Buku Panduan Neraka - Chapter 346
Su Jin tak ingin menjelaskan apa yang terjadi dengan Tim Pisau Tulang, dan memang tidak mudah juga untuk menjelaskan kejadiannya. Sebagian dari ceritanya mungkin akan terdengar seperti dongeng bagi para pemilik biasa.
“Lebih baik tak usah bicara soal aku lagi. Kau menulis surat untukku dan meminta bantuanku. Ada apa?” Su Jin mengubah topik. Dia masih tak tahu kenapa Zhou Xinyu menulis surat kepadanya.
Dengan cepat Zhou Xinyu menanggapi, “Oh iya! Kami butuh bantuan Guru soal suatu hal! Atau lebih tepatnya, kami butuh guru untuk menyelamatkan kami!”
“Seserius itu? Apa yang terjadi?” tanya Su Jin seraya tersenyum.
Miu Zhengtao, sang ketua Tim Samudera Luas, melangkah maju dan berkata, “Tuan Su, ini mungkin kedengaran agak menyinggung, tapi bisakah kau… melakukan pertandingan persahabatan dengan kami?”
“Pertandingan persahabatan?” Su Jin jadi semakin bingung lagi. Bukankah mereka butuh bantuan? Tapi Su Jin juga bisa melihat kalau Miu Zhengtao, atau lebih tepatnya, semua orang dalam tim kecuali Zhou Xinyu, sepertinya tidak memercayai kemampuannya. Sederhananya, pertandingan persahabatan ini pada dasarnya adalah ujian untuknya. Namun Su Jin tak berkewajiban membiarkan mereka menguji kemampuannya.
“Yah, ini cuma duel sederhana. Kau bisa memilih untuk bertarung melawan anggota tim yang mana saja. Kami perlu semua orang bekerjasama demi memecahkan masalah yang sedang dihadapi, jadi kami perlu memahami dengan baik kemampuanmu,” Miu Zhengtao menjelaskan sembari tersenyum.
Tetapi Su Jin menggelengkan kepalanya. “Kurasa kau sudah sedikit salah paham.”
“Sedikit salah paham?” Semua orang dalam tim itu dibuat bingung oleh pernyataannya.
Su Jin mengangguk samar dan berkata, “Aku tanya padamu kenapa kau minta bantuanku, dan aku belum setuju untuk membantu, jadi aku tak berkewajiban untuk menjalani tes apa pun.”
Tim itu tak yakin bagaimana harus menanggapinya. Semua itu adalah asumsi mereka semata, namun fakta yang telah Su Jin ucapkan secara terang-terangan membuat mereka tampak buruk.
“Kalau begitu lupakan saja. Karena Tuan Su tak bersedia membantu, maka kita tak boleh memaksanya. Bukankah begitu, Zhengtao?” ujar Ke Tong dengan nada tidak senang.
Su Jin terkekeh. Orang ini punya harga diri tinggi. Miu Zhengtao juga tampak tidak senang. Memang benar kalau mereka sedang butuh bantuan, tetapi jika orang yang membantu mereka adalah jenis orang yang arogan dan tak mau bekerjasama, maka hal itu mungkin malah membuat masalah mereka semakin parah, karena lawan yang mereka hadapi tingkatannya tidak rendah.
Dari ekspresi Miu Zhengtao, Zhou Xinyu tahu kalau ketuanya itu berniat menyerah, jadi dia berkata gelisah, “Zhengtao, guruku ini benar-benar sangat hebat, jadi tak usah menguji dia.”
“Xinyu… sebagai ahli strategi dalam tim, kau semestinya tahu dengan sangat jelas bahwa jika Tuan Su tak terbiasa bekerjasma dengan orang lain, hal itu mungkin akan membuat kita semua terbunuh,” ujar Miu Zhengtao seraya mengernyit. Dia tak harus mendapatkan bantuan Su Jin. Dia toh juga punya koneksi lain, atau dia bisa mengeluarkan sejumlah uang untuk menyewa orang lain. Melakukan hal itu lebih baik daripada memperoleh orang yang sama sekali tidak dikenalnya yang juga menolak untuk diuji.
Tetapi Su Jin semakin lama jadi semakin penasaran soal masalah yang sedang dihadapi oleh tim Zhou Xinyu. Dia menggosok dagunya dan berkata, “Kalian cuma ingin mengujiku, kan? Okelah, akan kulakukan.”
Miu Zhengtao dan rekan-rekan satu timnya jadi agak bingung. Bukankah Su Jin menentang semua ini? Kenapa sekarang dia setuju? Miu Zhengtao juga jadi ragu-ragu. Mulanya dia sudah memutuskan untuk tidak lagi meminta bantuan Su Jin, tetapi karena Su Jin ternyata setuju-setuju saja, dia merasa kalau dirinya harus menguji Su Jin karena yang bersangkutan adalah teman Zhou Xinyu. Kalau dia tidak puas dengan hasil ujiannya, dia toh selalu bisa mencari alasan lain untuk menolak bantuan Su Jin.
“Bagus sekali! Harap ikuti aku, Tuan Su.” Seulas senyum menyebar di wajah Miu Zhengtao ketika dia membawa Su Jin dan timnya menuju konter bar.
Dia lalu berkata pada si bos, “Tolong bukakan arena latihan untuk kami.”
“Arena latihan?” Su Jin tak tahu apa itu.
Zhou Xinyu menjelaskan, “Arena latihan adalah barang baru. Tempat itu ditujukan untuk latih tanding bagi para pemilik yang bukan anggota satu tim, dan tempat ini baru belakangan diperbarui.”
Su Jin mengangguk. Dia belum memerhatikan pembaruan-pembaruan ini, karena Tim Pisau Tulang baru saja dibubarkan, kemudian dia diserang oleh dewa, sehingga membuatnya amat sibuk.
Sang bos melambaikan tangannya dan sebuah pintu portal pun muncul di hadapan mereka. Miu Zhengtao berjalan masuk lebihd ulu, diikuti oleh yang lainnya.
Setelah berjalan melewati pintu itu, Su Jin mendapati dirinya sendiri berada di sebuah ruang kosong yang amat luas. Selain rerumputan di tanah yang menyerupai jenis rumput yang bisa ditemukan di lapangan sepak bola, tak ada hal lain yang mencolok di sekitarnya.
“Guru, area latihan ini bisa diatur sesuai keinginan orang yang membukanya. Bentuk permukaan tanah ataupun lingkungan macam apa pun bisa langsung dibuat. Juga, selama tipe pertarungan latih tanding dipilih, maka kau takkan mati bahkan jika pihak lain mengoyakmu jadi serpihan,” Zhou Xinyu menjelaskan dengan sabar pada Su Jin.
Su Jin mengangguk pelan. Tempat ini sama dengan area latihan di Domain Neraka Tim, tetapi yang satu ini tersedia untuk umum bagi semua pemilik dan tidak dikhususkan hanya bagi anggota dari satu tim tertentu.
Miu Zhengtao tersenyum cerah ketika berkata pada Su Jin, “Tuan Su, kau mau pilih tipe pengaturan yang mana?”
“Tipe pengaturan yang mana? Kita akan pakai tipe pengaturan latih tanding kan?” Su Jin tak bisa bercaya kalau hal ini bahkan ditanyakan. Dia tak berniat mati cuma demi sebuah tes.
“Tentu, tentu. Bodohnya aku,” ujar Miu Zhengtao seraya tertawa kikuk.
“Pengecut,” gumam Ke Tong lirih tanpa sebab yang jelas. Baru bisa dibilang adil kalau sebuah ujian akan diadakan dengan memakai tipe pengaturan latih tanding, dan toh tim ini juga tak punya perselisihan dengan Su Jin. Tetapi Ke Tong merendahkan Su Jin karena membuat pilihan ini hanya karena dia sudah dibuat kesal oleh sikap Su Jin sebelumnya dan bukan karena alasan lainnya.
Su Jin tak mau repot-repot menanggapi komentar itu. Ada banyak jenis orang di dunia ini, dan akan ada beberapa orang yang punya lebih banyak otot ketimbang otak. Kalau orang semacam itu tak bisa mengendalikan temperamen mereka sebagai seorang pemilik Buku Panduan, mereka takkan bisa bertahan hidup terlalu lama. Su Jin tak perlu membuang-buang waktu untuk berdebat dengannya.
Miu Zhengtong memilih pengaturan yang mereka inginkan, kemudian mengajukan pertanyaan lain pada Su Jin, “Bagaimana dengan permukaan tanahnya? Apa kau punya permintaan khusus soal itu? Apa ada lingkungan tertentu yang membuatmu bisa menunjukkan kemampuan terbaikmu?”
“Tak usah, lingkungan ini juga tak masalah,” ujar Su Jin seraya mengangkat bahu. Akan lucu sekali kalau dia membutuhkan lingkungan yang menguntungkan untuk bertanding dengan pemilik setingkat ini.
“Kalau begitu pilihlah satu lawan. Kau bisa memilih siapa pun di antara kami, tapi aku takkan menyarankan kau memilih Zhou Xinyu, karena dia adalah ahli strategi kami dan tak terlalu hebat dalam bertarung,” ujar Miu Zhengtao.
Su Jin mengamati para anggota tim, lalu menatap lurus pada Ke Tong dan berkata, “Bagaimana kalau kau, Tuan Ke?”
Ke Tong agak kaget tapi tak lama kemudian mendengus. Baginya, Su Jin jelas seorang pengecut karena memilih dirinya, anggota yang melalui Tantangan dengan jumlah paling sedikit. Dia berasumsi bahwa Su Jin mengira dirinya akan menjadi anggota paling lemah selain Zhou Xinyu, namun tidak menyadari sehebat apa dirinya sebagai seorang seniman beladiri di dunia nyata. Kemampuan bertarung Ke Tong telah melampaui anggota tim lainnya jika saja mereka bukan veteran.
“Tak masalah.” Karena orang ini punya nyali untuk menganggap remeh aku, aku akan beri dia pelajaran, batin Ke Tong.
Begitu semua pemiliihan yang diperlukan sudah dibuat, yang lainnya pindah ke satu sisi dan meninggalkan Su Jin serta Ke Tong untuk bertarung. Ke Tong memasang kuda-kuda, kemudian menggoyangkan jarinya ke arah Su Jin dengan raut wajah merendahkan, untuk memberi isyarat pada Su Jin agar maju saja. Dia sebenarnya memberi Su Jin kesempatan untuk maju pertama.
Su Jin mendengus, “Makasih!”
Alih-alih melangkah maju, Su Jin tiba-tiba melontarkan tinjuan. Kekuatan yang dimiliki oleh seseorang dengan tubuh seperti dirinya jauh melampaui apa pun yang bisa dipahami oleh sebagian besar orang. Angin yang dihasilkan dari sekedar mengayunkan lengannya saja sudah terasa seperti topan, dan Ke Tong kesulitan bahkan untuk berdiri dengan benar.
Tetapi ini cuma gelombang pertama dari tinjuan itu. Serangan yang sesungguhnya datang agak belakangan. Ke Tong merasa seakan sesuatu yang luar biasa berat menindih tubuhnya. Perlahan-lahan dia mulai kesulitan untuk bernapas, kemudian merasakan sakit yang luar biasa mengaliri sekujur tubuhnya. Dia melihat ketika darah dan daging terlepas dari tulang-tulangnya sebelum akhirnya hilang kesadaran.
Ketika semua sudah kembali tenang, lapangan yang luas itu telah kehilangan sebagian besar rumput di permukaannya dan banyak sekali tanah yang sudah terbang berhamburan. Ke Tong tak ditemukan di mana-mana, karena tinjuan Su Jin sudah mengubah Ke Tong menjadi abu.
Su Jin menarik kepalan tangannya. Seluruh tim itu dibuat terlalu tertegun untuk bicara. Hanya Zhou Xinyu yang tersenyum bangga. Itulah yang pantas mereka dapatkan karena telah meremehkan gurunya!
Miu Zhengtao benar-benar syok. Dia begitu syok sampai-sampai tak bisa percaya kalau Su Jin mampu melakukan ini dengan kekuatannya sendiri dan mengira kalau Su Jin mungkin sudah memakai satu atau dua senjata. Para pemilik bebas memakai senjata di arena latian dan tak ada batasan dalam penggunaannya, jadi mereka akan memakai tempat ini untuk membiasakan diri dalam menggunakan senjata-senjata kuat ataupun mencari tahu bagaimana cara mengombinasikan senjata-senjata mereka.
“Apa itu… dilakukan oleh senjata?” ceplos Miu Zhengtao.
Zhou Xinyu memelotot tidak senang pada ketua timnya, sementara Su Jin cuma merenggangkan lehernya dan berkata, “Begitu saja? Nggak terlalu menarik ya. Bagaimana kalau semua orang di tim ini melawanku sekaligus saja?”
“Itu… itu tidak perlu. Bahkan jika kau memakai senjata, kami mengakui kalau kau memang sangat hebat. Lagipula, senjata ini sudah cukup memberi kami keuntungan besar dalam pertarungan yang akan datang melawan musuh. Kau lulus,” ujar Miu Zhengtao. Kata-kata itu datang dari dasar hatinya. Bagaimanapun juga, tinjuan tadi memang sungguh menakjubkan. Tak ada seorang pun yang bisa memungkirinya.
Namun Su Jin terbahak pada kata-kata ini. “Senjata? Yang begitu itu jelas adalah jenis sikap yang akan dimiliki orang lemah. Tapi bukan kau yang memutuskan apakah ini selesai sampai di sini. Ayo semuanya serang aku sekaligus! Aku ingin mencari tahu kemampuan sebenarnya dari Tim Samudera Luas.”
Su Jin sengaja bicara dengan sikap menantang. Mulanya dia ingin menjadikan ini sebagai suatu latihan, tapi Ke Tong sudah terbukti jauh terlalu lemah. Dia tak puas dengan cuma satu pukulan, dan dia juga ingin mencari tahu apakah tim ini mampu melindungi Zhou Xinyu, karena gadis itu adalah muridnya. Dia tak peduli mau tim itu bersedia melawannya atau tidak. Mereka tak punya pilihan selain melawan dirinya!
Miu Zhengtao menampakkan raut busuk di wajahnya, karena dia merasa Su Jin terlalu jumawa. Su Jin cuma mengalahkan orang baru dalam tim, dan telah melakukannya dengan bantuan senjata, tapi malah bicara sepongah itu. Dia pun memutuskan bahwa tidak akan tidak etis jika mengeroyok orang macam itu dalam pertarungan.