God's Left Hand [Bahasa Indonesia] - Chapter 1
Ketika taksi berhenti di depan resor, Ai Qing melihat spanduk besar yang bertuliskan “Desa Kontestan Turnamen Asia WCG [1]”. Dia diam-diam menarik napas lega dan menarik rambutnya dengan santai. Dia turun dari taksi, mengambil barang bawaan yang diserahkan oleh supir taksi, dan berjalan menuju desa kontestan.
Ada banyak restoran dan toko di sepanjang jalan.
Namun, hari sudah lewat tengah malam, kecuali supermarket 24 jam dan papan McDonald’s yang cerah, tidak ada restoran yang buka saat ini. Dia berdiri di perempatan dengan ragu-ragu selama 3 detik, kemudian dia memutuskan untuk mencari timnya terlebih dahulu.
Kali ini, ada 11 pemain yang datang dari Tiongkok. Mereka semua datang sebagai satu tim, akan tetapi dia adalah satu-satunya pemain yang datang terlambat.
Ketika dia memasuki lobi resor, hanya ada dua orang resepsionis yang sedang mengobrol. Mereka sedang membicarakan tentang Turnamen Asia WCG dengan penuh keheranan. Pada dasarnya, mereka tidak memahami bagaimana seseorang bisa menjadi pemain profesional hanya dengan bermain video game, bahkan ada Turnamen Asia dan Kejuaraan Dunia!
Ai Qing mengeluarkan paspornya dan secara singkat menjelaskan tujuannya dalam bahasa Inggris, “Saya sedang mencari tim dari Tiongkok dan kunci kamar saya.”
Resepsionis mengambil paspor dan melihatnya sekilas. Setelah membuka beberapa data, dia dengan cepat membuat panggilan telepon.
Ai Qing mengambil alih telepon. Di ujung telepon, seorang anak laki-laki bertanya siapa itu dalam bahasa Inggris dengan malu-malu. Ai Qing tertawa keras, “Hua Ti, tidak perlu berbicara bahasa Inggris. Ini aku.”
“Astaga! Katakan saja sejak awal!”kata Hua Ti dengan gembira, “Kau terlambat sekitar empat atau lima jam. Kami hampir tertidur.”
“Kalian semua adalah burung hantu, bagaimana kalian bisa tidur secepat ini!” Ai Qing menempelkan telepon di antara dagu dan lehernya, dia mengambil dokumen yang diserahkan di meja depan dan menandatangani namanya dengan lancar.
“Di pondok mana kalian?”
“Kami ada di sisi paling barat resor, 3B. Kamar 207, kamar paling ujung di lantai dua.”
Ai Qing mengingat informasi itu dan menutup telepon. Resepsionis itu tiba-tiba tersenyum dan meletakkan kalung bunga di leher Ai Qing, “Selamat datang di Desa Kontestan Turnamen Asia WCG!”
Ai Qing mengenakan gaun pantai panjang. Dengan kalung bunga yang tergantung di lehernya, dia berubah menjadi tuan rumah yang ramah… Dia merasa sangat tidak nyaman selama beberapa waktu. Dia mengikuti arahan yang diberikan oleh Hua Ti dan berjalan di sepanjang jalan batu putih menuju sisi paling barat resor.
Semua bangunan di resor ini terbuat dari kayu yang berdiri di atas pantai. Jarak antara setiap pondoknya tidak berjauhan.
Karena gelap, dia membutuhkan waktu hampir 20 menit untuk menemukan tempat yang tepat. Dia mengulurkan tangan dan mengetuk pintu.
Tidak ada seorang pun yang membukakan pintu.
Dia memastikan satu kali lagi bahwa Itu adalah kamar 207. Dia mengetuk pintu sekali lagi. Ketika dia hendak memanggil Hua Ti, pintu itu tiba-tiba dibuka dari dalam. Seorang anak laki-laki muncul di hadapannya dengan tangan kanannya yang berada di kusen pintu.
Anak itu adalah Dt.
Tiga bulan lalu, Dt adalah pemain yang paling berharga di tim kejuaraan DotA, di Turnamen Asia WCG Regional Tiongkok.
Ada sembilan tim yang bertanding di babak final. Timnya disingkirkan oleh tim Dt. Dia menjabat tangannya, setelah pertandingan usai dan memberikan berkat padanya dengan perasaan menyesal, “Jangan mempermalukan orang Tionghoa di Singapura.”
Dia benar-benar kalah dari seorang anak laki-laki yang berusia 15 tahun!
…
Baiklah, dengan kata-kata yang serius itu, Ai Qing mengira bahwa dia telah membungkuk dengan sempurna. Dia tidak pernah menyangka bahwa pada malam pertamanya di Singapura, dia bertemu dengan Dt.
Anak laki-laki itu pasti baru keluar dari kamar mandi, rambutnya yang basah menutupi wajahnya. Di bawah lampu koridor yang redup, Ai Qing bisa melihat air yang menetes di wajahnya. Ketika dia mengingat adegan ini bertahun-tahun kemudian, tampaknya sejak saat itulah nama anak laki-laki ini menjadi tiga dimensi di dalam benaknya. Dia bukan lagi anak laki-laki yang mengenakan topi hitam dengan ekspresi tenang, acuh, dan jari-jarinya melayang dengan cepat di atas keyboard.
Untuk sesaat, Ai Qing tidak tahu bagaimana cara menyapanya.
Dt tiba-tiba menyeringai, seperti menyadari siapa wanita itu. tapi dia masih tetap bungkam.
“Aku Gou Gou.” Pada akhirnya, Ai Qing mengulurkan tangan kanannya terlebih dahulu.
Tangan anak itu basah, ketika dia menjabat dan melepaskan tangan Ai Qing dengan cepat.
“Datang untuk menonton pertandingan?”
Ai Qing memalingkan wajahnya dengan enggan, “Aku datang ke sini untuk berpatisipasi dalam final Need for Speed.”
“Oh.”jawab Dt sambil berbalik dan mengisyaratkan Ai Qing untuk masuk, “Apakah balapan itu menyenangkan?”
“Itu cukup menyenangkan. Kita bisa bertukar tempat, jika kau mau…”
Jika bukan karena Dt, mungkin dia tidak harus puas untuk berpatisipasi dalam kompetisi balapan.
Ketika dia menarik kopernya, seorang anak laki-laki muncul dari belakang Dt, “Bung, kita baru saja tiba dan kau sudah mendapat keindahan lokal?” Setelah dia selesai berbicara, dia dengan cepat melepaskan handuk dari tubuh Dt dan melarikan diri sambil tertawa.
Ai Qing benar-benar tercengang. Dia tetap berdiri di ambang pintung dengan mulut terbuka lebar.
Deburan ombak yang keras datang dari arah belakang dan mengiringi suasana yang memalukan ini.
Dt dan Ai Qing saling memandang selama dua detik. Tiba-tiba, sebuah teriakan nyaring terdengar dari dalam ruangan, “Sial! Headshot [2] lagi!”
Dt dengan cepat mengambil handuknya yang terjatuh di lantai dan melilitkannya di pinggang, “Aku akan berganti pakaian.”
Dia berjalan menuju kamarnya tanpa mengucapkan sepatah kata pun, dia mengambil celana jeans di atas tempat tidur dan pergi ke kamar mandi.
***
Catatan:
[1] World Cyber Games (WCG) merupakan kompetisi e-sports bertaraf internasional di mana ratusan atlet e-sports dari seluruh dunia akan berpatisipasi dalam berbagai macam kompetisi game.
[2] Headshot adalah tembakan yang menargetkan bagian kepala lawan. Jenis tembakan ini cukup sulit terutama jika lawan terus menghindar dan mengetahui keberadaan orang yang akan menembaknya. Jenis tembakan ini memberikan efek critical hit (serangan dengan tingkat kerusakan paling tinggi) pada lawan.