The Best Of You - Chapter 33
Lin Jing mengeluarkan sebuah tas besar dari mobil, Sun Tiantian segera mendekat ke sana dan tersenyum manis, “Kak, kamu sudah makan belum?”
“Belum.”Lin Jing meliriknya dan berkata, “Kenapa? Mau traktir aku?”
Sun Tiantian, “Makanan di kampus kami sangat buruk, aku tidak akan bisa memakannya. Lebih baik kamu kembali ke kantor dan makan di sana saja.”
Sambil bicara, dia segera membukakan pintu mobil untuk Lin Jing, berkata sambil tersenyum manis, “Kakak, silakan masuk ke dalam mobil.”
Lin Jing, “…”
Lin Jing terdiam sesaat, kemudian melihat Shen Nianshen yang berdiri di samping. Matanya begitu hitam dan dalam, seolah-olah ingin melihat menembus orang itu, tapi dia tidak melakukan apa-apa dan akhirnya berbalik untuk masuk ke dalam mobil.
Sun Tiantian buru-buru membantu kakaknya menutup pintu mobil dan mengangkat tas makanan di tangannya, “Maaf sudah merepotkan Kakak.”
Lin Jing meliriknya dan berkata, “Kerjakan ujianmu dengan baik di akhir semester, jangan sampai mengulang.”
Sun Tiantian menjulurkan lidah, “Mengerti.”
Lin Jing pun pergi. Dia membuat seakan-akan perjalanan ini adalah sengaja untuk mengantarkan makanan untuk Sun Tiantian.
Sun Tiantian menyaksikan mobil kakaknya yang semakin jauh, barulah dia berlari kembali. Memegang lengan Shen Nianshen dengan gembira, “Ah Nian, ayo kita pergi makan.”
Shen Nianshen hanya mengiyakan dan tidak mengatakan apa-apa lagi. Membantu Sun Tiantian membawa makanannya, “Aku saja.”
Keduanya pergi ke restoran nasi goreng yang biasanya mereka makan, pada saat yang sama juga memesan nasi goreng telur yang paling murah.
Shen Nianshen terdiam beberapa saat, tapi akhirnya dia pun bertanya, “Apa itu kakak kandungmu?”
Sun Tiantian seketika tertawa, “Teman-teman sekelasku juga selalu bertanya seperti itu dulu. Dia kakak kandungku, tapi kakakku mengikuti marga ibu dan aku ikut marga ayahku.”
“Oh.” Shen Nianshen menanggapi, kemudian memalingkan muka dan tidak lagi berbicara.
Sun Tiantian yang melihat Shen Nianshen tidak bicara, takut dia akan merasa stres. Dia segera pindah duduk di sebelahnya dan berkata serius, “Shen Nianshen, jangan merasa terbebani. Meski kakakku memang agak sedikit hebat, tapi kamu juga sangat hebat. Kamu siswa terbaik di bidang sains, kamu berwawasan luas, begitu cerdas dan ganteng. Di dunia ini sudah tidak ada duanya lagi.”
Nada bicara Sun Tiantian sedikit bangga dan dia memandang Shen Nianshen dengan penuh kekaguman.
Shen Nianshen tersenyum, tidak berbicara.
Setelah makan siang, Shen Nianshen mengantar Sun Tiantian kembali ke asrama.
Di depan gerbang asrama, Sun Tiantian berdiri diam, dan Shen Nianshen hanya menatapnya, “Pulanglah.”
Sun Tiantian memegang tangannya dan tidak mau melepaskan, “Apa yang akan kamu lakukan nanti?”
“Pergi ke perpustakaan.”
Sun Tiantian segera memeluk lengan Shen Nianshen dan berkata, “Aku akan pergi denganmu!”
Shen Nianshen tersenyum dalam dan membelai kepalanya, “Kamu istirahat dulu. Setelah istirahat baru datang menemuiku.”
Sun Tiantian berpikir sebentar. Dia telah menghabiskan banyak waktu di bus untuk bolak-balik sepanjang hari ini, memang agak melelahkan. Selain itu, dia juga harus ganti baju.
“Baiklah, kamu pergi dulu saja. Aku akan pergi menemuimu nanti.”
Shen Nianshen, “Pergilah.”
Sun Tiantian kemudian dengan enggan melepaskannya dan berbalik untuk berjalan masuk ke asrama.
Setelah beberapa langkah, tiba-tiba dia berhenti lagi. Berhenti selama dua detik, dan tiba-tiba berlari kembali.
Shen Nianshen mengangkat alisnya dan bertanya sambil tersenyum, “Kenapa lagi?”
Sun Tiantian melihat sekeliling, tiba-tiba memeluk leher Shen Nianshen, berjinjit dan mencium bibir Shen Nianshen. Lalu segera melepaskannya dan berlari masuk ke dalam asrama.
Shen Nianshen tidak punya waktu untuk mengatakan apa-apa. Dalam sekejap mata, gadis manja itu sudah berlari pergi seperti kelinci.
Di bibirnya masih terasa kelembutan yang hangat. Shen Nianshen memandang ke arah perginya Sun Tiantian, ada senyum yang muncul di matanya.
Setelah berdiri di luar sekian lama, dia berbalik dan berjalan pergi.
Saat Shen Nianshen kembali ke asrama, hanya Xu Li yang sedang bermain game sendirian di kamar.
“Sudah pulang?”
Shen Nianshen mengiyakan dan melemparkan tas ranselnya di atas meja belajar.
“Kamu dua hari ini tinggal di rumah, apa tidak berkencan dengan Tiantian?”
“Kemarin aku pergi ke Gunung Mingyue.”Shen Nianshen mengeluarkan buku dari ranselnya dan menjawab dengan santai.
“Gunung Mingyue?” Xu Li tertegun dan seketika menoleh, “yang benar saja? Resor Gunung Mingyue? Itu tempat mewah dengan biaya konsumsi yang tinggi?”
Shen Nianshen mengiyakan.
Xu Li mengerutkan kening, “Ah Nian, tidak mudah kamu menghasilkan uang. Tidak perlu sampai demi Tiantian…”
“Tebak siapa yang baru saja aku jumpai.” Shen Nianshen tiba-tiba menyela Xu Li.
Xu Li tertegun sesaat, “Siapa?”
“Lin Jing.”
Xu Li, “Lin Jing yang mana?”
Shen Nianshen menatapnya dalam dengan mata dalam.
Xu Li, “Yang benar saja? Lin Jing dari Real Estate Hengxi?”
Shen Nianshen mengiyakan dan menambahkan, “Dia kakaknya Sun Tiantian.”
“Astaga!” Mata Xu Li melebar tiba-tiba dan wajahnya terlihat kaget, “Kamu sedang bercanda, kan? Tiantian ternyata anak perempuan dari pemilik Real Estate Hengxi???”
Shen Nianshen hanya menatap kawannya itu, tidak berbicara.
Xu Li, “Tidak benar. Bukankah Tiantian bermarga Sun? Kenapa marga kakaknya Lin?”
Shen Nianshen, “Tiantian ikut marga ayahnya dan kakaknya ikut marga ibunya.”
“……”
Xu Li menjadi sedikit bodoh, tidak berbicara untuk waktu yang lama.
Ketika dia kembali bereaksi, pertanyaan pertamanya bernada khawatir, “Ah Nian, kamu baik-baik saja?”
Awalnya dia kira Sun Tiantian cuma berasal dari keluarga yang berada. Tidak menyangka kalau gadis itu ternyata anak orang kaya, sungguh tidak mirip sedikit pun. Sama sekali tidak sedikit pun tampak seperti anak orang kaya. Dulu saat Tiantian masih bergabung dengan Klub Roller Skate, Tiantian bisa ikut bersama mereka makan di restoran murah, bisa minum sebotol air seharga lima yuan, bisa makan sate di pinggir jalan bersama mereka…
Tapi kalau Tiantian benar-benar punya latar belakang yang begitu menonjol, apa keluarganya akan setuju dia bersama dengan Ah Nian?
Xu Li tiba-tiba sangat mengkhawatirkan Shen Nianshen dan bertanya hati-hati, “Kakaknya tidak mengatakan apa-apa padamu, kan?”
Shen Nianshen, “Tidak.”
Dia mengambil pakaian dari lemari dan pergi ke kamar mandi untuk mandi.
Setelah beberapa saat, ketika Shen Nianshen keluar dari kamar mandi, Xu Li masih tenggelam dalam keterkejutan dan belum sepenuhnya pulih. Ketika Shen Nianshen keluar dari kamar mandi, dia tanya sadar bertanya, “Kamu mau ke mana?”
Shen Nianshen mengambil beberapa buku dan juga buku catatannya, “Perpustakaan.”
Sambil bicara, dia sudah berjalan keluar.
Xu Li duduk di kursinya dan menatap punggung Shen Nianshen yang pergi untuk waktu lama, tiba-tiba dia sedikit tidak mengerti.
Dia dulu merasa Ah Nian bisa bertemu Tiantian adalah karena nasib baik. Setidaknya setelah bersama Tiantian, Ah Nian menjadi lebih bahagia dari sebelumnya, dari waktu ke waktu terus menunjukkan senyum bahagia di wajahnya.
Tapi sekarang jadi agak membingungkan. Entah Ah Nian bertemu dengan Tiantian, bagi Ah Nian itu hal yang baik atau buruk? Ah Nian orang yang begitu menjunjung tinggi harga diri, entah berapa banyak tekanan psikologis yang harus ditanggungnya.
……
Sun Tiantian keluar berganti pakaian setelah selesai mandi. Cheng Duo melebarkan matanya dengan terkejut, “Kamu bilang kamu dan Shen Nianshen pergi main keluar, pada akhirnya Shen Nianshen malah bilang pada resepsionis kalau dia mau dua kamar???”
Sun Tiantian mengenakan sweater, lalu duduk di bangku untuk mengenakan kaus kaki sambil menghela napas, “Ya memang begitu. Aku bilang padanya kalau aku takut, tidak mau tidur sendiri. Akhirnya, coba kalian tebak apa yang dia katakan?”
Para gadis itu menggelengkan kepala dan berkata pada waktu bersamaan, “Apa katanya?”
Sun Tiantian berkata pelan, “Dia bilang pada resepsionis kalau dia mau kamar standar, dia juga menekankan mau yang ada dua tempat tidurnya.”
Setelah selesai mengatakannya, para gadis itu pun tertawa.
Cheng Duo tertawa terbahak-bahak, air matanya sudah hampir mengalir keluar. Setelah beberapa saat berlalu, barulah dia menyeka air mata, “Tiantian, jujur saja ya. Ah Nian kalian tidak ada masalah, kan? Ini jelas-jelas tidak normal.”
Pria normal harusnya tidak mungkin tidak tergoda untuk tinggal di kamar yang sama dengan pacar mereka. Malah lebih baik kalau satu tempat tidur, lebih nyaman untuk melakukan sesuatu…
“Kamu baru ada masalah, Xu Li kalian itu yang ada masalah.”
Cheng Duo tertawa, “Tidak masalah, si Xu Li itu terserah kamu mau bilang dia apa.”
Sun Tiantian, “…”
Sun Tiantian selesai berganti pakaian dan berlari ke perpustakaan sambil membawa buku.
Ketika masuk, dia melihat Shen Nianshen duduk di posisi yang dekat dengan jendela.
Sun Tiantian berjalan perlahan dan menutupi mata pemuda itu dari belakang, bibirnya menempel di telinganya dan berbisik, “Tebak aku siapa?”
Shen Nianshen tersenyum dan menarik tangannya, “Jangan iseng.”
Sun Tiantian terkekeh dan duduk di sampingnya, melirik ke atas meja dan ada setumpuk buku di sana. Dia membalikkan dua halaman buku, kemudian membuangnya dengan kepala pusing. Di buku itu penuh dengan simbol dan angka digital, tidak apa saja yang tertulis di sana.
Shen Nianshen memegang tangan Tiantian dan berkata pelan, “Kamu pakai sarung tangan tidak? Dingin sekali.”
Sun Tiantian terkekeh dan berbisik, “Lupa.”
Shen Nianshen memegang kedua tangan Sun Tiantian di telapak tangannya, menghangatkannya untuk sejenak. Sun Tiantian ingin menarik tangannya, tapi Shen Nianshen terus mengawasinya.
Sun Tiantian berbisik pelan, “Kamu belajar saja, aku tidak akan mengganggumu.”
Telapak tangan Sun Tiantian masih sangat dingin, Shen Nianshen melepaskan tangan kanannya dan menggunakan tangan kirinya untuk memegang kuat tangan Sun Tiantian.
Dia membaca buku sambil membantu Sun Tiantian menghangatkan tangannya.
Sun Tiantian duduk di sampingnya, diam dan tidak mengeluarkan suara. Tatapannya jatuh pada tangannya yang dipegang erat oleh Shen Nianshen, tidak bisa menahan diri untuk tertawa rendah.
Shen Nianshen sangat serius saat belajar dan Sun Tiantian tidak ingin mengganggunya. Jadi dia diam-diam pindah duduk ke seberangnya dan mulai menggambar.
Begitu menggambar, dia sudah menggambar sampai jam delapan malam. Sun Tiantian sudah agak lapar. Dia mendongak dan mengulurkan tangan untuk menarik lengan pakaian Shen Nianshen, “Ah Nian, berapa lama lagi?”
Shen Nianshen mendongakkan kepala dari buku dan melihat Sun Tiantian menatapnya dengan wajah memelas, “Kenapa?”
Sun Tiantian mengerutkan bibirnya dan berkata pelan, “Aku lapar sekali.”
Shen Nianshen tertegun, tanpa sadar mengambil ponsel untuk melihat waktu, ternyata sudah jam delapan lewat.
“Kenapa kamu tidak bilang dari tadi? Aku sampai lupa.”Sambil bicara, dia segera membereskan barang-barangnya. Kemudian dia membawa Sun Tiantian keluar dari perpustakaan.
Sun Tiantian diajak oleh Shen Nianshen turun ke lantai bawah, Sun Tiantian hanya mengikuti di belakangnya dan berjalan perlahan.
Setelah berjalan sebentar, Shen Nianshen akhirnya merasa ada yang aneh. Dia melihat ke belakang dan Sun Tiantian yang menatapnya dengan wajah penuh kepahitan.
Shen Nianshen tertegun dan tanpa sadar bertanya, “Kenapa?”
Sun Tiantian, “Lapar.”
Shen Nianshen, “Aku tahu, sekarang aku bawa kamu pergi makan malam.”
Sun Tiantian bersandar pada tubuh Shen Nianshen dan berkata dengan lembut nan manja, “Saking laparnya sampai tidak bisa jalan lagi.”
Shen Nianshen, “…”
Sun Tiantian menyeringai dan naik di atas punggung Shen Nianshen, “Gendong aku.”
“Sun Tiantian, kamu…”
“Aku kenapa?”
Shen Nianshen menggosok pelipisnya dan tersenyum tanpa daya, “Oke, naiklah.”
Sambil bicara, dia turun satu anak tangga dan berjongkok.
Sun Tiantian sangat senang, dia segera naik ke punggung Shen Nianshen dan memeluk lehernya dari belakang.
Shen Nianshen menggendong Sun Tiantian keluar dari gedung perpustakaan. Angin sepoi-sepoi bertiup ke arah mereka. Sun Tiantian memejamkan matanya, menyandarkan kepalanya di punggung Shen Nianshen. Dia bisa mencium aroma samar mint dari tubuh pemuda itu, kebahagiaan dalam hatinya seakan melebur dan membuatnya berkata dengan pelan, “Shen Nianshen, kamu sangat baik. Aku sungguh sangat menyukaimu.”
Shen Nianshen mendengar ini, hatinya sedikit menggigil. Matanya lebih gelap daripada langit malam. Setelah beberapa saat, dia berkata pelan, “Aku juga suka kamu.”