Living Leisurely in Tang Dynasty - Chapter 72
Yuanying menyesali perbuatannya. Keingintahuan memang bisa membunuh, kenapa juga dia berbagi pikiran dengan kakandanya yang sedang dalam suasana hati buruk? Hebat! Sekarang karena dia sendiri yang telah membongkar rahasianya, maka dia harus hidup dalam belas kasihan kakandanya.
Meski diakui dan diberi hadiah merupakan hal yang bagus, namun alasan ini akan menakuti ibunya setengah mati. Juga, sekarang ini dia berada jauh dari ibunya. Kalau sang Kaisar mengirim orang untuk memberi hadiah kepada ibunya, ibunya mungkin akan takut setengha mati dan takkan pernah bisa tidur nyenyak lagi!
Lagi dan lagi Yuanying memaki sang Kaisar dalam hati, namun dia masih harus menampakkan diri di sisi kakandanya seperti anak yang baik. Bahkan Li Zhi jadi agak kebingungan dan diam-diam menariknya ke samping. “Kenapa akhir-akhir ini Paman jadi begitu penuh perhatian pada ayahanda?”
“Apa maksudmu perhatian? Sebagai seorang adik, tentu saja aku perlu memikirkan tentang kesejahteraan sang Kaisar.” Yuanying jadi semakin dan semakin defensif dan bahkan mengomeli Li Zhi. “Sebagai perbandingannya, kau sebagai putranya lumayan tak berguna. Apa kau tahu bahwa telah terjadi upaya pembunuhan terhadap sang Kaisar pada malam kita beristirahat di Istana Gunung Li?”
Pada waktu itu Li Zhi sedang kelelahan dan tertidur tanpa menyadari apa-apa. Dia pun terperangah.
“Benarkah?”
Yuanying berkata sungguh-sungguh: “Tentu saja, kenapa aku harus berbohong? Kau itu cukup ceroboh dan tak berpikir panjang tentang apa-apa. Ayahandamu tampak berada dalam suasana hati buruk dan aku sedang berusaha membuatnya gembira! Karena kita tak bisa membantu dengan urusan-urusan penting, kenapa kita tak melakukan hal-hal kecil untuk membuat sang Kaisar gembira?”
Li Zhi sungguh memercayai Li Yuanying. Dia bahkan menemui sang Kaisar untuk menkonfirmasi dan menyesal karena dia bukan anak yang baik seperti paman kecil yang merupakan adik yang baik. Dia malu karena dirinya tidak cukup berbakti.
Seketika itu juga Li Er tahu bahwa putranya ini telah ditipu habis-habisan oleh Li Yuanying.
Namun sang Kaisar masih tak membongkar kebohongan-kebohongan Li Yuanying, melainkan menganggukkan kepala dan berkata bahwa semuanya memang benar dan benar kalau Li Zhi merenung dan semestinya belajar dari paman kecil.
Alhasil, satu lagi orang yang perhatian muncul di sisi sang Kaisar. Segera, berkat Li Yuanying, seluruh kumpulan lobak kecil pun bergegas-gegas menemani Li Er, membuat semuanya jadi ramai.
Ketika mereka tiba di Istana Xiangcheng, para pejabat mahkamah yang menemani kelompok itu mengucap selamat kepada sang Kaisar.
“Baginda memiliki adik yang baik dan sekelompok anak-anak yang baik. Kalau anak-anak kekaisaran bersikap seperti ini, kenapa anak-anak rakyat jelata begitu tidak berbakti dan tidak hormat!”
Li Er senang sekali.
Yuanying juga merasa lega. Pada mulanya, dia sudah kelelahan setengah mati tapi untung saja dengan cerdik dia berhasil menarik Li Zhi dan yang lainnya untuk mengerumuni sang Kaisar. Hal ini membantu membuat kaisar kesal dengan cukup cepat dan setiap hari Beliau pun harus menggusah mereka pergi!
Konstruksi Istana Xiangcheng diawasi oleh Yan Linde di bawah instruksi sang Kaisar. Yan Linde tak terlalu terkenal tapi merupakan seorang perancang arsitektural hebat yang menggambar cetak biru yang bagus dan telah menyelesaikan banyak perbaikan di dalam Kota Chang’an.
Yan Linde juga memiliki seorang adik yang terkenal bernama Yan Liben yang hebat dalam melukis. Sang Kaisar seringkali menyuruhnya melukiskan acara-acara penting. Contohnya adalah ketika Lu Dongzan datang demi melamar Putri Wencheng. Kesemuanya itu dicatat oleh Yan Liben dengan kuas lukisnya.
Kali ini pemilik dari Istana Xiangcheng, sang Kaisar, sedang berkunjung dan karenanya tentu saja pasangan kakak beradik itu datang bersama dengan Beliau. Tujuan pertamanya adalah melihat apakah sang Kaisar puas dengan konstruksi istana dan juga untuk melihat jika ada acara yang perlu dicatat (dilukis).
Yuanying tak punya kesempatan untuk mengenal Yan bersaudara. Dia harus memainkan peran sebagai adik yang baik di sepanjang perjalanan dan begitu sampai, akhirnya dia bebas. Dia pun kemudian membawa anak-anak untuk bermain sesuka hati di Istana Xiangcheng.
Meski tidak banyak yang mengharapkan dia mengumpulkan materi-materi grafis ke dalam Perpustakaan Alam Semesta, Li Yuanying masih berkeliling untuk memindai istana itu sebagai referensi untuk sistem. Kalau kelak dia ingin membangun sesuatu, dia membutuhkan sistem untuk membantunya dengan gambar. Lagipula, sistem toh selalu menganggur. Sistem harus belajar dan bekerja lebih banyak lagi karena orang yang mampu harus bekerja lebih giat!
Yuanying bermain dengan lobak-lobak kecil sepanjang hari dan bisa mendapatkan bentuk Istana Xiangcheng secara garis besar. Sistem menganalisanya dan menyimpulkan bahwa istana ini tidak cocok untuk kabur dari musim panas karena tempat ini bahkan lebih panas daripada Istana Taiji. Lokasi yang dipilih juga tidak bagus. Dikelilingi oleh gunung dan hutan, istana itu dibangun untuk bertahan terhadap binatang liar namun tidak terhadap ular dan serangga.
Tempat ini tidak cocok bahkan untuk rakyat jelata, apalagi sebagai istana musim panas.
Yuanying tak terlalu memercayai hasil penilaian sistem. “Sang Kaisar telah menghabiskan banyak uang untuk menyuruh Yan membangunnya. Kalau memang seburuk itu, bukankah seharusnya Kementrian Rumah Tangga memarahi Yan sampai mati?”
Tanpa bersuara sistem mengukur kembali indeks kelayakan tinggal dan memberi kesimpulan yang sama: Tidak cocok untuk kabur dari musim panas dan akan memicu penyakit kronis Li Er.
Mungkin terpengaruh oleh pendapat sistem, namun Yuanying memang mendapati kalau kamarnya panas dan sumpek di malam hari, membuatnya merasa tidak nyaman untuk tidur. Keesokan paginya, dia bangun pagi-pagi sekali untuk mencari Li Zhi tapi bertemu dengan mata panda.
“Apa semalam kau tidak tidur?”
Li Zhi mengangguk dongkol. “Menurutku tempat ini lebih panas daripada istana kita, sama sekali tidak nyaman.”
Indera keenam Li Yuanying memberitahunya bahwa Yan Lide akan menderita tak lama lagi.
Sebelum Li Yuanying bisa menemui Yan bersaudara untuk mendiskusikan apa pun, sebuah kejadian telah terjadi di antara para selir yang mengiringi Li Er. Seorang dayang istana kecil digigit oleh seekor ular berbisa yang menyelinap ke dalam kamar majikannya! Meski yang digigit hanya seorang dayang istana, dia tetap adalah manusia hidup dan harus dirawat. Selir itu ketakutan dan dia pun mengeluh pada Kaisar agar memanggil tabib istana dan mengganti kediaman tempat tinggalnya.
Mendengar bahwa ada ular berbisa di dalam istana, para wanita yang mengiringi Kaisar semuanya jadi cukup ketakutan. Anak-anak istana juga mencari paman kecil, dengan cemas bertanya apa yang harus dilakukan jika ada ular masuk ke kamar mereka.
Li Yuanying menghibur mereka.
“Tak apa-apa, mari kita kunjungi Tabib Sun untuk minta bubuk penolak ular. Taburkan bubuk itu mengelilingi kamar dan mereka takkan berani masuk!”
Anak-anak belum pernah mendengar ada bubuk semacam itu sebelumnya tapi mereka sepenuhnya percaya pada paman kecil dan memutuskan untuk mencari Tabib Sun.
Sun Simiao juga telah mendengar tentang insiden ular itu. Akan tetapi, dia bukan anggota resmi tabib istana dan tidak terlibat dalam memberi bantuan medis. Dia tidak yakin tentang keseluruhan kejadiannya.
“Ada beberapa cara untuk mengusir ular, tapi itu bukan solusi jangka panjang. Takkan mudah untuk membersihkan seluruh istana kalau kau mencemaskan tentang serangga atau ular yang mendekat, maka bawalah bungkusan campuran herba.”
Yuanying kemudian membawa Sizi dan yang lainnya untuk mencari herba-herba obat yang direkomendasikan oleh Sun Simiao.
Chengyang berkontribusi dalam membagi tumpukan kantong-kantong kecil yang dijahit oleh dayangnya. Semua orang bekerja sama untuk mengemasi kantong-kantong herba dan mengikatnya di sekitar pinggang mereka.
Setelah bekerja keras, Sizi mengambil sebuah bungkusan yang bagus dan ingin memberikannya kepada ayahanda. Dia takut bertemu ular, jadi dia menarik Yuanying bersamanya.
Setelah akhirnya terbebas, Li Yuanying tidak senang tentang mengunjungi sang Kaisar namun tak mau mengecewakan Sizi, jadi dia pun ikut.
Li Er sedang dalam suasana hati yang buruk.
Setelah insiden ular itu, Li Er memerintahkan para pengawal untuk melaksanakan pencarian ular secara menyeluruh supaya tak ada lagi ular beracun yang akan menyelinap ke dalam istana. Orang-orangnya kembali dengan kabar buruk. Mereka menerka bahwa Istana Xiangcheng dibangun di di sarang ular dan akan mustahil untuk mencegah makhluk-makhluk berbisa itu memasuki istana. Yang lebih penting lagi, tak ada gunanya membersihkan istana karena ular akan masuk dari wilayah-wilayah sekitarnya.
Li Er murka dan memanggil Yan Lide.
Perjalanan ke Luoyang ini sejak awal sudah penuh dengan tantangan. Sang Kaisar berpikir bahwa Beliau akhirnya bisa istirahat setelah tiba di sini, tapi malah terjadi hal seperti ini. Tempat ini sumpek, panas, dan penuh ular. Apa ini benar-benar tempat untuk manusia?
Sebelum Yan Lide tiba, Yuanying membawa Sizi, Chengyang, dan yang lainnya ke tempat Kaisar. Dia mengamati Kakandanya dari kejauhan dan menyimpulkan bahwa Kaisar jelas masih dalam suasana hati yang buruk. Dengan bijak dia tetap berada di tempat dan melepaskan tangan Sizi supaya Sizi bisa mengantarkan bungkusan herbanya.
Sekarang ini Sizi lebih pintar bicara dan dengan cepat dia berlari mendekat dan mengikatkan bungkusannya pada ayahanda.
“Ini adalah ramuan Tabib Sun untuk menolak ular. Paman kecil membawa kami bertemu dengan tabib untuk ini. Ayahanda, Ayahanda harus mengenakan ini dengan baik dan jangan sampai jatuh!”
Bicara soal ular, Sizi merasa cemas. Meski dia belum pernah melihat mereka dengan mata kepalanya seniri, dia terus membayangkan kalau makhluk-makhluk licin itu akan masuk ke dalam kamarnya, menaiki ranjangnya, dan seketika merasa sangat ketakutan!
Dia masih cemas: “Istana ini besar sekali, bagaimana kita akan bisa menghentikan mereka kalau mereka memanjat dinding atau menggali lubang?”
Fakta-fakta apa pun yang bisa dipahami oleh anak-anak, Baginda Kaisar juga mengetahuinya. Li Er menghibur Sizi dan memberi isyarat kepada Li Yuanying yang sedang bersembunyi dan berpura-pura tak ada agar membawa Sizi keluar untuk bermain. Kemudian Li Er menyalurkan amarahnya pada Yan Lide dan mencopot semua gelarnya.
Istana Xiangcheng tak layak untuk ditinggali. Li Er mengarahkan kelompok itu ke Kota Luoyang untuk sementara tinggal di Istana Luoyang yang akhir-akhir ini sudah dipugar.
Setelah semua kekisruhan ini, Baginda Kaisar jatuh sakit.
Meski Yan Lide dicopot dari jabatannya, dia masih menemani Kaisar menuju Istana Luoyang. Mendengar bahwa sang Kaisar jatuh sakit, Yan Lide merasa cemas dan mati-matian mencari kabar dari tabib istana. Kehilangan gelarnya dan dicopot dari jabatan bukanlah hal besar, tapi kalau sampai terjadi sesuatu pada Kaisar, dirinya akan menjadi pendosa selamanya!