Buku Panduan Neraka - Chapter 359
Apa itu dewa? Mulanya, dewa adalah sesuatu yang mewakili suatu makhluk yang memiliki kekuatan lebih tinggi dibanding manusia biasa, suatu makhluk yang tidak dikekang oleh batasan-batasan kefanaan.
Karena manusia itu rapuh, sebagian besar dari harapan mereka untuk menjadi dewa hanya sekedar sesuatu yang ada dalam pikiran. Namun ketika mereka menyatukan pemikiran-pemikiran ini dan menciptakan dewa sesuatu dengan keinginan mereka, maka itu adalah manifestasi dari apa yang benar-benar mereka inginkan dari hidup.
Namun bagi para pemilik Buku Panduan, kedewaan hanyalah tahap evolusi mereka berikutnya dan mereka terus melakukan semua yang dibutuhkan untuk mencapai tahap berikutnya ini. Mereka tak tahu ada berapa banyak yang akan berhasil, tapi mereka tahu kalau beberapa di antara mereka akan berhasil. Bahkan meski mereka tak bisa menjadi dewa, mereka akan menyaksikan kemungkinannya.
Semua ini berdasarkan pada ide bahwa manusia adalah satu-satunya ras berakal budi di seluruh semesta, satu-satunya kelompok yang telah dipilih oleh Buku Panduan untuk menempuh perjalanan evolusi ini. Namun spekulasi Su Jin telah menghancurkan dasar ini. Manusia sama sekali tidak istimewa. Mereka tidak dipilih secara khusus dan bukan anak kesayangan. Mereka hanyalah satu dari banyak anak, dan mungkin bahkan satu dari paling tidak penting.
Bagi tokoh-tokoh kuat seperti Su Jin dan kelompoknya, mereka akan menjadi dewa karena mereka yakin mereka mampu. Jika mereka bahkan tak punya kepercayaan diri untuk menjadi dewa, mereka akan sudah tersingkir sejak awal mula.
“Kelak… kita mungkin harus mengesampingkan kebencian apa pun yang kita punya antara satu sama lain,” ujar Durand.
Shen Wu melontarkan lirikan pada Su Jin dan mendengus. Su Jin balas mendengus. Ada beberapa permusuhan yang tak bisa dikesampingkan secara permanen, tapi mereka tak keberatan jika harus saling memanfaatkan selama mereka punya tujuan yang sama.
“Ini adalah kesempatan untuk menjadi dewa, jadi Kuburan para Dewa merupakan sebuah Tantangan terbuka bagi setiap Buku Panduan di semesta. Ras apa pun yang dipilih oleh Buku Panduan akan berkumpul di tempat ini, dan kesempatan untuk menjadi dewa… inikah yang dimaksudkan oleh Raja Iblis dan yang lainnya? Bahwa seseorang harus melewati begitu banyak pertumpahan darah demi bisa menjadi dewa?” gumam Su Jin pada dirinya sendiri.
Menjadi dewa sangatlah sulit, dan kini, tampaknya mustahil untuk melakukannya sendiri. Setiap orang membutuhkan tim yang kuat untuk meningkatkan kemampuan menyeluruh mereka. Mungkin pemain tunggal yang benar-benar kuat punya kesempatan, tapi kesempatan itu jelas amat sangat kecil.
Dan karena mereka harus membentuk tim, maka secara alami sebagian besarnya akan memilih membentuk tim dengan mereka yang berasal dari ras mereka sendiri. Ini merupakan opini unik yang tertanam jauh di dalam gen setiap makhluk hidup. Merupakan hal umum bagi orang-orang untuk memercayai bahwa mereka yang berasal dari ras berbeda tidak akan punya pemikiran sama. Jika pertarungannya terbatas pada Bumi, maka ras yang berbeda akan mengacu pada kelompok-kelompok entah dari negara berbeda atau warna kulit berbeda. Tetapi jika pertempurannya diperluas ke seluruh semesta, maka ras-ras berbeda akan mengacu pada bentuk-bentuk kehidupan yang berbeda.
“Umat manusia harus bergabung satu sama lain. Kalau kita bisa menjadi dewa, kita semestinya senang jika membantu sesama pemilik manusia,” Durand berkata kepada kelompok.
Mereka tahu apa yang dibicarakan oleh Durand. Dia bicara tentang pertempuran antara para dewa tua, dewa sekarang, dan dewa-dewa baru.
Para dewa dibagi menjadi ketiga kategori ini. Dengan kata lain, para dewa pun melewati suatu proses pergantian. Dewa-dewa yang lebih baru akan menggantikan dewa-dewa yang lebih lama, kemudian digantikan oleh dewa-dewa yang lebih baru lagi. Begitu mereka menjadi generasi dewa paling baru, mereka akan membutuhkan sekutu. Memiliih sekutu dari jenis yang sama tentu saja akan menjadi pilihan terbaik, karena semua orang memiliki pengalaman serupa. Menggabungkan kekuatan merupakan hal pasti.
Dan ketika dewa-dewa generasi baru mulai memimpin dunia, dewa-dewa dari ras-ras berbeda pasti akan saling bertarung. Para dewa juga memiliki perselisihan, termasuk pada berapa banyak yang meyakini mereka, sumber daya, wilayah kekuasaan, dan sebagainya. Demi mendapatkan keuntungan sebanyak mungkin, membantu jenismu sendiri untuk menjadi dewa baru adalah tindakan terbaik yang bisa diambil.
Su Jin mulai merasa agak kewalahan. Dia ingin menjadi dewa murni demi membangkitkan kembali Ye Yun dan rekan-rekan satu timnya yang sudah mati, dan tidak terlalu banyak memikirkan soal akibat-akibat lainnya, jadi dia juga tak berpikir kalau penting baginya untuk bersekutu dengan Shen Wu dan lainnya. Selain itu, setelah apa yang terjadi dengan Ye Yun, Su Jin sama sekali tak berniat untuk berteman dengan Shen Wu. Orang ini adalah orang yang hanya peduli pada dirinya sendiri, jadi orang ini adalah jenis sekutu yang akan mengkhianati teman-temannya demi keuntungannya sendiri.
Ketika mereka masih memikirkan tentang fakta bahwa ada para pemilik dari ras-ras yang berbeda dari mereka, tim para pemilik monster itu sudah pergi menuju lantai tiga dan telah memasukinya tanpa ragu.
Oscar langsung menggerakkan seluruh tim ke tepian lantai tiga, dan mereka kembali dikejutkan oleh apa yang mereka lihat. Di hadapan mereka tidak terdapat lantai dari bangunan, melainkan beberapa gunung berapi yang berlumur lava cair.
Lava mengalir di mana-mana, dan seluruh permukaan tanahnya tertutup oleh lava cair merah membara. Pemandangan ini tampak seperti pemandangan dari masa kiamat. Bau kuat belerang membuat mereka semua mengernyit.
Tim pemilik monster itu tak kelihatan di mana-mana. Tiba-tiba Natasha menunjuk ke arah gunung berapi paling megah di antara banyaknya gunung berapi dan berkata, “Menurutku kita harus pergi ke gunung berapi yang itu!”
Yang lainnya mengangguk setuju. Gunung berapi yang itu jauh lebih besar dibanding yang lain. Ukurannya setidaknya sepuluh kali lipat gunung berapi biasa dan kelihatan seakan menjulang tinggi hingga menembus langit.
“Letaknya terlalu jauh, aku tak bisa terus berada dalam wujud bayangan sampai selama itu ditambah lagi suhu tinggi sangat memengaruhi Kekuatan Jiwaku. Suhu ini akan mengacaukan dimensi bayanganku,” ujar Oscar kepada yang lain. Tidaklah mungkin baginya untuk terus menyembunyikan mereka di dalam bayangannya hingga sampai ke gunung berapi itu. Letaknya terlalu jauh.
Su Jin berpaling untuk menatap Shen Wu dan berkata, “Bukankah kita punya mesin pembuat es berjalan di sini? Ini bukan masalah bagimu, kan?”
Shen Wu mendengus seraya melangkah lurus menuju lava di lantai tiga. Tetapi sebelum mampu membakar dirinya, lava itu suda menjadi sedingin batu. Kekuatan Jiwa Shen Wu adalah kemampuan untuk mengendalikan suhu, dan panas dari lava jelas berada dalam kendalinya.
“Ikuti aku,” ujar Shen Wu dengan gaya amat dingin ketika dia memimpin jalan. Empat orang lainnya mengikuti di belakangnya dan mereka pun berjalan cukup cepat menuju gunung berapi tersebut, karena hawa panas membakar mana pun dari lava di sekitar mereka juga didinginkan oleh Shen Wu, jadi mereka sama sekali tak terpengaruh.
Sementara itu, satu tim baru yang terdiri dari lima sosok telah tiba di lantai satu. Pemimpinnya adalah seorang wanita bercadar, dan empat lainnya memiliki bentuk dan ukuran berbeda. Hanya satu dari mereka yang berwujud manusia seperti si wanita, sementara tiga lainnya adalah makhluk-makhluk mistis.
“Humph, dulu kita disegel, dan sekarang kita dibangkitkan kembali pada saat para dewa baru telah muncul. Apakah para idiot itu benar-benar berpikir kalau sekarang mereka bisa melakukan apa pun yang mereka mau? Mereka itu cuma sekumpulan pemilik baru. Aku tak percaya mereka mampu mengatasinya,” ujar si pria dengan gaya merendahkan.
Namun si wanita menghela napas lirih dan berkata, “Jing Hua, kau adalah salah satu pemilik terkuat di masamu, tapi era ini… para pemilik baru tidak lebih lemah dari kalian berempat. Kalau kau meremehkan mereka, kau pasti akan kalah. Juga, kurasa kau harus tahu kalau… roda waktu dikendalikan oleh Buku Panduan. Begitu Buku Panduan telah memutuskan bahwa sudah tiba waktunya untuk era baru, tak ada seorang pun yang mampu menghentikannya terjadi. Bahkan jika dewa berani berdiri menghalangi di depan roda itu, roda itu akan terus bergulir dan menggilas dewa itu hingga luluh lantak.”
“Kau itu berbeda dari kami. Kau adalah sosok yang tidak akan pernah mati apa pun yang terjadi. Kenapa kau masih ingin melalui semua bahaya ini bersama kami?” Seorang wanita dengan sayap phoenix di punggungnya tiba-tiba bertanya.
Si wanita terdiam sejenak, kemudian menggelengkan kepalanya seraya berkata, “Kau tak mengerti. Tak bisa mati belum tentu merupakan hal bagus. Aku sudah melalui putaran demi putaran reinkarnasi dan aku selalu harus melalui perjalanan ini seorang diri. Aku sangat lelah karenanya. Kali ini, kurasa… aku punya motivasi untuk melakukan ini.”
Ketika dia bicara, bola mata psikokinesis yang sebelumnya telah menyerang tim Su Jin tiba-tiba muncul. Bola mata itu langsung menemukan tim berisi lima orang tersebut dan menembakkan pancaran laser putih.
Mata Jing Hua berkilat membekukan ketika dia melemparkan sebongkah kristal putih ke udara. Kristal itu meledak dan berubah menjadi suatu makhluk raksasa yang mencengkeram bola mata tadi lalu meremasnya.
“Ini adalah tempat yang pernah mereka lewati, jadi mereka benar-benar familier dengannya,” ujar Jing Hua mendengus. Dia jelas sangat tidak senang dengan orang-orang yang telah membuat mereka datang kemari.
“Jing Hua, kenapa perlu marah-marah begitu? Mereka telah mencuri hal kita untuk menjadi dewa, tapi hal itu toh ternyata bukan hal buruk bagi kita. Setidaknya, kalau kita menjadi dewa sekarang, kita akan menjadi dewa baru. Kita takkan perlu terus-terusan hidup dalam rasa takut terbunuh atau disegel oleh para dewa baru,” ujar anggota tim lainnya. Dia memiliki kepala anjing, tubuh yang amat sangat berotot, dan pedang raksasa di punggung yang akan butuh dua tangan untuk mengangkatnya.
Jing Hua mengamatinya, kemudian mendengus, “Kau pikir mereka akan membiarkan kita menjadi dewa baru semudah itu? Berani kubilang kalau bahkan meski kita menjadi dewa, kita takkan bisa lepas dari mereka. Sejak awal era terakhir… kita sudah menjadi semut dalam telapak tangan mereka. Kita tak bisa terbang, dan kita takkan bisa lolos!”
Kata-katanya membuat ekspresi semua orang sedikit berubah. Hanya si wanita bercadar yang tidak bicara dan terus saja berjalan. Kelompok itu sama sekali tak memedulikan cairan energi murni dan langsung menuju ke lantai dua.
Ketika mereka tiba di lantai dua, hantu-hantu langsung menerjang ke arah mereka, membuat tim itu menampakkan raut ngeri. Hanya si wanita bercadar yang sepenuhnya tak terganggu ketika dia lanjut bergerak melintasi lantai dua.