Buku Panduan Neraka - Chapter 77
Armada itu bergerak dengan kecepatan gila-gilaan dan Su Jin yakin kalau kapal-kapal ini entah bagaimana telah dimodifikasi. Kalau tidak, tak mungkin bisa ada kapal di suatu era yang cuma mengandalkan pada tenaga angin mampu bergerak dalam kecepatan semacam ini.
“Jadi, kita akan menghadapi suatu kekuatan supernatural, huh,” gumam Su Jin pada dirinya sendiri. Bahkan meski dia sudah siap mental untuk terjadinya hal ini, benar-benar harus mengadapinya akan berarti bahwa perjalanannya ke depan akan jadi sangat berbahaya.
“Kapten, kita sudah mencapai wilayah kaum duyung. Anda lebih baik bersiap-siap, pertempuran bisa saja terjadi kapan saja sekarang.” Si juru tulis tiba-tiba muncul di sebelah Su Jin dan mengucapkan kata-kata yang kedengaran membawa sial ini kepadanya.
Setelah orang ini mengambil sogokan Su Jin dan gagal membuatnya terbunuh, dia telah bersikap sangat masam pada Su Jin. Tapi Su Jin tak peduli lagi kepadanya. Dongeng-dongeng Horor ini jelas-jelas penuh dengan sekumpulan orang picik.
“Pak, apa Anda tahu musuh macam apa yang akan kita hadapi?” tiba-tiba Su Jin bertanya.
Si juru tulis menatap Su Jin, melihat ke laut, lalu berkata dengan suara pelan, “Ada apa? Kau jadi ketakutan bahkan sebelum bertemu dengan musuh?”
Su Jin menggelengkan kepalanya. “Tidak, aku cuma ingin tahu apa yang akan kuhadapi. Dengan begitu, aku akan bisa lebih baik dalam mengatasi mereka.”
“Kau ingin tahu? Tak perlu buru-buru. Kau akan dikirim untuk memeriksa situasinya besok, sehingga kau akan jadi orang yang paling tahu musuh macam apa yang akan kita hadapi!” Si juru tulis terkekeh setelah mengucapkan kata-kata ini. Tampak jelas kalau si juru tulislah yang menghasilkan ide ini.
Tetapi muslihat jahat si juru tulis sebenarnya bekerja menguntungkan Su Jin. Su Jin ada di sini untuk memperoleh salah satu sisik Putri Duyung Kecil dan dia hanya bergabung dengan armada sang Pangeran dengan harapan untuk melakukannya. Dikirim ke dalam laut sebenarnya akan membantu misi Su Jin.
Setelah menghabiskan semalam di atas kapal, keesokan harinya armada itu pun tiba di suatu terumbu karang . kapalnya tak bisa maju lebih jauh lagi, atau mereka akan karam.
“Kaptenku, karena sebelumnya kau telah memperlihatkan kekuatan luar biasa, aku ingin kau pergi dan memeriksa situasi di antara penghuni lautan. Apa kau cukup pemberani untuk pergi mengamati Orang-orang Laut?” sang Pangeran bertanya pada Su Jin seraya tersenyum.
Su Jin tak mungkin bisa bilang tidak. Dia pun menjawab sopan, “Yang Mulia, saya punya cukup banyak keberanian, tetapi walaupun saya tidak takut mati, takutnya kalau saya pergi dalam kondisi saya yang sekarang, saya akan mati tanpa bisa mengirim kembali informasi apa pun tentang Orang-orang Laut kepada Anda. Saya membutuhkan bantuan Anda!”
“Bantuanku?” sang Pangeran menatap kebingungan pada Su Jin.
“Benar. Yang Mulia, Anda akan menjadi raja dari negara ini di masa mendatang, jadi saya yakin Anda memiliiki suatu benda kuat yang bisa membantu bawahan setia Anda ini. Tentu saja… tentu saja, sebagai bawahan setia Anda, saya pasti akan mengembalikan pusaka ini kepada Anda!” Su Jin tak tahu apakah sang Pangeran memiliki benda ajaib semacam itu, tapi tak ada salahnya kalau mencoba.
Sejenak sang Pangeran meragu. Tapi kemudian, bahkan meski Su Jin mengambil benda ini, Su Jin akan harus kembali kemari dan mengembalikan benda tersebut kepadanya, karena secara harafiah mereka berada di tengah tempat yang tak dikenal. Selain armada sang Pangeran, Su Jin tak punya tempat lain untuk dituju. Terlebih lagi, walaupun Su Jin sangat kuat, dia akan menghadapi Orang-orang Laut dan memang benar bahwa dia mungkin takkan kembali utuh-utuh kalau tidak diberi perlindungan tambahan. Jadi, sang Pangeran pun berpikir kalau tak menjadi masalah jika memberi sedikit bantuan kepada Su Jin.
“Baiklah! Kalau begitu, aku akan izinkan kau mengenakan mantel ini.” Sang Pangeran melepaskan mantelnya seraya berbicara. Ini adalah mantel yang dibuat dengan indah dengan beberapa simbol misterius di bagian dalamnya. Su Jin tak punya kekuatan sihir apa pun, tapi dia bisa menerka kalau kemungkinan simbol-simbol ini adalah semacam rune-rune sihir.
Su Jin membungkuk ketika dia menerima mantelnya. Sang Pangeran berkata, “Ini adalah warisan keluargaku dan pusaka negaraku. Begitu kau mengenakan ini, kau akan bisa mempertahankan dirimu terhadap hampir semua serangan. Serangan-serangan biasa takkan bisa melukaimu sama sekali.”
“Yang Mulia, terima kasih atas kemurahan hati Anda! Saya pasti akan membawa pulang seorang putri duyung!” Su Jin diam-diam merasa senang karena sang Pangeran begitu mudah untuk ditipu. Pangeran ini benar-benar meminjaminya benda yang begitu kuat.
Namun pada saat bersamaan, sang Pangeran juga tak sebodoh itu. Mantel ini adalah benda yang sangat istimewa yang bisa menemukan jalannya sendiri untuk kembali pada pemiliknya. Jadi bahkan meski Su Jin tak pernah kembali atau mati di tangan Orang-orang Laut, dia tetap akan mendapatkan kembali mantel ini. Kalau tidak, sang Pangeran takkan pernah meninggalkan benda seberharga itu di tangan seseorang yang mungkin akan binasa di lautan.
“Yang Mulia, saya juga akan membutuhkan mereka berdua. Kami bertiga adalah tim yang baik, jadi dengan bantuan mereka, kesempatan untuk menyelesaikan misi ini akan meningkat.” Su Jin tidak akan meninggalkan Gu Ming dan Ning Meng di sini.
Karena sang Pangeran bahkan bersedia berpisah dengan mantel ajaibnya, membiarkan Gu Ming dan Ning Meng mengikuti Su Jin ke dalam laut bukanlah suatu masalah. Dia mengangguk setuju, kemudian berkata kepada si juru tulis, “Beri mantra pada mereka juga.”
Si juru tulis mengangguk, kemudian mengulurkan lengannya lebar-lebar ke arah mereka bertiga. Kelap-kelip kehijauan mulai berkumpul di depan dadanya, kemudian terbang ke arah tiga orang itu dan melingkupi mereka dalam selapis tipis cahaya kelap-kelip.
“Ini adalah mantra yang akan membuat kalian bisa berenang di dalam laut tanpa membutuhkan udara,” si juru tulis berkata kepada mereka. “Kalian akan bisa berenang seperti ikan di lautan, tapi aku peringatkan kalian, mantra ini hanya akan bekerja selama tujuh jam. Kalau setelahnya kalian masih ada di bawah laut, kalian akan mati. Apa kalian mengerti?”
Alasan kenapa si juru tulis melakukan hal ini sudah jelas. Dia takut kalau mereka bertiga akan memilih untuk kabur dengan cara berenang. Tapi tak mungkin mereka bisa tiba di pantai terdekat dalam waktu tujuh jam berikutnya. Jadi mereka entah harus menyelesaikan tugas, atau mati.
Mereka bertiga berjalan ke depan kapan di mana terdapat papan lompatan. Su Jin selalu penasaran tentang benda in setiap kali dia menonton film yang berlatar era ini. Tapi ketika dia benar-benar harus berjalan di atas papan, rasa takut ketinggiannya kembali menguasainya.
“Apa kami benar-benar harus melompat?” Gu Ming juga menelan ludah dengan ketakutan. Sebaliknya, Ning Meng ternyata adalah orang paling berani di antara mereka bertiga. Dia memejamkan mata dan langsung melompat dari papan.
Su Jin dan Gu Ming tak punya pilihan lain dan ikut melompat. Tapi sungguh, rasa takut Su Jin ternyata tak berdasar – papannya sangat dekat dengan permukaan air, tak ada hal buruk yang akan terjadi bahkan jika dia melompat ke dalam kolam lumpur. Lumpurnyalah yang akan mengalami kerusakan lebih parah daripada dirinya.
Setelah menyelam ke dalam laut, mereka bertiga menyadari bahwa mereka benar-benar bisa berenang dengan bebas tanpa membutuhkan tangki oksigen ataupun peralatan selam lainnya.
Namun Su Jin takkan ambil risiko dan mengambil beberapa butir Permen Karet Beroksigen Super. Bagaimanapun, permen karet ini bisa menyediakan oksigen selama tiga hari untuk mereka.
Su Jin berenang berkeliling untuk memeriksa dengan cepat, kemudian dia memutuskan kalau dirinya harus berenang lebih dalam memasuki terumbu karang.
“Kalian berdua bisa tinggal saja di sini. Begitu aku mendapatkan pusakanya, aku akan langsung kembali mencari kalian berdua.” Su Jin memutuskan untuk bekerja sendirian karena Gu Ming dan Ning Meng jelas-jelas petarung yang buruk. Kalau mereka sampai bertarung melawan Orang-orang Laut, mereka semua akan berakhir kehilangan nyawa.
Kedua orang itu tak keberatan, jadi Su Jin meninggalkan sebutir Permen Karet Beroksigen Super pada masing-masing dari mereka sebelum pergi, untuk berjaga-jaga kalau sampai terjadi sesuatu yang tidak diharapkan.
Setelah itu, Su Jin langsung pergi menuju terumbu karang. Mantra sihir ini cukup menarik. Su Jin tak perlu berenang. Dia bisa sekedar berjalan di dalam air laut seakan sedang berjalan di daratan, yang membuatnya lebih mudah untuk bergerak.
Terumbu karangnya beraneka warna dan dipenuhi oleh ikan dan makhluk-makhluk lautan lainnya, tapi tidak butuh waktu lama bagi Su Jin untuk menemukan Orang-orang Laut karena mereka sangat berbeda dengan makhlu-makhluk laut lainnya. Sebagian besar dari mereka memiliki setidaknya satu bagian tubuh manusia. Dia melihat sesosok gurita dengan tubuh bagian atas manusia, dan seekor lobster raksasa dengan kaki manusia. Mereka semua berpenampilan seperti ini.
Su Jin tak berani terlalu dekat karena dia tak mau berakhir harus melawan mereka kalau mereka menyadari keberadaannya. Dia berusaha sebaik mungkin untuk berjalan dalam bayang-bayang, dan kalau dia tak bisa menemukan tempat untuk bersembunyi, dia harus memakai psikokinetiknya untuk membutakan sementara makhluk lainnya.
Kekuatan Jiwa Psikokinetik miliknya ini sungguh amat sangat berguna dan bisa dipakai dalam sejuta satu situasi, baik sebagai penyerang maupun pertahanan. Hampir tak ada apa pun yang tak bisa dilakukannya. Satu-satunya masalah adalah bahwa batas atasnya terlalu rendah, jadi jika dia tak perlu memakainya, maka dia tak memakainya. Tapi meski demiikian, dia sudah memakai sepertiganya hanya untuk menyelinap melewati Orang-orang Laut.
“Yah, aku masih punya Kekuatan Jiwa Raja Iblis sih, tapi… lebih baik aku juga tak memakainya kalau tidak diharuskan!” Kartu As Su Jin adalah simpanan Kekuatan Jiwa Raja Iblis cadangannya, yang cukup untuk memberi tenaga pada Busur Panjang Raja Iblis yang memiliki kemampuan ‘Raungan Raja Iblis’ yang mengerikan brutalnya. Namun menggunakan benda-benda ini juga akan membuat Su Jin harus membayar harganya.
Untung saja, walaupun ada banyak Orang-orang Laut yang berkeliaran di terumbu karang, lautan begitu luas dan langkah hati-hati Su Jin tidak menarik perhatian sedikit pun. Segera dia tiba di tengah-tengah terumbu karang, di mana tampaknya tempat ini merupakan pusat kota dari lautan. Ada rumah-rumah yang terbuat dari cangkang-cangkang kerang, bau-batu berkilau di dasar laut yang mirip dengan batu permata dan juga gunung-gunung api bawah laut yang menambah sentuhan menarik pada terumbu karang itu.
Semuanya memang tampak seperti bagian dari dunia dongeng, tapi Su Jin tidak yakin apakah ada bahaya lain yang bersembunyi di bawah permukaan karena kini dia berada di dalam kisah Putri Duyung Kecil versi horor.
“Dalam kisah aslinya, Putri Duyung Kecil berasal dari keluarga kerajaan. Kalau begitu….” Perhatian Su Jin terarah pada struktur terbesar di area itu. Tampaknya itu adalah tempat paling indah di sekitar sini.
Dengan cepat dia berjalan ke sana tapi jadi agak kecewa ketika dirinya benar-benar tiba di sana. Ini bukan istana. Tempat ini tampaknya lebih seperti kuil atau semacamnya.
Karena ini bukan tempat yang dia cari, Su Jin pun berbalik untuk pergi. Tapi jalannya segera dihadang oleh sekelompok besar ikan.
Beberapa ekor ikan hiu dengan tanduk yang tumbuh di kepala mereka terus berenang mondar-mandir sambil memberi tatapan agresif pada Su Jin. Su Jin menggenggam Rumor, siap untuk menyerang kapan saja. Sayangnya, tak satu pun peluru dari Api Hitamnya cocok untuk ditembakkan di bawah air.
“Siapa kau? Kenapa kau mengendap-endap di sekitar Kuil Orang Lautku?” Sesosok wanita yang anggun dan elegan muncul dari belakang dinding ikan hiu. Su Jin tidak yakin apakah wanita itu seharusnya sotong atau gurita, tapi dia memiliki tubuh wanita yang seksi di bagian atas dan lebih dari sepuluh tentakel membantu wanita itu menggerakkan tubuhnya.
“Maaf soal itu! Kalau kubilang bahwa aku tersesat, apa kau akan memercayaiku?” Su Jin menyeringai padanya. Kalau memungkinkan, dia tak mau tinggal di sini dan bertarung melawan seorang wanita yang bisa memerintah segerombolan ikan hiu.
“Aku tidak seperti Orang-orang Laut bodoh itu. Tentu saja, kalau kau tidak mau memberitahuku kenapa kau ada di sini, aku punya cara-cara lain untuk menemukannya!” Wanita itu mengangkat kepalanya tinggi-tinggi dan menudingkan satu jari ke arah Su Jin. Suatu pancaran hitam terlontar dari jarinya ke arah Su Jin.
Su Jin langsung bergerak ke samping secepat yang dia bisa. Mantra yang diberikan oleh si juru tulis masih berfungsi, jadi dia masih bisa bergerak semudah ketika di darat, yang membantunya menghindari pancaran hitam itu dengan mudah.
‘Kalau aku ingin hiu-hiu itu menyingkir, aku harus mendapatkan komandan mereka terlebih dahulu!’ batin Su Jin ketika dia melihat kalau hiu-hiu tersebut bergerak ke arahnya. Dia tak berpikir bahwa membunuh mereka akan sulit, tapi melakukan hal itu akan menarik perhatian yang tidak dibutuhkan, jadi rencana terbaik sekarang adalah membereskan pemimpin mereka.