Legend of Concubine’s Daughter Minglan - Chapter 25
Pengurus Rumah Liu membantu Wang-shi berbaring ke atas tatakan sutra bersulam pada kursi panjang Xiang Fei-nya, menyelimuti dirinya dengan selimut tipis, dan mendorong sebuah bantal piton dengan benang emas ke belakangnya. Mengikuti pergerakan mereka, Rulan berjalan maju beberapa langkah dan buru-buru berkata, “Ibu, apa itu takkan mengatakan sesuatu tentang ini? Aku….”
Sang ibu melambaikan tangannya dengan gelisah, “Aku tahu apa yang kau pikirkan, tetapi… tidak ada gunanya. Pingning Junzhu tak beranggapan kalau keluarga kita pantas.”
Mata Rulam melebar, “Bagaimana mungkin? Dari yang kulihat, Junzhu Niangniang* tampaknya cukup ramah.”
(T/N: Niangniang adalah panggilan hormat untuk wanita bangsawan.)
Wang-shi tersenyum lemah, menatap Rulan yang masih memasang ekspresi bingung dan polos sebelum menjadi serius, “Pikirkan baik-baik apa yang Junzhu katakan kepada adik keenammu. Sudah saatnya kau belajar untuk memakai otakmu alih-alih bertindak sembarangan karena ketidaktahuanmu.”
Berdiri dengan kepala menunduk, Rulan berpikir sejenak dan perlahan-lahan mengerti. Dia menggumam kepada dirinya sendiri, “Mungkinkah?” Dengan pemahaman itu, datanglah gelora kesedihan ke dalam hatinya.
Pengurus Rumah Liu tak tahan melihat kekecewaan di wajah Wang-shi, “Junzhu Niangniang itu cerdik – dengan sengaja mencari Nona Muda Keenam dan memanfaatkan fakta bahwa Nona Muda masih seorang anak-anak. Dengan demikian, kata-katanya takkan membuat orang tersinggung, sementara masih meyampaikan niatnya secara efektif.”
“Tapi… tapi….” Rulan menarik-narik lengan baju Wang-shi dengan putus asa, “Aku… aku… Kakak Yuanruo….”
Wang-shi menyentakkan tangan putrinya dan berkata tegas, “Apa yang kau maksud dengan Kakak Yuanruo? Apa hubungan dia denganmu sehingga memberimu hak untuk memanggil dia ‘kakak’? Sejak saat ini, kau harus memanggil dia ‘Tuan Muda’ sesuai dengan aturan kepatutan…. Tidak, itu tidak benar! Kau tidak boleh bertemu dia lagi. Pengurus Rumah Liu, kelak, selama Qi Heng berkunjung, kau harus mencegah Nona Muda Keenam dari berjalan keluar selangkah pun meninggalkan Paviliun Weirui. Atau dia akan dipukul dengan tongkat bambu.”
Rulan, sudah terbiasa dimanjakan dan tak pernah melihat Wang-shi begitu garangnya, tertegun, “I… Ibu, bagaimana Ibu bisa….”
Wang-shi mendadak duduk tegak dan dengan ekspresi tegas berkata, “Ini adalah kesilapanku. Aku selalu menganggapmu sebagai seorang kanak-kanak, dan merasa kalau takkan apa-apa bila memanjakanmu. Aku tak mempertimbangkan kenyataan bahwa kau tumbuh besar sedikit demi sedikit seiring dengan berlalunya hari. Saat Qi Heng tiba kemarin, aku mendengar kata-katamu dan tergerak olehnya. Itulah sebabnya aku mengizinkanmu untuk bersenang-senang. Lihatlah dirimu sekarang! Apa yang kau kenakan? Ini bukan sesuatu yang pantas untuk dikenakan oleh seorang nona muda, putri sah dari Nyonya sebuah kediaman. Dandanan ini takkan tampak ganjil bila dikenakan oleh salah satu wanita rendahan yang hanya tahu cara berebut perhatian laki-laki. Kau benar-benar telah mempermalukanku! Bila kau tak mau mendengarkan, aku akan menamparmu sampai kau mati dan menyelamatkan diriku sendiri dari rasa malu karena memilikimu berada di muka umum.”
Rulan tak pernah dimarahi seperti ini sebelumnya Dia begitu ketakutan sehingga air matanya terus mengalir, dan saat mendengar kata-kata buruk itu, dia pun roboh ke kaki Wang-shi. Lewat isakan yang tak terkendali, beberapa patah kata bisa didengar samar-samar, “Kenapa… Ibu mengatakan ini kepadaku….”
Wang-shi menatap sang putri yang tubuhnya mulai menjadi lebih feminin, tumbuh, dan tahu kalau dia tak bisa lagi menyerah atas permohonan gadis itu.. Dengan lembut dia berkata, “Pengurus Rumah Liu, bawakan gadis ini sebuah handuk basah untuk menyeka wajahnya…. Rulan, jangan menangis lagi. Kemari duduklah dengan benar dan dengarkan apa yang harus dikatakan oleh ibumu ini.”
Tersedu keras dan masih menangis pilu, Rulan menyandar pada ibunya. Tampak seakan Wang-shi sedang mengenang tentang rumah ibunya, “Selama bertahun-tahun ini, ibumu ini telah mengambil tak terhitung banyaknya jalan yang salah, dan telah membuat entah berapa banyak kesalahan besar. Beberapa adalah hasil dari muslihat yang telah direncanakan secara seksama oleh orang lain, yang lainnya adalah karena ketidakdewasaanku. BErpikir kembali, aku semestinya memperlakukan nasihat nenekmu bagai harta karun tak ternilai seperti yang seharusnya. Sayang sekali aku tak pernah memasukkan kata-katanya ke dalam hati, itulah sebabnya sundal di Paviliun Linqi itu masih berkeliaran hingga hari ini. Sekarang kau harus mendengarkanku.”
Si gadis menyeka air matanya, tubuhnya masih agak gemetar, saat dia mulai mendengarkan. Wang-shi terdiam selama beberapa saat sebelum berkata, “Pernikahan adalah urusan yang sangat penting. Sejak jaman dahulu kala, pernikahan telah diatur atas perintah orangtua, dengan dasar kata-kata mak comblang. Bukanlah untuk seorang wanita muda pergi mencari pasangannya sendiri dan menjanjikan dirinya sendiri. Sikap tidak tahu malu seperti ini boleh diharapkan dari wanita-wanita kelas rendahan, tetapi sebagai putri sah yang sebenarnya, bagaimana bisa kau bertingkah laku seperti itu? Pernikahan adalah penyatuan dua keluarga dan karenanya, kedua pihak harus memiliki status yang setara. Bila dia tidak mau menikahimu, karena dia mendapati bahwa status keluarga kita terlalu rendah, akankah kau menjadi cukup lancang untuk terus mengganggu dan menjilat dia?”
Rulan, yang selalu merupakan gadis yang tinggi hati, merona dan berkata agak panas, “Tentu saja tidak!”
Wang-shi merasa sedikit lebih baik. “Kau masih kecil. Untuk saat ini, nikmatilah waktumu sebagai seorang gadis yang belum menikah di rumah ini. Kelak, setelah kau menikah, kau akan menyadari betapa beruntungnya kau sekarang. Ibu ada di sini untukmu. Jadi, kau tenanglah dan jalani kehidupan yang nyaman sebagai seorang Nona Muda yang sepatutnya. Bukankah itu adalah pilihan yang bagus?”
Rulan memikirkan tentang Qi Heng dan masih enggan untuk menyerah, “Tapi Yuan… Tuan Muda Qi selalu memperlakukanku dengan sangat baik…. Mungkin Junzhu Niangniang akan berubah pikiran?”
Amarah Wang-shi kembali dengan kekuatan penuh. Dia mengamuk, Kau gadis tolol dengan penilaian yang menyedihkan. Dia memperlakukanmu dengan sopan, dan kau begitu terpedaya sehingga telah kehilangan semua akal sehatmu. Pikirkanlah kembali interaksimu yang lalu dengannya, apakah dia tidak memperlakukan kalian bertiga, para bersaudari ini dengan sopan santun yang sepatutnya? Pada kenyataannya, dia paling banyak menghujani Minglan dengan kehangatan! Tetapi itu juga karena dia masih kecil dan kekanakan. Di samping itu, siapa yang dia nikahi akan menjadi keputusan orangtuanya. Sepertinya dia bahkan tak mempertimbangkanmu sebagai pasangan yang bagus. Baik Tuan Qi maupun sang Junzhu tentu saja menginginkan menantu dengan status yang setara. Kenapa mereka akan menginginkanmu? Berhenti menenggelamkan dirimu sendiri dalam angan-angan muluk seperti itu, atau aku akan memberitahu ayahmu dan meminta dia menyabetmu lagi.”
Rulan mulai menangis lagi, memanggil, “Ibu… Ibu…,” sembari menjejakkan kakinya.
Namun ibunya kali ini telah benar-beanr mengeraskan hatinya, dan menudingkan satu jari pada Rulan, memaki, “Di mana kebanggaanmu? Sebagai seorang Nona Muda dari keluarga terhormat, menyimpan seorang pria muda lekat-lekat dalam pikiranmu setelah hanya satu atau dua kali pertemuan…!!! Bagaimana kau bisa begitu tebal muka dan tak tahu malu!”
Rulan berdiri diam, terpana oleh amukan itu. Rasa terhina dan dilecehkan membuncah dalam dirinya, namun dia tak mampu membantah pernyataan ibunya. Pada akhirnya, dia berbalik dan berlari pergi, menangis. Pengurus Rumah Liu ingin mengejarnya, namun dihentikan oleh Wang-shi yang berteriak lewat jendela, “Biarkan dia menangis! Anak memalukan dan pembuat masalah ini! Bila dia bisa sadar setelah menangis, maka semuanya akan baik-baik saja. Bila tidak, aku akan memukulnya sampai dia belajar cara berlaku dengan sepantasnya dan jadi tahu malu! Pergilah tanya ke luaran, tanya apakah ada Nona Muda dari keluarga mana pun yang ikut campur dengan pengaturan pernikahannya sendiri. Mereka yang berasal dari rumah tangga yang benar menyerahkan hal itu kepada orangtua mereka. Mereka tidak akan membicarakan juga tidak menanyakannya, dan bila mereka melakukannya, akan butuh waktu setengah hari bagi mereka untuk mengerahkan keberanian. Bahkan bila dia masih muda dan tak tahu apa-apa tentang cara berlakunya dunia, dia selalu bisa memakai kakak perempuannya sebagai contoh, dan belajar untuk berlaku dengan martabat dan kepantasan. Kejahatan apa yang telah kulakukan di kehidupan lampauku sampai bisa mendapatkan gadis yang begitu tak tahu malu dan bodoh ini sebagai anak perempuan? Aku seharusnya memukuli saja dia sampai mati! Mengakhiri hal ini dengan bersih!”
Rulan mendengar kata-kata tersebut dan hanya terisak lebih keras lagi. Dia kabur ke kamarnya dan menguburkan kepalanya ke dalam selimut dan bantal, menangis seakan dunia telah berakhir, menolak untuk bangkit kembali.
Wang-shi tetap berada di tempatnya berdiri, dada naik turun dengan berat.
Pengurus Rumah Liu menghampirinya, berusaha menenangkannya, “Nyonya, Anda telah jadi terlalu marah. Anak ini bagaimanapun masih kecil, dan terbiasa bersaing dengan Nona Muda Keempat dalam segala hal. Sepertinya, sementara dia tidak tahu bagaimana dia diharapkan untuk membawa dirinya sendiri, dia mengamati bagaimana saudarinya itu bersikap dan ikut-ikutan hanya untuk menantangnya.”
Wang-shi menyeringai, “Semua adalah salah sundal kotor rendahan itu! Dia telah membaut anakku jadi liar!”
Pengurus Rumah LIu menyajikan secangkir teh baru untuknya, mengamati saat amarah Wang-shi sedikit mereda sebelum bertanya dengan hari-hati, “Mengenai Keluarga Qi… Nyonya, apakah Anda benar-benar akan membiarkannya? Mereka adalah keluarga yang sangat bagus.”
Wang-shi menggelengkan kepalanya, “Sebagai seorang ibu, aku memahami persyaratan apa yang dimiliki oleh Rumah tangga sang Junzhu. Dia hanya memiliki satu putra ini. Dengan karakternya yang hebat dan latar belakang keluarga, rumah tangga mana yang takkan mau menyerahkan putri mereka untuk menikahinya? Meski Tuan kita memiliki kemampuan, keluarga ini bukanlah kalangan bangsawan. Juga bukan keluarga yang benar-benar sudah lama dan berpengaruh, Tuan kita juga bukan anggota dari lingkaran dalam Kaisar. Keluarga Qi dengan gelar Duke mereka yang turun-temurun… mana mungkin mereka berpikir kalau kita pantas?”
Menggigit bibirnya, Wang-shi meneruskan, “Dan kata-kata ini mungkin menyakitkan, namun itu benar. Bila putri yang datang kepadaku hari ini adalah Hua’er, aku mungkin bahkan akan berusaha mencoba peruntunganku untuk memperjuangkan sebuah kesempatan. Tetapi untuk Ru’er….” Dia mengesah dan melanjutkan, “Bukannya aku ingin mengkritiknya, namun saat berurusan dengan bakat dan pembelajaran, bagaimana dia bisa menjadi pasangan yang baik bagi Qi Heng? Meski dia adalah putriku, aku harus mengakui hal ini, apa lagi yang bisa kuharapkan atas sang Junzhu? Lepaskan saja, tak ada gunanya mengejar sesuatu yang takkan pernah terjadi. Bahkan bila kita tak punya hal lain dalam hidup, kita setidaknya harus memiliki harga diri. Ru’er mungkin takkan pernah fasih dalam politik di kehidupan sehari-hari. Aku harus menemukan untuknya sebuah keluarga yang sesuai yang takkan memperlakukannya dengan buruk!”
Pengurus Rumah Liu tersenyum, “Nyonya telah berubah dan sekarang begitu pengertian dan masuk akal. Bila Tuan mendengar kata-kata Anda, dia pasti akan sangat gembira.”
Wang-shi berkata seraya mengesah, “Setelah menderita selama setengah masa kehidupan, akhirnya aku bisa menghargai perjodohan yang telah Ibu dan Ayah pilihkan ini atas berkahnya. Ibu mertuaku masuk akal dan pengertian, suamiku punya kemampuan dan ambisius; meski kita mungkin tidak luar biasa kaya, kita punya cukup makanan dan pakaian yang baik. BIla bukan karena kecerobohanku sendiri, sundal itu takkan pernah punya kesempatan untuk melangkah melewati pintu kita! Dan kemudian, dengan mempertimbangkan situasi kakak perempuanku pada hari-hari ini, ah, aku sungguh beruntung telah menghindari takdir itu. Berpikir bahwa aku dulu pernah iri atas status tinggi suaminya. Bahkan dengan kecerdasan dan akal kakakku, hari-harinya di Keluarga Kang begitu berat. Bila aku berada di tempatnya… yah… lebih baik tidak usah membicarakannya.”
Pengurus Rumah Liu mengambil cangkir teh yang sudah kosong, lalu kembali lanjut memijit punggung Wang-shi untuk membantunya rileks. “Dahulu saat Nyonya baru berusia epat atau lima tahun, Tuan Besar dikirim ke Daerah Barat Laut untuk Inspeksi Keliling. Nyonya Besar begitu bertekad untuk mengikutinya, dia memercayakan Nyonya kepada paman Anda dan kemudian pergi. Paman Besar dan Nyonyanya sungguh sangat baik; mereka tidak memiliki putri mereka sendiri, dan sangat dekat dengan Tuan Besar, yang mana menjadi sebab mereka memanjakan Nyonya seperti anak mereka sendiri yang berharga. Namun, pada akhirnya, sebagai keluarga pedagang pengalaman dan pandangan mereka tak bisa menandingi Tuan Besar dan Nyonya Besar. Semua keahlian Nona Muda Pertama diajarkan oleh Nyonya Besar, sementara Nyonya baru berkumpul kembali dengan orangtua Anda pada usia sepuluh tahun. Kesalahannya bukan pada diri Anda, dalam hal ini.”
Wang-shi menjawab dengan tidak senang, “Sulit untuk mengatakan sesuatu yang pasti di dunia ini. Sebagai seorang anak, aku terbiasa merasa lebih rendah daripada Kakak dalam segala hal. Saat tiba waktunya bagi kami untuk menikah, aku membuat keributan besar karena keluarga suaminya jauh lebih tinggi daripada aku, dan bahkan nyaris didisiplinkan oleh Ayah karena itu.
“Pada saat inilah Ibu menjelaskan kepadaku bahwa Keluarga Sheng itu sederhana. Nyonya Besar dari rumah tangga ini tidak memiliki hubungan darah dengan anggota rumah tangga, jadi, tentu saja, dia takkan bersikap sombong dan membuat kehidupan menjadi sulit bagi menantunya. Dengan calon suamiku merupakan seorang pria yang memiliki motivasi diri, dengan sedikit bantuan dan dukungan, kehidupanku tentunya akan jadi baik. Semua yang harus kulakukan adalah bersikap baik seperti seorang istri dan menantu yang berbakti. Di sisi lain, meski kakak iparku berpendidikan tinggi dan merupakan bangsawan, dia bukan pria yang penyabar. Pada kenyataannya, dia adalah anak lelaki yang terawat, dan sangat dimanjakan oleh keluarganya. Ibuku tidak menyukai dia dan hanya karena Tuan Besar Tua dari Keluarga Kang memiliki hubungan yang sangat erat dengan ayahku, barulah pernikahan kakakku bisa terjadi. Saat melihat kembali, kata-kata ibuku memang bijaksana.”
Pengurus Rumah Liu tertawa dan berkata kepadanya, “Tampaknya pepatah ini memang benar: Semua gadis baru bisa menghargai ibu mereka, hanya saat mereka sendiri telah menjadi seorang ibu.”
Akhirnya, Wang-shi tersenyum, “Aku bahkan sempat bertengkar hebat dengan kakakku tentang suaminya – sebuah pertengkaran yang pada akhirnya dia menangkan. Sekarang ini menjadi ingatan yang menggelikan! Bila aku bisa memiliki separuh dari penilaian bagus ibuku saat tiba waktunya untuk memilih menantuku sendiri, aku akan merasa puas.”
“Nyonya, menurut Anda apa yang akan Nona Muda Keempat katakan kepada Selir Lin? Dan akankah Selir Lin berusaha mengucapkan perkataan bagus untuknya di hadapan Tuan?” Pengurus Rumah Liu mendadak bertanya.
Luar biasa terhibur, Wang-shi memberitahunya, “Oh, aku akan senang kalau dia berusaha! Kalau dia melakukannya, akan ada makian bagus yang menantinya.”
***
Untuk sekali ini, perkiraan Wang-shi menjadi kenyataan.
Malam itu, Sheng Hong meninggalkan kantor pemerintahannya dan pergi ke Paviliun Linqi untuk beristirahat di malam hari.
“… Datang lagi?” Sheng Hong bertanya, bingung, “Mo’er ingin meneruskan menghadiri kelas-kelas Guru Zhuang?”
Selir Lin merengut main-main, “Saya tahu kalau Tuan berusaha untuk menghindari pembicaraan yang tidak penting. Hal ini terlalu masalah bagi Rulan dan Minlan kecil, karena sejak awal mereka tak pernah terlalu berminat dalam buku-buku, namun Molan berbeda. Dia itu sangat mirip denganmu, Tuan, dan selalu bijaksana dan pandai sejak kecil. Sekarang karena dia menghadiri kelas Guru Zhuang dan telah mulai menikmati pengalamannya, bagaimana kita bisa menghentikan dia? Saya ada di sini untuk bertanya apakah dia bisa meneruskan pergi ke sana, mungkin dengan layar lipat demi kesopanan bila memang itulah masalahnya.”
Sheng Hong mengernyit, “Ini tidak pantas. Bagaimanapun juga Molan bukan anak laki-laki. Apakah sungguh penting bila dia menjadi terpelajar dan mahir dalam seni sastra? Memangnya dia akan mengambil Ujian Negara? Sebagai seorang gadis, sudah cukup bagus dia telah belajar selama beberapa tahun ini. Sejak saat ini, tinggal di rumah dan fokus pada meningkatkan keahliannya dalam jahit-menjahit seharusnya menjadi prioritasnya. Minglan Kecil baru saja membuatkanku sebuah kantong uang berwarna gelap kemarin. Kantong itu elegan dan menarik; sangat cocok untuk dipakai sehari-hari. Sudah saatnya bagi Mo’er untuk belajar menjahit juga.”
Mendengar hal ini, Selir Lin menggertakkan giginya, memaksa dirinya untuk tetap tenang. Perlahan, dia berjalan ke sisi Sheng Hong, dan mulai memijat bahu pria itu dengan lembut, membantu merilekskan otot-otot yang tegang. Dia bernapas di dekat telinga Sheng Hong, memenuhi hidung pria itu dengan keharumannya dan berkata manis, “Dia belajar atau tidak mungkin adalah urusan kecil, tetapi kenapa Tuan tidak berpikir sedikit lebih jauh ke masa depan? Pikirkanlah tentang Tuan Muda Qi, pikirkanlah untuk Mo’er kita….”
Sheng Hong berbalik, menatap curiga pada Selir Lin. Sensasi memabukkan dan hawa panas yang telah mulai dia rasakan mendingin dengan cepat, “Ada urusan apa antara Tuan Muda dari Keluarga Qi dengan Molan?”
Selir Lin tak menyadari perubahan dalam nada bicara Sheng Hong, dan lanjut berkata, “Saya telah mengamati bahwa Tuan Muda Qi adalah seorang pria muda berbakat yang berasal dari keluarga yang bagus. Dia bahkan melakukan diskusi mendalam dengan Mo’er hari ini dalam hal puisi dan literatur. Mereka tampaknya bergaul dengan sangat baik. Mungkin….”
Seakan telah tersambar petir, Sheng Hong melompat berdiri dan mendorong tangan lembut kemerahan Selir Lin jauh-jauh serta melontarkan tatapan menilai dalam-dalam. Selir Lin merasa sangat terekspos di bawah tatapan pria itu, dan semua bulu kuduknya berdiri. Memaksakan seulas senyum, dia berkata, “Hong Lang, apa yang kau pandangi?”
“Lihatlah betapa percaya dirinya kau bicara! Inti masalahnya adalah bahwa kau ingin Molan menikah dengan seorang pria muda dari keluarga bangsawan.” Sheng Hong tertawa dingin.
Selir Lin meremas lengan bajunya erat-erat, “Hong Lang, apa maksudmu? Mungkinkah saya telah mengatakan sesuatu yang salah?” Suaranya bergetar.
Sheng Hong melangkah menjauhinya dan melambai pada para pelayan supaya pergi, kemudian menutup semua jendela sebelum berbalik kembali pada Selir Lin. Dengan lirih dia berkata, “Kakek luar Qi Heng adalah Marquis Xiangyang, yang dahulu pernah melindungi Kaisar dengan mengorbankan kakinya sendiri. Kaisar menganugerahkan gelar Pingning Junzhu kepada putri satu-satunya sang Marquis sebagai ucapan terima kasih. Dia kemudian dibawa ke istana, dan berada di antara orang-orang yang paling disukai di sana. Suaminya, QI Daren, adalah pejabat Tingkat Tiga, Kelas Kedua, dan memiliki posisi yang paling diincar sebagai kepala departemen untuk Depot Distribusi Garam. Hanya orang yang paling dipercayai oleh sang Kaisar lah yang bisa ditunjuk ke posisi itu.
“Selain itu, putra tertua dari Duke Qi adalah seorang pria penyakitan yang, hingga saat ini, tak memiliki anaknya sendiri. Bila situasi ini tak kunjung membaik, Rumah Duke Qi pada akhirnya mungkin bahkan akan jatuh ke pundak Qi Heng,” Sheng Hong menghela napas dalam satu tarikan, sebelum menyesap teh dan meneruskan, “Putra-putra bangsawan selalu merupakan orang tak berguna yang pemalas ataupun penindas manja. Pria-pria muda seperti Qi Heng yang memiliki motivasi, cerdas, dan punya kemampuan sangat sedikit dan langka!”
Kali ini, mata Selir Lin menyala dan jantungnya berdebar dengan semangat; nyaris berharap kalau dirinya bisa memiliki Qi Heng sebagai menantunya sekarang juga. Namun mendadak ekspresi Sheng Hong berubah, dan dengan tatapan tak percaya pada Selir Lin, dia berseru, “Dengan keluarga dan bakat, status orangtua dan gelar Qi Heng, semua putri dari keluarga-keluarga kaya serta berpengaruh bisa dia pilih. Dahulu di Ibu Kota, para mak comblang semuanya telah meratakan pintu-pintu rumahnya. Bagaimana bisa seorang Zhizhou tingkat rendah sepertiku bisa punya kesempatan?”
Kata-katanya seperti seember air es yang tertuang ke kepala Selir Lin, dan api yang membara dalam hatinya pun meredup. Tetap saja, dia tak menyerah, “Mungkin memang ada banyak nona muda dari keluarga-keluarga bangsawan di Ibu Kota, tetapi ada berapa dari mereka yang semenonjol Molan kita? Dia cantik dan berbakat, mampu mengarang puisi dan lagu. Bagaimana bisa dikatakan bahwa dia tidak punya kesempatan?”
“Kau benar-benar tak tahu tempatmu sendiri! Dia itu adalah pewaris sah dari keluarga bangsawan yang memiliki gelar! Apa kau pernah mendengar seseorang seperti itu menikahi putri seorang selir sebagai istrinya, calon Nyonya dari keluarganya? Tolonglah, pakai akal sehat bahkan saat kau berkhayal! Katakan ini kepada orang lain, dan mereka akan tertawa hingga sakit perut! Bahkan putri dari Nyonya sah, Rulan, mungkin takkan pantas di mata mereka, apalagi hanya putri rendah dari seorang selir?”
Sheng Hong mengatakan hal ini dengan seulas senyum yang tidak mencapai matanya. Kata-kata kejamnya bagaikan pisau, mengiris kilau kehidupan dari tubuh Selir Lin, meninggalkan cangkang yang menyedihkan dan suram. Dia tak mampu menahan air matanya, “Tuan, tolong berhentilah mengatakan ini. Kenapa Tuan perlu terus bicara soal status istri sah dan selir untuk melukai saya seperti ini? Seperti yang dahulu pernah saya katakan, ibu selir Molan ini tentu akan menjadi tanda hitam dalam kehidupan Molan; sayalah yang akan menahan dirinya. Perkataan saya benar!”
Sheng Hong mendengus, “Menahan dirinya? Aspirasi hebatmu sendirilah yang menjadi masalah di sini, memasang pandanganmu lebih tinggi daripada yang memungkinkan. Berhenti bermimpi dan sadarlah! Bahkan bila kau mengincar tempat tinggi, tetap harus ada batasnya. Apa latar belakang Molan dan apa latar belakang pihak lain? Pertimbangkanlah keduanya dengan seksama! Kau sekalian saja bilang kalau kau ingin Molan jadi Permaisuri. Benar-benar lancang!”
Selir Lin berpikir cepat, meski hatinya berdebar dengan kebencian. Dia berdiri di samping Sheng Hong dan berkata lembut, “Hong Lang, saran ini bukan hanya untuk kebaikan Mo’er dan saya… pikirkanlah, dengan besan sekuat Keluarga Qi, akankah jalan karir masa depanmu juga tidak akan menjadi mulus? Keluarga Sheng akan mendapatkan manfaat dari hal ini. Tuan… kenapa tidak pergi dan mencobanya?” Suaranya lirih dan menggoda.
Jantung Sheng Hong mencelos, “Mencoba? Kau ingin aku mengajukan pernikahan?”
Selir Lin mengamati reaksi Sheng Hong dan mengangguk, matanya malu-malu.
Sheng Hong menghela napas dalam-dalam untuk menenangkan diri dan berkata murka, “Kalau begitu aku akan mengatakan yang sebenarnya kepadamu, Junzhu Niangniang-lah yang telah memperingatkan kita bahwa seharusnya ada pembatasan kuat antara pria dan wanita serta memberi isyarat bahwa kita tidak seharusnya membiarkan gadis-gadis kita hadir dalam kelas! Niatnya tak bisa lebih jelas lagi. Dia tak mau putranya berinteraksi dengan gadis-gadis dalam keluarga kita! Dan di samping itu, bahkan bila dia berubah pikiran di masa mendatang, kesempatan itu tetap takkan jatuh pada gadis dengan keturunan rendah.”
Selir Lin belum mempertimbangkan kemungkinan ini. Syok, dia bertanya, “Junzhu Niangniang-lah yang…? Bagaimana mungkin?”
Sheng Hong mengamati situasinya dan jadi semakin dan semakin takut saat memikirkan apa yang mungkin terjadi. Didorongnya Selir Lin yang memegangi lengan bajunya ke lantai. “Dan di sini kau ingin aku coba-coba bertanya? Kalau aku pergi untuk melamar pernikahan di antara keluarga kita dan ditolak, katakan padaku bagaimana aku akan bisa menegakkan kepalaku di hadapan Qi Daren lagi? Kau perempuan tolol. Aku tak sanggup memikirkan tentang kebodohanmu; hanya mempertimbangkan tentang keuntungan picikmu ketimbang masa depan keluarga ini! Apa yang akan terjadi bila aku terbujuk oleh kata-katamu, dan berakhir dengan menghancurkan karir serta reputasiku?”
Selir Lin tahu kalau dirinya telah membuat kesalahan; rasa takut menguras warna dari wajahnya. Dia mendongak pada Sheng Hong dan berkata parau, “Tuan, Mo’er selalu menonjol. Dia bukan hanya cantik, dia juga tahu baik tentang puisi dan bicara dengan keanggunan. Aku selalu mencemaskan tentang masa depannya, bahwa dia akan dirugikan dalam menemukan pasangan yang sesuai. Tuan, dia adalah putrimu, Tuan tak bisa meninggalkan dia untuk mengurus dirinya sendiri!”
Wanita ini tak mau mendengarkan akal sehat, ucapan linglungnya membuat Sheng Hong frustrasi, yang kemudian menepiskan tangan wanita itu ke samping, “Selama kau tidak tamak, dan tidak mendambakan hal-hal yang berada di atas posisimu, aku akan memastikan Molan mendapatkan pasangan yang sesuai. Pasangan di mana dia pastinya takkan dirugikan! Sudahlah, sudahlah, sudahlah, aku akan memanggil pelayan dan menyuruh mereka mengosongkan halaman samping di bagian barat Paviliun Weirui. Besok, Molan akan pindah ke sana untuk tinggal bersama Rulan, dan seluruh urusan masa depannya akan diatur oleh Nyonya Besar. Bila dia tetap tinggal di Paviliun Linqi, takutnya kau akan membuat dia jadi liar. Kalau dia sampai belajar dari percontohanmu yang luar biasa, maka kelak dia hanya akan bisa menjadi selir.”
Mendengar hal ini, Selir Lin jadi kesulitan bernapas dan nyaris pingsan. Dia memeluk kaki Sheng Hong dan memohon dengan mengibakan. Namun Sheng Hong memikirkan tentang masa depan putrinya dan mengeraskan hatinya. Menendang wanita itu dari jalannya, dia pun melangkah keluar dari riangan. Selir Lin, bagaimanapun juga, tetap teronggok di lantai.
Molan, yang bersembunyi di dalam kamar, menyibakkan tirai dan keluar. Wajahnya juga dialiri oleh air mata. Dengan lembut dia membantu Selir Lin berdiri.
Ibu dan putri saling berpandangan dengan mata berair dalam waktu lama. Akhirnya, Selir Lin menggenggam tangan putrinya dan berkata, “Anakku, jangan dengarkan ayahmu. Dia adalah laki-laki, dan tidak mengerti betapa rumitnya situasi di antara kita kaum wanita. Bila melihat dari status kelahiran, statusmu jelas lebih rendah daripada Rulan. Namun dalam urusan penampilan dan bakat, kau sepuluh kali, bukan… seratus kali lebih baik dari dia. Kalian berdua memiliki ayah yang sama, jadi kenapa kau harus tetap lebih rendah daripada dia di masa mendatang? Kalau kau tak berjuang untuk dirimu sendiri, bagaimana bisa kau memiliki hal-hal yang baik? Apa kau ingin hidup seperti ini untuk seumur hidupmu?”
Air mata memburamkan mata Molan, “Tapi…. Tapi kalau Ayah tahu, aku pasti akan dihukum….”
“Anak bodoh, jadilah sedikit lebih pintar. Cari alasan, manfaatkan situasi, dan ayahmu takkan pernah menyadarinya. Anakku sayang, kau itu cantik dan berbakat. Pada waktunya, Tuan Muda Qi pasti akan mulai memedulikanmu…. Jangan menangis! Akan ada manfaat bila kau tinggal di Paviliun Weirui. Terus perhatikan Rulan, apa pun yang dia miliki namun tidak kau punya, pergilah ke Nyonya dan mintalah. Bila Nyonya tidak memberikannya kepadamu…. Hmph, aku akan lihat agar dia mendapat masalah! Bukankah Nyonya Besar bialng bahwa semua Nona Muda dalam rumah tangga ini sama-sama berharga sebelum pernikahan mereka?”
Di mata Selir Lin yang biasanya lembut dan ekspresif, sorot kegarangan melintas.