Spending the Villain’s Money to Extend My Life [Bahasa Indonesia] - Chapter 80
Chen Ke Xin langsung terpana melihat kucing oranye yang terlihat konyol itu!
Kucing oranye besar itu berguling-guling di tanah dengan keempat cakarnya yang menghadap ke langit. Lipatan perutnya yang tersembunyi itu dapat dilihat dengan jelas dan ekornya yang panjang dan berbulu itu mencuat ke atas…
Cakar kanannya yang lembut dan imut itu tampak seperti menjangkau kupu-kupu, sementara cakar kirinya melayang di depan dadanya. Matanya yang jernih dan berkilauan itu menatap lurus ke arah kupu-kupu.
Itu sangat realistis.
Dia telah merasakan bahwa lukisan itu sangat realistis, ketika dia melihatnya di channel streaming pelukisnya.
Saat itu, dia hanya berasumsi bahwa lukisan itu berada di bawah pengaruh beberapa filter untuk mempercantik lukisan tersebut. Namun ketika dia melihat lukisan yang sebenarnya sekarang, lukisan kucing gong bi yang ada di depan matanya ini terlihat seperti kucing tersebut akan melompat keluar dari dalam kertas kapan saja.
Bukan hanya penampilan kucingnya saja, bahkan gerakan tubuh kucing itu mengingatkan dirinya pada kucing oranye kecil yang pernah dia miliki di masa lalu.
Bulu pada perut kucing tersebut terlihat alami, lembut, halus, dan berkilau.
Dan bulu yang ada di bagian bawahnya mencuat keluar.
Mulut kucing yang sedikit terbuka dan mata yang jernih dan berkilau itu menunjukkan betapa santai Kucing Oranye itu.
“Juju…”
Mau tidak mau, Chen Ke Xin menyebutkan nama kucingnya, matanya terfokus ke suatu tempat yang jauh.
Dia mengambil lukisan tersebut dan memeluknya, namun dia merasakan tipisnya kertas itu, wajahnya langsung dipenuhi dengan penyesalan dan kekecewaan.
Itu hanyalah sebuah ilusi.
Ini hanyalah sebuah lukisan, bukan Juju-nya.
Chen Ke Xin menggertakkan giginya dan meletakkan lukisan itu.
Kemudian, dia mengambil kembali lukisan tersebut pada detik berikutnya.
Dia melihat bahawa kucing oranye yang ada pada lukisan itu telah memegang kupu-kupu dan memamerkannya padanya. Kucing itu membuka mulutnya dan memberikan suara meongannya yang meluluhkan hatinya.
Lukisan gong bi ini sangat luar biasa!
Semakin dia melihatnya, semakin nyata tampilannya.
Semakin dia melihatnya, semakin tampak hidup gerakan kucing tersebut.
Dan bukan hanya kucing oranye saja, bahkan kupu-kupu yang bermain dengannya juga terasa nyata. Sayap kupu-kupu itu tampak berkibar di udara.
“Mungkinkah Pemilik Channel ini… salah satu pelukis tingkat dewa?”
Chen Ke Xin tercengang.
Dia segera membuka toko Nerdy Painter di Taobao-nya, dia segera melihat lukisan Ayam Kecil yang telah terjual.
Harga yang diminta: $30.000
“Apakah ini benar-benar terjual?”
Harga lukisan itu sama dengan uang sakunya selama sebulan. Itu tidak berarti apa-apa baginya.
Karena lingkungan pergaulannya yang normal, dia lumayan akrab dengan lukisan cat minyak dan lukisan tinta Cina.
$30.000… itu pasti harga yang akan diminta oleh seorang seniman terkenal.
Jika tidak, akan sulit bagi seorang pelukis yang tidak terkenal untuk menjualnya dengan harga lima digit untuk sebuah lukisan pedesaan, tidak peduli seberapa bagus keahliannya.
Awalnya, dia mengira bahwa ini hanyalah teknik pemasaran dari pemilik channel untuk menciptakan fondasi produk kelas atas dalam memalsukan penjualan menggunakan dengan teknik hunger marketing [1].
Namun… setelah dia melihat secara langsung lukisan kucing oranye tersebut, dia merasa tidak yakin lagi.
“Tidak heran, jika dia tidak membiarkan aku membayar lukisannya. Itu mungkin karena dia tahu bahwa lukisan ini bernilai lebih dari $10.000. Dia tidak terlalu peduli dengan harga $10.000, sehingga dia memberikannya secara gratis kepadaku?”
Semakin dia memikirkannya, semakin dia merasa bahwa “Guru Lukisan Tinta” ini bukanlah seniman biasa.
Mungkin Guru bukanlah tipe seniman yang angkuh, dia adalah seniman sejati!
Tapi, apa mungkin seseorang bisa menjadi ahli di usia yang sangat muda?
“Apa dia pintar merawat dirinya sendiri?”
Tangan yang dilihatnya di channel tersebut tampak muda, halus, dan berwarna merah muda pucat; itu tampak seperti tangan milik seorang wanita muda.
Suaranya juga terdengar lembut dan manis, jadi dia tidak mungkin setua itu, kan?
***
Catatan:
[1] Hunger marketing adalah suatu strategi pemasaran yang secara khusus berfokus pada emosi dan keinginan konsumen dengan cara membuat mereka lapar, sehingga mereka mempunyai keinginan yang kuat untuk membeli produk yang juga ingin dibeli oleh orang lain. Dengan menstimulasi psikologis mereka, itu akan mendorong seseorang untuk membuat keputusan secara emosial dibandingkan keputusan secara rasional dengan cara meningkatkan keterbatasan produk, meningkatkan keterbatasan waktu penjualan, dan memberikan diskon khusus.