Nirvana In Fire - Chapter 114
Saat salju pertama mulai turun, angka-angka panenan musim gugur yang dibutuhkan oleh masing-masing provinsi perlahan-lahan mulai diterima oleh pengadilan istana. akibat kemarau pada musim panas dan musim semi, banyak pejabat provinsi yang melaporkan bencana, dengan beberapa tempat mengalami wabah belalang yang membuat tak ada sebutir biji-bijian pun untuk dipanen. Para pengungsi akibat kelaparan menyebar di mana-mana memohon makanan, dan situasinya sangat serius. Pangeran Yu, demi meningkatkan reputasinya, mengumumkan kalau dia akan memotong pengeluaran pribadinya, dan mendonasikan tiga puluh ribu keeping perak untuk meningkatkan kondisi bagi rakyat, sebagai tambahan dari dana penanggulangan bencara dari Kementrian Pendanaan sendiri. Dia pun memenangkan pujian yang tersebar luas atas tindakannya. Pangeran Jing di sisi lain, tak pernah memiliki latar belakang kaya dan juga memberikan bantuan untuk sekelompok besar anak yatim piatu dalam pasukannya – Selir Jing juga tak bisa memberikan bantuan dalam aspek ini, dan karenanya Pangeran Jing jadi tampak kurang murah hati serta kalah bila dibandingkan.
tepat pada saat ini, muncul kasus perampokan dan pembunuhan sebuah rombongan di Provinsi Fu, yang membuat Kementrian Peradilan maju untuk menyelidikinya. Pada akhirnya, kasus itu terpecahkan, dengan mereka mendapatkan kembali harta benda curian, menangkap para perampok, dan dengan sukses menutup kasus tersebut.
Mulanya, kasus ini tidak terlalu kecil maupun besar, dan paling-paling yang Kementrian Peradilan perlu lakukan adalah melaporkan kasus itu. Akan tetapi, tanpa disangka-sangka, didapati bahwa rombongan itu sedang mengawal hadiah rutin yang diberikan kepada Pangeran Yu oleh Hakim dari Provinsi Yue, dengan jumlah total tak kurang dari lima ribu keping emas. Provinsi Yue adalah salah satu dari provinsi yang paling terpengaruh oleh bencana, dan banyak warga telah mati kelaparan ketika menunggu bantuan dari pemerintah.
Saat diinterogasi, para perampok yang tertangkap menyatakan bahwa mereka merasa kesal atas kejadian semacam itu, dan karenanya menempatkan nyawa mereka dalam bahaya dalam upaya mencuri barang-barang dan mendistribusikannya kembali pada rakyat yang membutuhkan. Kabar ini menyebar, dan rakyat dari Provinsi Yue memohon untuk menurunkan hukuman bagi para perampok, membangkitkan kritikan heboh yang menyebabkan nama Pangeran Yu menjadi tercoreng habis-habisan. Dia membuat berbagai pernyataan yang menyatakan bahwa dia sama sekali tak tahu-menahu tentang hadiah yang berasal dari Provinsi Yue dan juga tak pernah menerima hadiah apa pun sebelumnya. Bagaimanapun juga, tak peduli seberapa besar pun dia berusaha untuk membuktikan ketidakbersalahannya, sulit untuk dikatakan ada berapa banyak pejabat pengadilan istana yang akan percaya bahwa Provinsi Yue yang tak pernah mengirim hadiah di masa lalu, malah akan secara acak mengirimkan hadiah pada tahun yang teramat sulit.
Akibat dari skandal semacam itu, meski sang Kaisar tak pernah secara eksplisit menyalahkan Pangeran Yu, Pangeran Yu telah diminta untuk menjauhkan dirinya dari situasi itu karena terdapat potensi untuk terjadinya konflik kepentingan. Dia dilarang dari keterlibatan apa pun untuk mengatur dana serta bantuan penanggulangan bencana, dan tugas itu sebagai gantinya diatur kembali kepada Pangeran Jing. Pangeran Jing sudah berteman baik dengan Shen Zhui, seorang pejabat sipil di Kementrian Pendanaan, dan keduanya bekerjasama dalam diam, merasa tak terkekang saat berkomunikasi antara satu sama lain.
Karena keduanya luar biasa memegang prinsip dan disiplin diri, dengan cepat mereka mengendalikan situasi dengan mengeksekusi atau memecat beberapa pejabat yang terus-terusan bertindak sesuai dengan praktek-praktek di masa lalu. Meski tak bisa dikatakan kalau mereka menangani situasinya secara sempurna dari awal hingga akhir, bila dibandingkan dengan tahun-tahun lalu di mana hanya tiga puluh persen dari perak yang dikirim untuk bantuan bencana yang didistribusikan kepada warga, rasanya sudah seperti siang dan malam. Shen Zhui adalah seorang pekerja keras yang lebih memilih kesempatan di pihak pertama dan karenanya tak bisa duduk-duduk saja di Ibu Kota. Dia meminta untuk dikirim ke area-area yang terkena bencana untuk memastikan tidak adanya kerusuhan, meminimalkan kematian, serta musim dingin yang aman; sehingga ketika musim semi tiba, akan ada pertanian yang sukses. Pangeran Jing saling bertukar surat dengannya setiap hari, dan menghabiskan banyak dari waktunya untuk mencari kemungkinan-kemungkinan lain bagi rakyat untuk memulihkan penghidupan mereka sesegera mungkin.
Meski Pangeran Jing tidak terlalu berpengetahuan dalam hal ini, Mei Changsu telah berada di Dunia Persilatan selama lebih dari sepuluh tahun, da memiliki keahlian besar mengenai kondisi-kondisi kehidupan rakyat karena banyak dari bawahannya dahulu pernah berjuang sebagai warga kelas bawah. Dia memberikan beberapa saran kepada Pangeran Jing untuk berdiskusi dengan Shen Zhui, yang setelah melakukan investigasi di tempatnya, setuju dengan sebagian besar usulan Pangeran Jing, dan hanya menambahkan sedikit pemikiran sebelum melapor kembali pada Kaisar.
Pada tahun-tahun sebelumnya, terjadinya bencana besar rawan menimbulkan kerusuhan, karena warga membutuhkan makanan dan pakaian, dan juga karena mereka tak punya hal untuk dikerjakan. Bencana telah membuat mereka tak bisa bersiap-siap untuk membajak tanah di musim semi. Akibat dari hal ini, mereka jadi begitu putus asa sehingga bahkan rangsangan sedikit saja bisa menyebabkan kekacauan yang luar biasa, menjadi teramat problematic bagi sidang istana serta pemerintahan setiap tahunnya.
Laporan kepada Tahta yang ditulis oleh Pangeran Jing dan Shen Zhui dibutuhkan untuk memberikan solusi atas masalah khusus ini, dan juga melingkupi banyak hal lainnya. Tujuan utamanya adalah agar para korban bencana bisa pulih, dan berdasarkan pada situasi di tiap provinsi, memberikan dukungan dan mengatur para warga untuk mengambil pekerjaan lain untuk sementara ini.
Contohnya, Provinsi Wei berada di dekat tepi perairan dan kaya akan cattail berdaun sempit, yang bisa ditenun menjadi celemek, saringan the, tikar jerami, dan barang-barang lainnya. Setelah dikapalkan ke Ibu Kota, barang-barang itu menjadi luar biasa popular. Sama seperti barang-barang yang baru ditemukan di provinsi-provinsi lainnya, industriy-industri penyokong juga demikian. Pada saat bersamaan, sementara cuaca masih hangat untuk sebulan lagi, Kementrian Industri dan Perdagangan mengkoordinasikan pembangunan jalan dan jembatan yang baru, mengeruk sungai, dan melakukan reklamasi tambang sehingga para korban bencana yang tak menguasai kerajinan tangan bisa memiliki penghasilan dasar.
Pada beberapa provinsi yang lebih hangat di mana tak terdapat salju, begitu pembangunan dimulai, mereka bisa lanjut bekerja hingga musim semi. benih-benih untuk ditanam di musim semi akan dialokasikan oleh pemerintah pada masing-masing area yang terkena bencana, dan para petani yang tak memiliki benih bisa mendapatkannya. Mereka dibebaskan dari semua pajak untuk tahun itu, dan bila pada tahun selanjutnya ternyata panen besar, biaya atas bibit-bibit tanaman tersebut akan ditambahkan pada pajak, tanpa adanya biaya tambahan. Dengan semua ini, para korban mendapatkan manfaat jauh lebih banyak daripada tahun-tahun sebelumnya, sementara pemerintah istana juga mengeluarkan lebih sedikit uang. Mayoritas warga memiliki pekerjaan, dan meski tidak semuanya bisa memenuhi kebutuhannya sendiri secara sepenuhnya, tetap saja lebih baik daripada hidup di jalanan, kelaparan, meminta-minta makanan, atau dengan sia-sia menunggu pemerintah bertindak. Tampak nyata bahwa bila pejabat-pejabat pemerintah memiliki cara pikir yang fleksibel serta bisa mengusulkan pemecahan yang sesuai, penderitaan dari bencana mana pun bisa amat banyak dikurangi.
penerapan dari laporan itu, setelah disetujui oleh sang Kaisar, memberikan hasil yang luar biasa. Bukan hanya berhasil menghilangkan kekacauan yang umumnya menemani bencana, namun perbendaharaan negara juga tak mengalami kerugian yang besar. Hal itu juga memperbaiki perilaku dari para pejabat setempat dengan memberikan teladan. Pangeran Jing berhasil mengembangkan imej mampu memimpin pasukan di medan perang dan mengatur urusan-urusan negara di luar medan perang. Shen Zhui menjadi semakin terkenal dan juga memiliki lebih banyak martabat di pengadilan istana. Meski Pangeran Yu telah berusaha mencari-cari kesalahan mereka berulang kali, dia tak bisa mendapatkan kesuksesan.
Pada akhir tahun, Ahli Perbintangan Kekaisaran melaporkan bahwa terdapat cahaya merah yang terpantul pada Bintang Kaisar, menunjukkan tanda-tanda kemalangan pada perbintangan. Kaisar menuliskan dekrit kekaisran yang menyatakan bahwa karena Putra Mahkota tidak berkebajikan, dan Langit telah mengeluarkan peringatan, Putr Mahkota pun diturunkan dari gelarnya dan selanjutnya akan menjadi Pangeran Xian. Dia diperintahkan untuk keluar dari Ibu Kota untuk pergi ke Provinsi Xian. Pada saat bersamaan, Pangeran Jing dianugerahi dua mutiara lagi, dan menjadi seorang pangeran qin tujuh mutiara, sama dengan Pangeran Yu.
Saat dekrit ini dikeluarkan secara resmi, Pangeran Yu, yang selangkah di depan dan telah menerima kabar tersebut, luar biasa murka dan mengamuk, menghancurkan semua benda yang memungkinkan di dalam ruang belajarnya. Bahkan pot anggrek kesayangannya juga tak dilewatkan. Tak seorang pun yang bahkan berani melangkah mendekati badai di dalam, namun Qin Banruo, yang sepertinya sudah tidak ada di tempat selama beberapa saat, memiliki keberanian untuk berdiri di sudut ruangan, menonton Pangeran Yu yang mengamuk.
Saat Pangeran Yu telah melampiaskan sebagian besar dari amarahnya, si nona dari Wisma Lengan Baju Merah tersenyum dingin, berkata, “Dikatakan bahwa ‘bila mendapatkan Bakat Qilin, berarti mendapatkan dunia’. Aula Langya tidak salah sama sekali!”
Kata-katanya bagaikan sebilah pisau tajam yang mengiris dalam pada hati Pangeran Yu. Dengan cepat dia berputar dengan mata merah pekat, memelototi Qin Banruo seraya bertanya marah, “Apa maksudmu?”
Mata Qin Banruo gelap, dingin bagai es, dan dia menaikkan dagu lembutnya, menggertakkan gigi saat berkata, “Musim gugur yang lalu, ketika Jiangzuo Mei Lang pertama memasuki Ibu Kota, apa posisi Tuanku, dan apa posisi Pangeran Jing? Kini setahun telah berlalu, dan sekarang dalam apa posisi Tuanku, dan dalam posisi apa Pangeran Jing? Saat Anda membandingkan perubahan-perubahan dalam kedua posisi itu, bukankah sudah jelas, siapa yang berakhir mendapatkan sang Bakat Qilin?”
Pangeran Yu terjajar mundur beberapa langkah, dan terjatuh ke kursi di belakangnya. Dia memiliki kecurigaan yang semakin meningkat saat Jingyan diangkat sebagai pangeran qin pada bulan sembilan, tapi masih merasa ragu dan galau. Dengan Qin Banruo menunjukkan kenyataannya dengan sikap yang sedemikian langsung, tiba-tiba Pangeran Yu merasa darahnya menderu, dan berharap untuk menghancurkan semua yang ada di depannya menjadi debu.
“Tuanku, jangan mengharap atas sebuah khayalan lagi. Pangeran Jing telah memperoleh Mei Changsu, dan saya telah memastikan hal ini. Tuanku, apakah Anda benar-benar ingin saya memberikan buktinya kepada Anda?” Qin Banruo dengan sengaja berusaha membuat Pangeran Yu tertekan dengan mengatakan hal ini, dan melihat pria itu menurunkan kepalanya dengan kecewa, tertawa dingin, meneruskan, “Bicara tentang si Ketua ini, dia itu benar-benar cukup menakjubkan. Dia tegas, berani, dan merupakan seorang guru yang baik. Tanpa bantuannya, bagaimana bisa Pangeran Jing akan pernah mencapai status yang dimilikinya hari ini? Bahkan situasi di Istana Belakang juga telah berubah. Selir Agung Yue telah kehilangan posisinya dan Selir Jing telah naik. Dia sudah bersikap diam di istana selama bertahun-tahun, siapa yang bahkan pernah memberikan pemikiran lebih tentang dia? Tapi siapa yang tahu kalau begitu status mereka mulai naik, dia akan sangat sulit untuk ditangani. Aku yakin kalau Puan Pangeran telah memberitahu semua ini kepada Anda.”
Pangeran Yu menggertakkan gigi, tapi tak mengingkarinya.
Luar biasa kontras dengan Selir Agung Yue yang bermegah diri, Selir Jing bagaikan sungai yang lembut. Entah secara tertutup ataupun langsung, tak ada cara apa pun yang tampaknya bisa berhasil pada dirinya. Selir Jing tak pernah terlalu sensitive ataupun pencuriga, tak memedulikan perhatian ataupun kekayaan, dan tak berusaha memenangkan dukungan dari orang lainnya. Dia teliti dalam etika, dan hanya memikirkan tentang bagaimana cara melayani Kaisar agar Beliau merasa senang dan nyaman, dan tak pernah mengucapkan sepatah kata pun yang lebih daripada yang dibutuhkan. Kalau sang Kaisar memberinya hadiah, dia akan menerimanya, dan saat sang Kaisar tidak memberinya, Selir Jing takkan merasa marah ataupun meminta. Kalau kau memperlakukan dirinya dengan baik, dia akan bersikap hormat sebagai gantinya; dan bila kau berusaha menempatkannya pada posisi sulit, dia akan menerima kesulitan itu. Singkatnya, Selir Jing itu bagaikan bola kapas, mustahil untuk dihancurkan ataupun dipipihkan, dan bila kau berusaha meninjunya, kau takkan bisa merusaknya sama sekali. Berurusan dengan Selir Agung Yue selama puluhan tahun juga hampir tak sesulit berurusan dengan Selir Jing dalam jangka waktu singkat ini.
“Akulah yang telah meremehkan ibu dan anak ini.” Pangeran Yu menghembuskan napas panjang dan meneruskan, “Kukira domba, tapi ternyata adalah dua ekor serigala. Tapi masih terlalu awal bagiku untuk mengakui kekalahan. Kalau aku bisa menyingkirkan Putra Mahkota, aku juga bisa menghancurkan Pangeran Jing.”
Pangeran Yu melirik wanita itu dan merespon, “Untuk mengalahkan mereka, lebih mudah untuk dikatakan daripada dilakukan. Wisma Hongxiu-mu sudah jatuh ke dalam situasi seperti itu, tidakkah kau akan bilang kalau mereka telah mengalahkanmu?”
Kata-katanya mengenai tepat pada titik lemah Qin Banruo, dan raut benci serta jijik meliputi wajah memesonanya, berkata, “Kalau kita membicarakan tentang satu ronde ini, maka saya sudah kalah. Tapi tidaklah penting kalau saya kalah, yang penting adalah bahwa masa depan besar Tuanku tak bisa dihancurkan oleh seorang pria tidak penting. Tuanku, Tidakkah Anda ingin membalas dendam karena telah ditipu dan dimanfaatkan?”
Kata-kata Qin Banruo membangkitkan sesuatu di dalamnya, dan Pangeran Yu pun kembali mengamuk, menghantamkan telapak tangannya ke atas meja di depannya dengan begitu ganas sehingga suatu perasaan seperti ditusuk-tusuk mengaliri telapak tangannya.
Setelah meluapkan amarahnya lewat gerakan ini, dia sedikit menjadi tenang, dan meski masih merasa tertekan dan berulang kali mengesah, dia akhirnya menggertakkan giginya dan bicara, “Kau ingin memusatkan perhatianmu pada Mei Changsu, dan ingin membalas dendam atas kehancuran Wisma Hongxiu-mu, ini aku mengerti. Kalau kau bicara tentang kebencian, aku membencinya lebih daripada dirimu. Tapi dengan situasi saat ini, sudah tidak lagi seperti ketika setahun yang lalu. Pada saat itu, kita bisa membuang Mei Changsu, kemudian Pangeran Jing takkan punya cara untuk meraih kesuksesan apa pun. Sekarang, adik ketujuhku adalah orang dengan aspirasi tinggi dan masa depan menjanjikan. Dan ini bukan berkat upaya Mei Changsu seorang diri. Aku tak bisa mengulang kesalahanku yang lalu, dan terus membiarkan kekuasaannya meningkat. Lagipula, tak peduli seberapa berkuasa pun Mei Changsu, dia tak lebih dari seorang penasihat, dan kelemahan terbesar dalam diri seorang penasihat, selalu pada diri orang yang dia beri nasihat. Daripada berusaha menyingkirkan Mei Changsu, akan jauh lebih baik bila membereskan orang yang membuat fondasinya. Tanpa seseorang untuk dinasihati, tak peduli Bakat Qilin macam apa pun dia, dia tetap hanya seekor anjing liar tanpa pemilik.”
Ketika Pangeran Yu menyelesaikan kalimatnya, kekejaman dalam suaranya begitu jauh melampaui yang bisa digambarkan, sehingga bahkan Qin Banruo juga diam-diam merasa terkejut. Dengan cepat dia menenangkan dirinya sendiri dan bertanya, “Tuanku berniat memulai dari mana?”
“Dari mana?” Pangeran Yu berjalan mondar-mandir di sekitar kamarnya yang berantakan, tertawa dingin, dan berkata, “Aku mungkin tidak tahu kelemahan Mei Changsu, tapi kelemahan Pangeran Jing luar biasa kentara. Apa akar penyebab yang membuat dia tak pernah disukai selama sepuluh tahun terakhir ini? Apakah karena dia bodoh, tak bisa bertanggungjawab atas tugas-tugasnya, atau dia telah membuat suatu kesalahan? Sebenarnya bukan karena satu pun dari hal-hal ini. Sebaliknya, dia sudah memiliki banyak pencapaian militer dan bekerja dengan sangat keras, namun Ayahanda Kaisar tak pernah menghadiahi dirinya. Alasan kenapa Ayahanda Kaisar tidak menghadiahi dirinya…. Yang berdiri di antara ayah dan anak, di mana tak satu pihak pun yang bersedia mengalah, adalah kasus lama itu….”
Qin Banruo memicingkan matanya dan perlahan mengangguk, menjawab, “Itu benar. Titik lemah Pangeran Jing memang adalah Pasukan Chiyan dan kasus lama pemberontakan Pangeran Qi.”
“Jumlah kali Pangeran Jing telah secara keras menentang Ayahanda Kaisar demi para pengkhianat itu, aku sudah tak bisa menghitungnya lagi. Hanya saja setelah lebih dari sepuluh tahun mengirimnya keluar dari Ibu Kota, Ayahanda juga semakin tua, dan tak mau repot-repot berdebat lagi. Pangeran Jing juga sudah belajar untuk mengendalikan dirinya sendiri dengan baik, dan seakan mereka berdua telah membalikkan halaman baru, menyembunyikannya jauh di dalam hati, tanpa ada satu pun yang mengungkitnya. Tapi hanya karena mereka tak mengungkitnya, tidak menunjukkan kalau hal itu telah dilupakan atau dimaafkan. Selama kita bisa menemukan kesempatan yang bagus untuk mengungkitnya, hal itu masih merupakan jurang paling dalam di antara mereka berdua….”
“Ini memang adalah titik masuk yang bagus,” Qin Banruo menyetujui, “Tapi, Tuanku, saat Anda mengoyak keropeng lama sekali lagi, Anda tak bisa melakukannya secara setengah-setengah. Anda harus langsung mengoyak habis semuanya, dan semakin berdarah, semakin baik.”
“Tepatnya memang karena ini, bahwa kita tak bisa melakukannya secara setengah-setengah, sehingga aku belum menemukan bagaimana cara untuk melakukannya. Akan jadi betapa menyenangkannya bila sebuah kesempatan yang bagus bisa muncul sekarang….”
Mata gelap bagaikan kristal Qin Banruo menatap sekeliling selama sesaat, kemudian dia perlahan berkata, “Mengenai kesempatan… Banruo belum memikirkannya. Tapi ada satu orang, yang Tuanku harus berusaha untuk bekerjasama dengannya.”
“Siapa?”
“Kepala Biro Xuanjing, Xia Jiang.”
“Xia Jiang?” Pangeran Yu mengernyit samar, meneruskan, “Takutnya itu tak mungkin… Tradisi lama Biro Xuanxing adalah selalu tetap berada di luar perebutan tahta. Dahulu saat Putra Mahkota dan aku bertarung seperti api yang mengamuk, dia tak pernah….”
“Masa lalu adalah masa lalu,” Qin Banruo buru-buru menyela, “Tidak mengejutkan kalau dia tak pernah ikut campur antara Anda dan Putra Mahkota, tapi sekarang lawan Anda adalah Pangeran Jing. Xia Jiang bukannya tidak tahu apa-apa, dan sangat jelas tentang hubungan Pangeran Jing dengan kasus Chiyan dahulu. Dia masih, tentu saja, ingat dengan jelas siapa yang memimpin penyelidikan atas kasus Pasukan Chiyan. Bila dibilang secara ringan, adalah ketidaksepakatan, tapi bila dibilang secara lebih serius, adalah kebencian. Tuanku, apakah Anda pikir Xia Jiang hanya akan berpura-pura tidak melihat dan membiarkan Pangeran Jing perlahan-lahan bergerak semakin dekat dan makin dekat lagi pada tahta Kaisar? Tak peduli seberapa setia pun dirinya, dia masih harus mempertimbangkan mada depannya sendiri, kan?”
Kata-kata Qin Banruo memiliki pengaruh pada Pangeran Yu yang persis seperti yang dia niatkan, dan Pangeran Yu tanpa terkendali menggosokkan tangannya dalam antisipasi, tampak cukup bersemangat. Bagi Pangeran Yu, yang kekuatannya telah mengalami kehilangan besar, pengaruh yang dimiliki Xia Jiang atas Kaisar dan pengintai-pengintai rahasia yang dikendalikan oleh Biro Xuanjing akan jadi seperti hadiah arang di hari bersalju yang membekukan.
“Tuanku,” Qin Banruo tersenyum memikat, membungkuk hormat seraya menyarankan, “Kalau kita diam-diam menguji apakah Xia Jiang memiliki atau tidak memiliki niat untuk bergabung dengan kita, maka saya bisa membantu proses ini. Saya punya seorang kakak seperguruan, yang merupakan kawan lama Xia Jiang….”
———–
*Bintang Kaisar: sebuah bintang yang mewakili Kaisar pada Astrologi Bintang Ungu, suatu bentuk peramalan di Tiongkok kuno yang berhubungan dengan takdir.