duo menggandeng tangan Sun Tiantian dan bertanya padanya sambil berjalan keluar gedung pengajaran, “Ujiannya bisa?”
Sun Tiantian sedikit bangga, “Harusnya lumayan, sebelum ujian Ah Nian sudah memaksaku untuk belajar.”
“Ckckck, punya pacar yang kutu buku itu memang beda. Lihat gayamu ini.”
Sun Tiantian tertawa dan berkata dengan bangga namun juga rendah hati, “Masih lumayan.”
Cheng Duo mencubit wajah Tiantian dan bertanya lagi sambil tersenyum, “Kapan kamu pulang?”
Setelah selesai ujian, mereka sudah libur.
Sun Tiantian berkata, “Aku mau tunggu Ah Nian.”
Cheng Duo, “Sepertinya minggu depan baru mereka selesai ujian.”
“Iya, jadi aku harus menemaninya di sekolah.” Sambil bicara, Sun Tiantian tersenyum sambil menyenggol Cheng Duo, “Bagaimana denganmu? Tidak usah menunggu Xu Li?”
Cheng Duo sedikit canggung dan berkata dengan malu, “Mau tunggu juga.”
Setelah ujian Sun Tiantian berakhir, hari-hari selanjutnya adalah menemani Shen Nianshen ke perpustakaan setiap harinya.
Shen Nianshen sedang belajar di sisi berlawanan, Sun Tiantian menggambar di sisi sini. Kalau tidak, dia akan main ponsel atau bertumpu di atas meja sambil melamun melihat Shen Nianshen.
Pada saat ini, gadis di seberangnya sudah menatapnya sambil melamun selama setengah jam. Shen Nianshen akhirnya tidak bisa tahan lagi untuk mengangkat kepala dan mengulurkan tangannya. Dia membelai lembut kepalanya, “Jangan lihat lagi.”
Sun Tiantian tersenyum, menopang pipinya dengan tangannya dan menatap Shen Nianshen sambil senyum-senyum ala bucin, “Ah Nian, kamu ganteng.”
Shen Nianshen tidak bisa menahan diri untuk tersenyum dan berkata dengan penuh sayang, “Bodoh.”
Sun Tiantian terkekeh, berlari untuk pindah duduk ke sebelah Shen Nianshen. Tangannya melingkari tangan pemuda itu dan berbisik di telinganya, “Kamu lapar tidak?”
Shen Nianshen melihat waktu dan ini baru saja jam 11 siang, dia bertanya, “Kamu sudah lapar?”
Sun Tiantian mengangguk, “Sedikit.”Lalu dia menambahkan, “Kamu baca buku di sini saja, aku pergi beli makanan. Nanti kita makan sebentar di rooftop.”
Shen Nianshen, “Biar aku temani kamu.”
Sambil bicara, dia sudah mulai membereskan barangnya.
Sun Tiantian sibuk menahannya, “Tidak mau, tidak mau. Kamu belajar sebentar lagi, ini masih pagi. Aku akan segera kembali.”Setelah bicara, Sun Tiantian mengambil tasnya dan berlari keluar.
Fakultas Shen Nianshen adalah yang liburnya paling terakhir, mahasiswa dari fakultas lainnya saja sudah libur. Yang harus pulang sudah pulang, kampus ini sekarang kosong melompong. Bahkan kafetaria saja tutup.
Sun Tiantian berlari keluar untuk membeli makanan, masih beli nasi goreng di restoran yang dia dan Shen Nianshen sukai.
Sekolah sedang libur, bisnis toko tentu saja sepi. Ketika bos pemilik melihat Sun Tiantian, dia tersenyum sambil bertanya, “Tiantian, kenapa kamu sendirian? Mana pacarmu?”
Sun Tiantian tersenyum, “Dia sedang belajar di perpustakaan.”
“Wah, pacarmu sangat suka belajar.”
Sun Tiantian terlihat bangga, “Tentu saja, Ah Nian itu sangat hebat. Setiap tahun dia mendapatkan beasiswa.”
“Benarkah? Tidak kelihatan.” Bos pemilik sedikit terkejut. Bocah yang begitu tampan, ternyata begitu hebat dalam pelajaran?
Sun Tiantian tersenyum penuh kemenangan, “Bibi, aku mau dua porsi nasi daging sapi.”
“Eh, hari ini tidak makan nasi goreng telur?”
Sun Tiantian tersenyum, “Tidak bisa selalu makan itu.”Setelah berpikir sebentar dan takut Shen Nianshen tidak kenyang, dia menambahkan, “Aku mau ekstra daging.”
“Satu porsi dengan ekstra daging atau dua porsi dengan ekstra daging?”
Sun Tiantian berpikir. Kalau cuma satu porsi yang ekstra daging, Ah Nian pasti akan membagikan makanannya padanya. Jadi dia berkata, “Dua porsi dengan ekstra daging, samakan saja.”
“Baiklah, aku masuk dan katakan pada kokinya.”Bos pemilik tersenyum dan berjalan ke arah dapur dalam.
Tak beberapa saat, Sun Tiantian membawa bungkusan nasi daging sapi. Saat melewati supermarket sekolah, dia juga membeli dua kotak yogurt dan sekotak permen mint.
Dia membawa makan siang itu dengan gembira ke perpustakaan.
Begitu sampai di perpustakaan, sudah jam 11.40.
Karena sedang liburan, di perpustakaan hampir tidak ada orang.
Shen Nianshen masih sedang membaca buku di sana. Sun Tiantian mendekat dan meletakkan kotak makan siang di atas meja. Dia tersenyum manis dan berkata, “Paduka Kaisar, silakan makan.”
Shen Nianshen mendongak, tidak bisa menahan tawanya lagi, “Kalau aku Paduka Kaisar, kamu apa?”
Sun Tiantian terkekeh dan duduk di samping Shen Nianshen, “Aku seorang pelayan kecil, khusus untuk melayani Paduka Kaisar.”
Shen Nianshen membelai kepala Sun Tiantian sambil tersenyum, “Dasar bodoh.”
Sun Tiantian mendorong kotak makan siang ke hadapan Shen Nianshen dan berbisik, “Mau tidak kita pergi makan dulu? Sedang musim dingin, makanan cepat jadi dingin. Kalau sudah dingin, tidak enak lagi.
“Oke.”
Setelah bicara, dia menenteng makan siang dan yogurt, lalu berjalan keluar.
“Tunggu aku!” Sun Tiantian berteriak dengan suara rendah, mengambil termos air panas di atas meja dan berlari mengikuti Shen Nianshen.
Setelah meninggalkan ruang belajar, Shen Nianshen membawa barang-barang dengan satu tangan dan satu tangannya yang kosong untuk menggandeng Sun Tiantian.
Sun Tiantian memegang termos di satu tangan dan mengulurkan tangan lainnya untuk memegang tangan Shen Nianshen.
Shen Nianshen memegang tangan Sun Tiantian dan membimbingnya untuk naik ke rooftop.
Sun Tiantian berkata sambil berjalan, “Aku beli nasi daging sapi hari ini. Bibi pemiliknya sangat baik, dia bahkan memberikan daging ekstra.”
Sesampainya di rooftop dan membuka kotak makan siang, Shen Nianshen hanya bisa melirik Sun Tiantian, “Kamu yakin dia yang kasih daging ekstra dan bukan kamu yang minta?”
Sun Tiantian mengerang, punya pacar yang terlalu pintar itu juga bukan hal yang baik. Tidak ada yang bisa disembunyikan darinya.
Dia memeluk lengan Shen Nianshen dan menyandarkan kepalanya di pundak lelaki itu, bertingkah lembut nan manja, “Aku cuma takut kamu kelaparan.”
Shen Nianshen sedikit menunduk dan menatap lekat pada gadis itu untuk beberapa saat. Tapi akhirnya dia tetap tersenyum dan mencium kening Sun Tiantian, “Dasar bodoh.”
Sun Tiantian mengangkat kepalanya dari bahu Shen Nianshen dan tersenyum. Dia mengeluarkan sumpit, memisahkannya, dan menyerahkannya pada Shen Nianshen, “Cepat makan, nanti jadi dingin.”
Shen Nianshen mengambil alih sumpit, tapi tidak bergerak dan menatap Sun Tiantian lagi sebentar.
Sun Tiantian melihat Shen Nianshen menatapnya, mengerjapkan matanya, “Kenapa?”
Shen Nianshen menatapnya dalam dan tiba-tiba berkata serius, “Sudah menyusahkanmu.”
Sun Tiantian terpana, akhirnya dia baru sadar kalau Shen Nianshen sedang mengatakan perihal beli makan siang ini. Sun Tiantian segera tersenyum sampai matanya sipit dan berkata sambil bercanda, “Tentu saja, musim dingin begini keluar beli makan itu sangat susah.” Sambil bicara, wajahnya mendekati Shen Nianshen dan berkata, “Jadi kamu ke depannya harus lebih baik terhadapku, tidak boleh menindasku.”
Shen Nianshen tersenyum dan mengecup bibir Sun Tiantian, “Tidak akan.”
Mana mungkin dia tega untuk menindas gadis ini, mencintainya saja rasanya belum cukup.
Mereka berdua duduk di bangku atap sambil makan siang dengan manis.
Angin dingin di atap sangat dingin hingga Sun Tiantian sedikit kedinginan. Setelah hampir selesai makan, dia baru berkata, “Shen Nianshen, kurasa kita agak sedikit bodoh.”
Shen Nianshen terkejut dan menatapnya, “Kenapa?”
Sun Tiantian, “…kenapa sedang musim dingin begini kita malah makan di atap?”
Shen Nianshen, “…”
Sun Tiantian menyusutkan lehernya dan tiba-tiba membenamkan dirinya dalam pelukan Shen Nianshen, “Dingin sekali.”
Shen Nianshen dibuat tertawa oleh tingkah Sun Tiantian, menunduk untuk melihatnya, “Sun Tiantian, kamu sungguh bodoh.”
Sun Tiantian mendongak, “Benar-benar dingin sekali, ayo kita turun saja.”
“Oke, kita turun.” Dia tersenyum, tapi tidak bergerak. Matanya jatuh pada nasi putih di sudut bibir Sun Tiantian, tidak bisa menahan diri untuk mengulurkan tangan untuk membantunya mengambil nasi itu sambil menatap penuh sayang, “Sudah begini besar, makannya masih saja belepotan.”
Sun Tiantian tertegun dan menyentuh dagunya secara tidak sadar, “Memangnya ada?”
Shen Nianshen tersenyum, “Tidak ada lagi.”
Dia mengambil tisu untuk menyeka tangannya, lalu membereskan sisa makan siang mereka ke dalam kantong dan membawa Sun Tiantian turun ke bawah.
Shen Nianshen takut Sun Tiantian ada terkena flu. Turun dari lantai atas, dia tidak langsung lanjut belajar. Dia membawa Sun Tiantian ke luar sekolah untuk membeli sekotak obat flu.
Sun Tiantian mengikuti di belakangnya sambil berbisik, “Aku kan tidak flu.”
“Pencegahan.” Shen nianshen membayar di kasir sambil bertanya pada penjaganya, “apa ada secangkir air panas?”
Sang kasir menjawab, “Ada, di sebelah sana. Kalian ambil sendiri saja.”
Shen Nianshen melirik ke arah yang ditunjuk oleh kasir, ada sebuah dispenser air.
Dia mengambil gelas kertas sekali pakai dari atasnya, mengeluarkan sebungkus obat flu larut dan mengambil setengah cangkir air panas. Lalu dia melarutkan obat itu dalam air panas. Dia menoleh ke belakang dan melihat Sun Tiantian berdiri di pintu apotek.
Dia membawanya keluar dan menyerahkan padanya, “Minumlah.”
Sun Tiantian saat di luar tadi memang hidungnya meler, dia menerima dan meminumnya dengan patuh.
Shen Nianshen mengeluarkan sebungkus tisu dari kantong jaketnya, mengeluarkan selembar dan menyeka mulut Sun Tiantian. Dia kemudian mengulurkan tangan untuk menyentuh wajah gadis itu, “Dingin tidak?”
“Sedikit.”
Shen Nianshen mengangkat kedua tangannya, memeriksa dahi Sun Tiantian dan berkata padanya, “Sebentar lagi, aku akan mengantarmu kembali ke asrama. Nanti pulang kamu rendam kakimu, kemudian berbaring di dalam selimut.”
Sun Tiantian membelalakkan mata, “Kamu tidak mau aku temani ke perpustakaan lagi?”
Shen Nianshen, “Aku takut kamu flu.” Tatapannya menatap dalam pada Sun Tiantian dan menambahkan, “nanti aku sedih.”
Sepatah dua patah kata dari translator….
Makasih yang uda baca Best of You sampai Chapter 34, semoga suka sama terjemahannya.
Terus… minggu kemarin tidak update karena terlalu full sama kerjaan subtitle film yang kejar tayang (kayak orang gila dikejarnya).
Sampai sekarang rasanya masih capek tapi aku tetap update karena emang suka juga sama cerita ini.
Mampir baca Fortunate To Meet You juga ya… Ceritanya dari author yang sama, tidak diragukan lagi… 😀
Happy reading….