Living Leisurely in Tang Dynasty - Chapter 149
Setelah berdamai dengan pejabat Sensor Kekaisaran, Li Yuanying langsung bertanya pada Kaisar apakah sekarang dia bisa meninggalkan istana.
Kali ini sang Kaisar tidak menolak permintaannya, namun Beliau memasang wajah tanpa ekspresi, dan sulit untuk mengetahui apakah sang Kaisar merasa senang atau sebaliknya.
Dengan gagah berani Yuanying mendekati: “Kakanda Kaisar, Pejabat Sensor minta maaf padaku!”
“Bagaimana kau bisa memikirkan ide seperti itu?”
“Maksud Kakanda cerita itu? Saya begitu sepenuh hati menuliskannya sampai-sampai saya menangis!” Semakin kau memikirkan tentang penderitaan, semakin kau merasa berduka. Mulanya, kau cuma tiga bagian sedih, tapi kalau kau terlalu memikirkannya, maka menjadi sepuluh bagian. Li Yuanying mendebat, “Merekalah yang menindas kita!”
“Maksud zhen paruh keduanya.”
Yuanying menulis tentang dua agen pengawasan yang sangat mendetil dan bahkan mendaftar berapa banyak yang harus direkrut dan seberapa besar otoritas diberikan pada masing-masing orang. Sebuah rencana yang amat sangat menyeluruh.
Dengan marah Li Yuanying menjawab: “Saya menulis apa yang tidak saya inginkan. Bukankah para bijaksana berkata untuk tidak memberikan kepada orang lain apa yang tidak ingin kau terima? Kebalikannya juga betul. Saya menuliskan semua yang saya benci untuk menakuti mereka. Maka baru pada saat itulah orang-orang akan menyadari bahwa hal itu mengerikan dan supaya tidak menindas kita lagi!”
“Kau sungguh begitu yakin kalau zhen tidak akan menjalankan apa yang kau tuliskan?”
“Kakanda Kaisar tidak akan melakukannya.” Yuanying amat sangat yakin tentang ini. “Kalau Kakanda benar-benar ingin melakukannya, Kakanda Kaisar tidak akan menoleransi Pak Tua Wei selama bertahun-tahun. Sebelumnya, Kakanda bahkan mengorbankan ayam kesayangan Kakanda gara-gara ini!”
Wajah Li Er berkedut.
Akan lebih baik kalau Yuanying tidak menyebutkannya. Begitu dia melakukannya, sang Kaisar pun teringat wajah mengerikan Wei Zheng dan ayam peliharaannya yang bernasib tragis.
“Zhen akan tunjukkan memorialmu pada Wei Zheng nanti, mari kita lihat apakah dia masih bersedia menikahkan cucunya kepadamu!”
“Pak Tua Wei tidak sepelit itu.” Yuanying bertanya penuh harap, “Apa saya bisa kembali ke sekolah sekarang? Saya ingin mengikuti ujian tahun ini dan mencoba lulus musim semi tahun depan!”
Melihat anak itu tampak begitu bersemangat, sang Kaisar pun memberikan izin. “Baiklah, ikutilah ujiannya. Zhen ingin lihat apakah kau bisa lulus. Jangan sampai gagal di tahap pertama.”
“Jangan meremehkan saya!”
Li Er terlalu malas untuk memerhatikannya.
Akhirnya, sang Kaisar mengangkat status tahanan rumah Yuanying dan anak itu pun langsung hendak berlari pergi dengan gembira.
Li Er menghentikannya “Dinasti Tang tidak butuh Shang Yang*.”
(T/N: Seorang negarawan, penasihat, dan pereformasi dari Negara Qin. Kebijakannya menempatkan dasar administratif, politis, dan ekonomis yang pada akhirnya akan membuat Qin bisa menakhlukkan enam negara saingan lainnya, menyatukan Tiongkok di bawah Dinasti Qin.)
Shang Yang telah mereformasi Dinasti Qin, namun kebijakannya keras dan rakyat membencinya gara-gara itu. Dia juga mengaburkan batasan antara kaum bangsawan dan rakyat jelata serta mengizinkan rakyat jelata untuk bergabung dalam jajaran bangsawan lewat jasa-jasa militer. Dia menyinggung banyak orang dan mati setelah dicabik-cabik menjadi serpihan.
Semenjak menjadi Kaisar, Li Er telah menekankan peran penting pendidikan; berharap bisa membuat Kekaisaran Tang makmur dalam waktu lama. Banyak ide-ide Li Yuanying yang kelihatan liar dan tidak realistis namun sebenarnya diinginkan kecuali bahwa ide itu akan menyinggung banyak orang. Enta disengaja atau tidak disengaja, Yuanying telah menyinggung banyak orang.
Li Er tak mau adik menyusahkannya ini menjadi sasaran dari kritik masyarakat. Pada akhirnya, apa kakak akan perlu datang untuk menyelamatkannya?
Yuanying agak tertegun ketika dia mendengar ‘Tang tidak butuh Shang Yang’. Setelah berpikir, dia menyadari kalau kakanda sedang memberitahunya agar jangan sampai menyinggung orang lain dengan ide-ide buruk. Tak masalah kalau semuanya cuma di mulut saja. Tapi kalau sampai dijalankan, ada banyak yang akan benar-benar ingin membunuhnya!
Kakanda ingin sebuah Dinasti Tang yang toleran, terbuka, dan inklusif, bukan pertunjukan satu orang di mana semua orang merasa terancam dan saluran-saluran untuk bicara dibatasi serta tak ada seorang pun yang berani bicara.
Yuanying tidak berpikir dirinya punya kemiripan satu pun dengan Shang Yang, yang mendapat akhir mengenaskan.
“Aku toh punya Kakandaku!” Yuanying lalu berlari pergi, takut kalau Kaisar akan menarik kata-katanya dan tidak membiarkan dirinya pergi.
Pada beberapa hari berikutnya, Yuanying bersiap-siap untuk ujiannya. Wu Mei dan yang lain juga mendaftar. Walaupun performa akademis mereka tidak berada di antara yang terbaik, nilai mereka stabil dan menduduki peringkat di bagian tengah.
Wei Shu dengan lirih menyebutkan sesuatu pada Yuanying. Dia menyadari kalau Mei Niang mungkin saja lebih pintar dibandingkan tingkatannya saat ini, dan dengan sengaja menurunkan kemampuannya.
Merupakan kesempatan langka bagi kaum wanita untuk memasuki Akademi Kekaisaran. Setelah mereka tiba. Gadis-gadis itu bersikap baik dan tak pernah melakukan hal yang aneh-aneh. Pada dasarnya mereka tidak pernah berinteraksi dengan murid-murid lain berdua saja. Bahkan nilai-nilai mereka rata-rata dan tidak menonjol. Wei Shu dan Chengyang masih kecil dan pemikiran mereka terbatas, namun Wu Mei telah dengan sengaja menekan dirinya sendiri.
Yuanying langsung memahami rencana Wu Mei: “Menurutku dia ingin menyembunyikan kekuatannya dan membuat kejutan besar nanti! Coba pikirkan saja, apa gunanya mendapat nilai bagus di ujian? Kalau nilainya terlalu bagus, orang-orang akan cemburu dan meributkannya. Kemudian dia tidak akan dapat kesempatan untuk mengikuti ujian resmi kekaisaran.”
Anak itu berkata penuh semangat, “Sekarang para pejabat akan melihat hasil awalmu dan menganggap kalau kau tak bisa lulus. Mereka akan menurunkan kewaspadaan mereka dan membiarkan kau mengikuti ujian! Kalau sekarang nilaimu bagus, mereka mungkin tidak akan mengizinkanmu mengikuti ujian karena mereka pikir hal itu merepotkan.”
“Takutnya kita takkan dapat kesempatan kedua.” (Wei Shu)
Mereka mengikuti ujian bersama Li Yuanying dan untuk saat ini Baginda Kaisar bisa saja pura-pura tidak melihat demi kepentingan adik Beliau. Kelak, anak-anak perempuan mungkin takkan pernah diperbolehkan untuk ikut ujian lagi.
“Tak usah cemas. Setelah kita selesai ujian Akademi Kekaisaran, kita akan mempersiapkan Ujian Musim Semi bersama-sama. Kita pasti akan lulus.” Yuanying menghibur Wei Shu: “Tidak jadi masalah kalau kau tidak lulus ada tahap ini. Aku akan merayu Kakanda agar mengizinkanmu mencobanya lagi. Selama kau ingin mengikuti ujian, aku akan terus merecokinya.”
Wei Shu mengangguk.
Mereka lalu mengunjungi Wu Mei dan diam-diam bertanya apakah yang bersangkutan telah dengan sengaja menekan nilai-niainya.
Wu Mei melihat kalau mereka sudah mengetahui niatnya dan memilih untuk tidak menyembunyikannya. Dia mensyukuri kesempatan untuk memasuki Akademi dan mengikuti ujian. Pada mulanya, dia menekan nilai-nilainya supaya terus merendah dan kemudian, dia menekan nilai-nilainya supaya dirinya tidak menonjol sehingga dia bisa memasuki ruang ujian dengan mulus. Ketika dia menyebutkan hal ini, matanya berbinar: “Saya mendengar bahwa kertas-kertas ujiannya ditandai dengan ditutup namanya, dan para penguji tidak akan bisa mengetahui siapa pembuatnya dari tulisan tangan; apalagi tahu apakah dibuat oleh pria atau wanita. Asalkan kau diizinkan memasuki ruang ujian, maka akan menjadi kompetisi yang adil, tak peduli dengan jenis kelamin ataupun latar belakang!”
Yuanying terpengaruh oleh Wu Mei. Dia belajar keras dan memasuki Akademi Kekaisaran dengan patuh, kini dia jadi ingin membuktikan dirinya sendiri. Dia ingin dihormati dan dikenal lebih dari sekedar adik bungsu Kaisar Li Er serta setan cilik yang bodoh dan tak terpelajar!
“Ya, itu adalah kompetisi yang adil! Tunggu saja sampai aku lulus dan ihat apakah mereka berani mengkritikku lagi!”
Dalam hal latar belakang keluarga, dirinya lebih baik; dalam hal pengetahuan, dirinya tidak lebih buruk dari orang lain! Kenapa orang-orang tiap hari memfitnahnya!
Dia cuma ingin orang lain tahu bahwa jika dirinya adalah bajingan, maka dirinya adalah bajingan paling kuat di dunia!
Yuanying terinspirasi dan bersiap ikut ujian dengan lebih penuh semangat. Segera, Akademi Kekaisaran melaksanakan hari yang paling penting. Para kandidat melangkah memasuki ruang ujian dengan semangat tinggi.
Karena tahun ini ada empat orang kandidat wanita, pihak istana secara khusus menyetujui beberapa pejabat wanita untuk bertanggungjawab pada tugas-tugas yang relevan. Akan tetapi, di bawah permintaan kuat Li Yuanying, kertas ujian mereka sama dengan milik murid-murid lainnya, dan tidak ada perbedaan antara mereka dan murid-murid lain.
Li Yuanying selesai ujian dengan mulus, memeriksa kertas ujiannya dua kali, dan merasa kalau dirinya sudah menulis dengan baik. Dia menyerahkan kertasnya lebih awal lalu meninggalkan ruangan untuk menunggu teman-temannya.
Terpengaruh oleh Li Yuaning, Tang Xuan, Tang Guan, Di Renjie dan yang lainnya semua mengikuti ujian pada tahun ini. Semua orang memasuki ruang ujian dengan mentalitas ‘untung kalau lulus, tidak rugi kalau tidak lulus’. Tidak ada tekanan dan mereka pun pergi setelah menjawab soal-soalnya seperti Li Yuanying.
Walaupun ini adalah ujian internal, ujian ini menentukan masa depan dari ratusan murid sehingga proses penilaiannya begitu tegang dan serius.
Tentu saja, hal itu tak ada hubungannya dengan Li Yuanying. Mau dia lulus atau tidak, dia sudah mencapai hal besar. Memanfaatkan liburan panjang selama periode penilaian, Yuanying pun mengundang teman-temannya untuk bermain di Kebun Bunga Matahari. Sekarang ini masih dalam musim panen untuk mencicipi jagung segar dan kacang. Tanaman-tanaman pangan ini sekarang sedang dipromosikan dan jumlahnya tidak berkekurangan di Akademi Kekaisaran. Akan tetapi, bagaimana bisa kesenangan mematahkan tangkai serta memanggangnya, atau langsung memakannya, dibandingkan dengan kesenangan menyantapnya di meja makan?
Begitu Li Yuanying, si pemilik Kebun Bunga Matahari, mengusulkan ‘tamasya kelulusan’, semua orang pun menanggapi. Li Yuanying memimpin sekelompok lulusan serta para keponakannya pergi ke Kebun Bunga Matahari. Hari itu Kebun menolak orang luar, dan setiap keluarga yang tinggal di sana berusaha sebaik mungkin untuk menghibur Li Yuanying serta sekelompok calon Jinshi-nya, termasuk memanggang daging, bernyanyi dan menari.
Yuanying memimpin teman-temannya memanjat rumah pohon untuk bernain dan berdiri di atas koridor sambil memandangi kejauhan. Kebun Bunga Matahari begitu ceria dan indah, pemandangan di kejauhan juga sangat menyenangkan. Bahkan udara yang dihirup ke dalam dada juga terasa sungguh manis.
Li Xiang dan Bola Bundar Kecil berbaring di atas pagar bersama Li Yuanying dan menatap ke kejauhan. Mereka merasa kalau anginnya lebih nyaman dibanding biasanya. Mereka masing-masing berdiri di satu sisi Li Yuanying dan bergiliran menjelaskan awan-awan di langit kelihatan seperti apa, berebut perhatian dan persetujuan Li Yuanying.
Yuanying menepuk kepala mereka dan membujuk: “Iya, mirip sekali!”
‘Tamasya kelulusan’ sudah berakhir dan pekerjaan menilai juga hampir selesai. Akan tetapi, sebelum hasilnya diumumkan, Yan Wangfei berniat pergi ke Xiangzhou bersama anak-anaknya. Yuanying melihat kalau mereka bertiga adalah wanita dan anak-anak, makanya merasa cemas. Dia pun berlari untuk berdiskusi dengan Yan Lide apakah dia bisa mencari orang untuk mengantar mereka. Yang terbaik adalah kalau Yan Lide sendiri yang mengantar, kalau tidak, mana mungkin bisa aman?
“Bukankah kita akan pergi ke Istana Taihe beberapa hari lagi?” (Yan Lide)
Yan Lide berada dalam daftar para pejabat yang mengikuti Kaisar.
Ketika Yuanying mendengar hal ini, dia langsung mulai mengkritik Kaisar kepada Yan Lide: “Kok bisa-bisanya kakandaku seperti itu? Akulah orang yang memimpin perbaikan di Istana Taihe; bagaimana bisa Beliau menyelinap masuk tanpa aku! Jahat sekali! Apa Beliau ingin mangkir dari tanggungjawab menggantungkan papan nama untuk orang lain?”
Yan Lide berusaha mengganti topik: “Saya akan minta keponakan saya mengantar mereka, saya pasti tidak akan membiarkan mereka pergi ke Xiangzhou sendirian.”
Yuanying tidak menganggapnya sebagai orang luar: “Kirim keponakan-keponakanmu ke tempatku. Kau harus memilih orang yang bertanggungjawab dan tegas.”
Yan Lide tak punya pilihan selain melakukannya. Yuanying memilih tiga orang yang dia pikir cukup bagus, dan menyuruh mereka melindungi keluarga Bola Bundar Kecil. Walaupun ada banyak pengawal dan pelayan yang menemani, mereka adalah orang luar dan kurang bisa diandalkan dibandingkan anggota keluarga sendiri.
Walaupun Yuanying belum terlalu tua, dia membuat pengaturan dengan baik dan memberikan instruksi dengan sikap masuk akal. Setelah berkeliaran di kediaman Keluarga Yan, dia mengunjungi kediaman Pangeran Wei dan memberitahu Yan Wangfei keponakan mana yang akan menemani dirinya. Kalau Yan Wangfei merasa kesepian, panggillah beberapa orang anggota keluarga yang wanita untuk menemaninya.
Yan Wangfei mengucap terima kasih kepadanya, “Terima kasih Paman, atas pengaturannya.”
Kita kan keluarga, jadi kenapa perlu terima kasih segala?” Setelah mengatakannya, dia merasa agak sedih soal kekacauan yang telah dia dan Li Tai buat. Dia tidak tinggal lebih lama lagi dan bergegas kembali ke istana untuk membuat perhitungan dengan Baginda Kaisar.
Kalau bukan karena Bola Bundar Kecil yang dianggapnya lebih penting, Yuanying pasti akan sudah berlari ke tempat Li Er untuk meminta penjelasan: Kan aku yang memimpin dalam perbaikan Istana Taihe! Akulah yang telah mempertaruhkan martabatku untuk membeli kembali semua paviliun dan menara, kenapa Kakanda berniat pergi ke Istana Taihe tanpa aku? Apa aku masih tetap adik yang baik kesayangan Kakanda?!
Saat ini masih belum terlalu malam. Yuanying pergi ke Istana dan langsung menuju ke tempat Baginda Kaisar, berteriak bahwa dia ingin kakandanya yang tidak setia itu memberinya penjelasan.
Baginda Kaisar sedang mendiskusikan urusan negara ketika Beliau mendengar Li Yuanying berteriak-teriak di luar.
Zhangsun Wuji dan yang lain semuanya memasang ekspresi tak tergambarkan di wajah mereka, dan pada saat bersamaan, serempak mereka melontarkan sorot simpatik kepada Wei Zheng.
Untung saja, bocah ini tidak merusak cucu keluarga mereka.
——-
Catatan Pengarang:
Wei Zheng: Setiap hari aku ingin membantu cucuku memutus pertunangannya!
Pangeran Kecil: Apa salahku? Kau itu kurang bisa melihat barang bagus!