Buku Panduan Neraka - Chapter 358
Sorot mata Durand berkilat ketika dia berkata kepada yang lain, “Lantai duanya… penuh dengan energi dari makhluk-makhluk supernatural. Semua ini adalah hantu-hantu marah dari para dewa yang sudah mati!”
“Hantu-hantu marah dari para dewa yang sudah mati!” Semua orang terkesiap. Sudah cukup sulit jika harus berurusan dengan hantu-hantu keji. Andai saja kekuatan mereka tidak ditekan, mereka takkan merasa takut. Namun kekuatan mereka biasanya ditekan hingga taraf tertentu ketika melewati Tantangan, jadi bahkan mereka pun harus kabur ketika bertemu dengan hantu semacam itu. Yang lebih parahnya lagi, yang ini adalah roh-roh para dewa yang mati.
Mereka bertukar tatapan, tak yakin apa yang harus dilakukan berikutnya. Tiba-tiba, melewati lantai dua telah menjadi sesuatu yang mustahil. Durand coba-coba maju selangkah, dan kepingan kumalanya langsung meledak dan berubah menjadi serbuk.
“Oh gawat,” Durand berseru sementara keringat dingin mengucur di dahinya. “Ini takkan berhasil. Jalan di depan terlalu berbahaya. Kepingan kumala itu adalah sebuah benda Kekuatan Jiwa Tingkat A, dan bisa bertahan lama bahkan ketika menghadapi hantu-hantu paling agresif. Tapi bahkan sebelum aku bisa mendekati hantu-hantu di lantai dua, kumala ini meledak…. Takutnya hantu-hantu dari dewa mati ini tidak lebih lemah dari dewa yang masih hidup, dan karena kondisi mereka saat ini, mereka akan jadi lebih agresif ketimbang para dewa dan tak ada cara untuk berkomunikasi dengan mereka.”
Kelima orang itu tampak menemui jalan buntu. Mereka harus terus bergerak naik, karena tinggal di sini tak ada gunanya. Tak mungkin mereka bisa tinggal di bangunan ini selamanya.
“Su Jin, psikokinesismu seharusnya punya pengaruh pada hantu, kan?” Natasha bertanya pada Su Jin.
Namun Su Jin tersenyum sedih dan menggelengkan kepalanya ketika berkata, “Aku bisa mengatasi hantu-hantu biasa dan membunuh mereka bukanlah masalah. Tapi yang ini adalah hantu-hantu dari dewa yang sudah mati, jadi bisa dibilang kalau mereka semacam makhluk abadi.”
Su Jin mengakui tak mampu menangani hantu-hantu ini. Bahkan jika dirinya telah menjadi dewa dan memiliki psikokinesis tingkat dewa, dia mungkin mampu menangani satu atau dua hantu semacam itu. Tapi dirinya bukan dewa, dan jelas ada lebih dari satu atau dua hantu semacam itu di lantai dua. Hantu-hantu ini sedang berpesta di lantai dua!
Persis pada saat itulah, Oscar tiba-tiba menimpali, “Bagaimana kalau… aku yang mencobanya?”
“Kamu?” Semua orang berbalik untuk menatapnya.
“Hingga taraf tertentu, Kekuatan Jiwa bayanganku adalah kemampuan untuk bergerak ke dalam dimensi lain. Meski hantu tidak sama dengan manusia, mereka adalah milik dari dunia ini. Dulu aku pernah menyembunyikan diriku sendiri sepenuhnya dari hantu biasa dan lolos dengan bersembunyi di dalam bayang-bayang, tapi… aku tak yakin apakah itu akan bekerja dengan hantu-hantu tingkat dewa ini,” Oscar menjelaskan.
Durand langsung menjejalkan kristal teleportasinya ke tangan Oscar dan berkata, “Tandai tempat ini sebagai titik kembalimu dan segera kembalilah kalau kau berhadapan dengan bahaya!”
Oscar menarik napas dalam-dalam, kemudian mengangguk muram. Dia bertranformasi menjadi bayangan dan bergerak menyusuri lantai di lantai kedua. Hasilnya menggirangkan semua orang, karena hantu-hantu itu sungguh sama sekali tak menyadari Oscar dalam bentuk bayangannya.
Begitu Oscar merasa yakin kalau semuanya baik-baik saja, dia pun kembali ke tim dan mengangguk pada mereka sebelum memakai kekuatannya untuk menyembunyikan semua orang di dalam bayangannya. Ini sama sekali bukan hal baru bagi Su Jin, karena sebelumnya Situ Jin juga pernah menyembunyikan dirinya di dalam bayangan.
Bayangan Oscar bergerak perlahan melintasi lantai, dan ketika mereka sudah mencapai setengah jalan, orang-orang baru memasuki lantai dua. Kelompok itu tertegun ketika melihat siapa yang tiba. Orang-orang ini bukan pemilik, melainkan sekelompok monster – vampir, manusia serigala, dan mumi!
Monster-monster ini diselimuti oleh pendar tenang yang diiringi oleh suara rendah lantunan keagamaan. Hantu-hantu di lantai dua kelihatan membenci pendar itu dan bergerak menjauh darinya, sehingga kelompok monster tersebut bisa bergerak menuju lantai tiga tanpa kesulitan.
“Apa yang terjadi?” Semua orang kebingungan. Dari mana datangnya monster-monster itu? Apakah tempat ini juga mengizinkan monster-monter dari Tantangan lain memasuki bangunan?
“Abaikan mereka, mari konsentrasi saja pada perjalanan kita dan melewati tempat ini hidup-hidup lebih dulu,” Natasha berkata pada Oscar. Sekarang bukan saatnya mengalihkan perhatian.
Oscar setuju bahwa mereka jelas tak punya waktu ataupun energi untuk memikirkan soal hal lain sekarang, jadi dia pun kembali fokus dan lanjut bergerak menuju tangga yang akan membawa mereka ke lantai tiga. Oscar tak berani bergerak terlalu cepat, jadi butuh waktu sepuluh menit untuk menyeberangi seluruh lantai dua. Kelompok monster tadi mungkin butuh waktu kurang dari satu menit.
Begitu mereka tiba di tangga, tekanan yang mereka rasakan dari hantu-hantu itu pun langsung menghilang. Tangga di antara tiap lantai sepertinya adalah zona aman. Mereka akan baik-baik saja asalkan tetap berada di anak-anak tangga.
Mereka melihat kelompok monster itu juga sedang beristirahat di tangga. Oscar menyembunyikan kelompok di satu sudut gelap dan bertanya, “Sekarang kita harus bagaimana? Lari ke sana dan bunuh mereka semua?”
“Jangan gegabah, kita lihat dan tunggu lebih dulu. Takutnya monster-monster ini tak sesederhana yang kita kira,” ujar Durand tenang.
Setelah memikirkannya, Su Jin bertanya pada Oscar, “Apa psikokinesisku bisa bergerak menembus bayanganmu?”
“Tak masalah, aku cuma perlu membukakan sebuah lubang kecil untukmu.” Oscar pun melakukannya dan psikokinesis Su Jin bisa bergerak keluar lewat lubang itu.
Dia mengirim psikokinesisnya untuk bergerak mengelilingi para monster itu untuk mengamati lebih seksama. Total jumlah monsternya juga ada lima, dan mereka juga kelihatan seperti berasal dari satu tim. Su Jin sudah akan memindai salah sau dari mereka ketika salah seorang vampir melebarkan matanya dan mengeluarkan seruan rendah.
Seketika Su Jin merasakan pancaran psikokinesis yang sama kuatnya datang ke arahnya dan dia pun langsung memutus psikokinesisnya. Untung saja, dia memutusnya cukup cepat, sehingga si vampir tak bisa melacak kelompoknya.
Setelah psikokinesisnya terputus, si vampir tampak bingung, sementara satu manusia serigala di sampingnya kelihatan mengatakan sesuatu untuk meledeknya, namun sayangnya tak satu pun dalam kelompok Su Jin yang memahami bahasa apa yang mereka ucapkan.
“Bagaimana?” tanya Shen Wu.
Raut wajah Su Jin tampak suram ketika dia menjawab, “Mereka bukan monster. Mereka sama seperti kita. Mereka adalah para pemilik, para pemilik Buku Panduan.”
“Mustahil,” ujar Shen Wu seketika. “Tunggu dulu, jadi maksudmu ada para pemilik yang mengubah diri mereka sendiri menjadi monster sebelum memasuki Kuburan para Dewa? Itu konyol. Para pemilik selain yang ada di tingkatan kita sama saja cari mati kalau mereka masuk.”
Su Jin mengamati Shen Wu lalu berkata dingin, “Aku tak bilang kalau mereka telah mengubah diri mereka. Kubilang, mereka adalah para pemilik, sama seperti kita. Mereka juga adalah para pemilik Buku Panduan.”
Natasha yang lebih dulu paham dan memastikan, “Tuan Su, maksudmu… para vampir, manusia serigala dan mumi juga telah dipilih oleh Buku Panduan?”
Su Jin membisu sejenak sebelum mengangguk samar. “Aku tak terlalu tahu apa persisnya yang terjadi, tapi para monster pemilik ini sepertinya tidak berada pada sistem yang sama dengan kita. Barusan tadi aku sempat mengintip Buku Panduan mereka, dan sebagian besarnya sama dengan kita, kecuali bahwa tak satu pun dari kata-kata yang ada di situ merupakan bahaya yang ada di mana pun di Bumi. Kupikir… ada lebih dari satu Buku Panduan Neraka di semesta ini.”
Semua orang menampakkan ketidakpercayaan di wajah mereka dan sudah akan mendebat lebih banyak lagi ketika Su Jin berkata, “Aku sudah pernah melihat dewa, banyak dewa. Akulah orang yang menyebabkan kekacauan sehingga membuat Buku Panduan mengubah begitu banyak aturan. Waktu itu aku akan melewati sebuah Tantangan Tingkat A, tapi semuanya jadi berantakan gara-gara sesosok Dewa Tua mengganggu jalannya Tantangan.
“Ketika menjalani Tantangan itu, aku bertemu dengan segala macam dewa. Dewa-dewa yang berwujud manusia hanyalah sekelompok kecil dewa, jadi aku selalu menerka kalau… Bumi mungkin cuma satu dari banyak tempat yang telah dipilih oleh Buku Panduan, dan bahwa ada lebih, lebih banyak lagi tempat lain di semesta ini yang dikendalikan oleh Buku Panduan, tapi tempat-tempat itu dihuni oleh makluk-makhluk dari ras lain.”
Su Jin membuat mereka semua terhenyak. Mereka pun menyadari bahwa mereka memang sudah pernah berkontak dengan para Dewa Tua dan bahkan dewa sekarang. Memang benar bahwa dewa-dewa berwujud manusia membentuk porsi yang sangat kecil dari dewa-dewa yang pernah berkontak dengan mereka, sementara sebagian besarnya memang terdiri dari berbagai macam makhluk. Sebelumnya mereka tak terlalu memikirkan hal ini, tapi… kata-kata Su Jin telah memberi pencerahan pada mereka. Manusia hanyalah sebagian kecil dari para pemilik, dan cuma membentuk satu dari banyak tempat yang dipilih oleh Buku Panduan!
Tanpa sadar Durand menjilat bibirnya. Kalau memang demikian adanya, dia sudah bisa meramalkan perang antarras di masa depan.