Buku Panduan Neraka - Chapter 199
Si prajurit berkepala babi bagaikan mesin pembunuh ketika dia meringsek di antara para pemilik. Setiap ayunan dari pisaunya bisa membunuh seorang pemilik. Ketika pria bermata merah menyadari kalau dirinya adalah sasaran berikutnya, dia pun berdiri waspada dan menembakkan pancaran sinar merah dari matanya.
Si prajurit dipaksa mundur demi menghindari cahaya merah itu. Si pria segera memanggil rekan-rekannya yang lain agar berkumpul di sekitarnya. Tidak mungkin bagi mereka untuk mengatasi prajurit ini sendiri-sendiri.
“Kalau mata merahmu yang kuat itu tidak cukup untuk mengatasi makhluk ini, mungkin kita harus mundur!” Salah seorang pemilik jelas-jelas jadi agak panik. Prajurit berkepala babi itu tadi sudah dipaksa mundur, tapi makhuk itu tetap tak gentar dan kini berderap kembali ke arah mereka.
“Kita tak bisa pergi begitu saja. Masih ada sejumlah besar kristal pemindah di pulau ini dan kristal-kristal itu tak bisa disimpan di dalam Buku Panduan, jadi kita tak bisa membawanya bersama kita. Kalau kita meninggalkannya, maka kita akan rugi besar,” ujar si pria bermata merah dari gigi yang terkatup.
“Tapi kalau kita mati di sini, maka tak ada gunanya juga mempertahankan kristal-kristal itu!” tukas pemilik lainnya. Dia juga merasa kalau mundur adalah pilihan yang lebih baik.
Si pria bermata merah memelototi mereka dan berkata keji, “Kalau kita meninggalkan kristal-kristal itu, maka Tuan Shen Wu akan membunuh kita semua. Kalau kita berusaha mati-matian untuk melawan makhluk ini, kita mungkin masih bisa selamat. Tapi kalau kita sampai membangkitkan murka Tuan Shen Wu, kita pasti akan mati.”
Para pemilik itu langsung bergidik ketika nama Shen Wu disebut-sebut. Namanya saja bahkan lebih mengancam dan menakutkan bagi mereka daripada prajurit berkepala babi ini.
Sementara itu, si prajurit sudah cukup dekat dengan mereka, jadi si pria bermata merah memimpin para pemilik untuk melawan balik. Mereka masih mengalami korban jiwa di pihak mereka, tapi kini kondisinya sudah membaik karena mereka melawan secara berkelompok. Mereka bahkan berhasil mendorong mundur si prajurit beberapa kali.
Su Jin dan rekan-rekannya berdiri cukup jauh dari situ dan mengamati pertarungan tersebut. Situ Jin terkejut pada betapa hebatnya si prajurit berkepala babi dan merasa kalau Chu Yi takkan mampu bertarung sehebat prajurit ini bahkan jika pemuda itu ada di sini bersama mereka. Tidak ada maksud untuk mengatakan bahwa Chu Yi tidak sehebat prajurit ini dalam pertarungan, namun fakta bahwa prajurit ini tidak takut mati menjadikannya jauh lebih efektif dalam bertarung melawan begitu banyak orang sekaligus.
“Kalau terus begini, para pemilik itu takkan bisa bertahan lebih lama dari setengah jam. Apakah memang cuma segitu kemampuan dari semua kamp pangkalan milik Shen Wu?” Su Jin merasa agak kecewa. Dia datang dengan sepenuhnya bersiap untuk menghadapi pertarungan yang berat, hanya untuk menemukan kalau lawan-lawannya cuma segerombolan keroco.
Ketika si pria bermata merah menyaksikan para pemilik di sekitarnya berjatuhan, dia masih tak berani melarikan diri, tapi dalam hati dia mulai panik. Persis pada saat itulah, dua pancaran cahaya putih melintas di depan bangunan dan beberapa detik kemudian, dua sosok pun muncul.
“Oh?” Situ Jin menaikkan sebelah alis dan berkata pada Su Jin, “Dua orang itu datang. Mereka adalah dua orang yang pernah berusaha mencelakai keluargamu.”
Su Jin menoleh untuk menatap kedua pria yang datang itu. Si prajurit berkepala babi langsung mengayunkan pisaunya pada mereka setelah mereka muncul.
“Sialan! Berani-beraninya kau coba-coba menyerangku dari belakang!” raung salah seorang di antara mereka. Kabut merah dari sekeliling tubuhnya meledak dan menghancurkan kekuatan serangan si prajurit berkepala babi.
“Guillaume, Andre, akhirnya kalian kembali!” Si pria bermata merah kegirangan melihat dua orang yang pada kali terakhir telah berusaha mencelakai keluarga Su Jin.
Andre menatap si prajurit berkepala babi, kemudian memindai mayat-mayat para pemilik yang bergelimpangan di tanah. Dia benar-benar terkejut dan bertanya, “Apa yang terjadi?”
“Seseorang telah memasuki pulau dan melepaskan makhluk ini. Dia hanya boneka, tapi luar biasa kuat dan sepertinya bahkan lebih kuat daripada Cerberus. Kami sangat kesulitan untuk menahannya dan kami sudah kehilangan banyak anggota,” si pria bermata merah menjelaskan.
Guillaume mencibir pada mayat para pemilik di tanah dan meludah, “Mereka itu cuma segerombolan idiot yang cepat atau lambat akan terbunuh, tapi… kita tak membiarkan orang-orang kita dibantai tanpa pembalasan.” Kabut merah di sekeliling tubuhnya menerjang ke arah si prajurit berkepala babi.
Si prajurit sepertinya sudah merasakan kalau Guillaume adalah lawan yang kuat, jadi dia mengayunkan kedua pisaunya untuk membunuh dua orang pemilik di depannya, kemudian menghunusnya satu demi satu dengan gaya tertentu tanpa bergerak dari tempatnya berdiri.
Ketika kabut merah dari Guillaume berada cukup dekat, si prajurit menusukkan kedua pisaunya kuat-kuat ke dalam kabut tersebut. Itu adalah gerakan yang dibuatnya di dalam Kereta Supernatural yang nyaris membunuh Chu Yi.
Secara mengejutkan, kabut merah itu tak mampu menahan pisau-pisau tersebut ketika pisau-pisau itu menusuknya telak-telak. Meski demikian, pisau-pisau tersebut hanya mampu menusuk kulit Guillaume sedalam kurang dari satu sentimeter dan tak bisa lebih dalam lagi.
“Itu adalah pisau yang terbuat dari sisa-sisa iblis! Luar biasa!” Mata Guillaume melebar kaget. Dia tak menyangka kalau pisau si prajurit berkepala babi mampu menusuk kabut merahnya. Tapi dia segera menyeringai dan berkata, “Tapi sayangnya tubuhku sudah ditingkatkan dan sepenuhnya dilapisi oleh logam jenis khusus. Sekarang kau tak bisa melukaiku.”
Dia mengayunkan tinjuan ke arah muka si prajurit berkepala babi, tapi si prajurit bereaksi cepat dan menggerakkan kepalanya ke samping. Akan tetapi, elakannya tidak cukup cepat. Tinjuan Guillaume menyerempet telinganya dan mencabik separuh bagiannya.
“Tunggu, apa?” Su Jin terkejut. Dia tahu seberapa kuat prajurit itu. Namun, tinjuan Guillaume ternyata mampu mencabik separuh telinga si prajurit semudah itu.
“Kabut merah itu pasti adalah aura bertarung, yang mana… kurasa kau bisa menganggapnya sebagai kekuatan Jiwa tingkat tinggi. Ini adalah Kekuatan Jiwa terbaik yang bisa dimiliki oleh seorang pemilik yang mengkhususkan diri pada pertarungan jarak dekat,” ujar Kano Mai tiba-tiba.
Su Jin bertanya, “Bagaimana kekuatannya jika dibandingkan dengan tenaga dalam milik Chu Yi?”
“Tidak sama. Tenaga dalam Chu Yi datang dari dalam dan terus beregenerasi tanpa batas, sehingga amat cocok untuk pertarungan dalam waktu lama. Begitu kekuatan itu berhasil dilatih dan dikembangkan hingga potensi tertingginya, maka hampir sekuat psikokinesismu.”
“Di sisi lain, aura bertarung Guillaume, adalah jenis kekuatan yang hanya meledak dengan kuat di bagian luar. Bahkan para pemilik yang baru saja membangkitkan kekuatan ini memperoleh peningkatan pesat pada kemampuan bertarung mereka dan aku pernah dengar bahwa para pemilik dengan aura bertarung biasanya mampu mengalahkan lawan-lawan yang lebih kuat daripada diri mereka sendiri,” ujar Kano Mai dengan raut wajah muram.
Setelah terdiam untuk berpikir, dia meneruskan, “Tapi kekuatan ini tidak sebaik tenaga dalam milik Chu Yi. Karakteristik istimewa dari aura bertarung adalah bahwa kekuatannya luar biasa besar. Namun seperti kata pepatah, yang kuat dan keraslah yang duluan patah, tidak seperti yang lebih lembut dan fleksibel. Para pemilik dengan kekuatan ini biasanya maju dalam pertarungan-pertarungan yang sangat ekstrim, jadi bahkan meski para pemilik dengan aura bertarung mungkin bisa menang dengan perbedaan kekuatan yang besar, mereka juga akan menderita karena memakai aura bertarung mereka secara berlebihan dan pada akhirnya mati.”
Su Jin dan Situ Jin saling bertukar pandang. Kekuatan ini kedengaran seperti seseorang yang memakai steroid, kecuali bahwa efek sampingnya jauh terlalu berat. Bagaimana bisa orang memenangkan pertarungan tapi akhirnya malah mati? Itu sungguh konyol.
Guillaume terus bertarung dengan si prajurit berkepala babi. Dia adalah seorang petarung yang hebat dan tubuhnya mampu menahan pisau-pisau si prajurit karena dilapisi oleh logam khusus. Tapi makin lama dia mulai tampak kian cemas. Persis seperti yang telah Kano Mai katakan tadi, pemilik semacam itu tidak cocok untuk pertarungan yang berkepanjangan. Kalau dia tak bisa menang dalam waktu singkat, dia akan kalah.
“Andre, tolong!” seru Guillaume. Dia bisa merasakan kalau aura bertarung dalam tubuhnya sudah mulai mengamuk. Kalau kondisi ini berlangsung terlalu lama, dia akan mati.
Andre langsung memelesat maju dan menghujamkan aliran udara membekukan ke arah si prajurit berkepala babi. Si prajurit diselimuti oleh udara membekukan dan berubah menjadi ukiran es dalam hitungan detik. Dia tak bisa bergerak lagi.
“Ha! Itulah yang kutunggu-tunggu! Waktunya mati!” Guillaume kegirangan ketika melihat hal ini. Ini adalah serangan gabungan terbaik dari dirinya dan Andre. Andre akan memakai udara dinginnya untuk membekukan lawan mereka, kemudian dia akan memakai kekuatan luar biasa besarnya untuk memecahkan patung es itu. Bahkan para pemilik dengan kekuatan istimewa semuanya akan berakhir dengan menghadap sang pencipta.
Persis pada saat itulah, tiba-tiba si prajurit menjadi kecil dan melayang pergi. Su Jin bisa melihat bahwa langkah selanjutnya dari Guillaume adalah untuk menghancurkannya, jadi dia buru-buru memanggil kembali si prajurit.
“Siapa yang sembunyi di sana? Keluar sekarang juga!” teriak Guillaume seraya melontarkan pukulan. Aura bertarung merahnya tampak seperti naga, menjungkirbalikkan tanah ketika datang meraung ke arah Su Jin.
Mereka bertiga melangkah keluar dari dalam bayang-bayang dan Su Jin juga melontarkan pukulan. Pukulan ini bertabrakan telak-telak dengan serangan Guillaume dan memecahkan auranya. Tubuh fisik Su Jin cukup kuat untuk menghadapinya tanpa perlu menggunakan kekuatan atau benda lainnya.
“Kalian berdua sudah bertemu dengan anggota keluargaku, tapi kalian tak tahu siapa aku?” Su Jin menyeringai. Karena target mereka sudah datang semua, tak perlu bersembunyi dan menunggu lebih lama.
Guillaume dan Andre tampak kebingungan, tapi mata mereka sedikit berkilat ketika mereka melihat Situ Jin. Mereka mengenali Situ Jin sebagai orang yang telah mengacaukan rencana mereka dua kali berturut-turut.
“Para penyusup ke pulau harus mati,” Andre meludah. Dia membuka mulutnya untuk menghembuskan aliran udara membekukan dalam jumlah besar. Udaranya sangat dingin, semua uap air yang ada di udara langsung berubah menjadi es dan berjatuhan ke tanah dengan riuh.
Su Jin tak bergerak dan hanya menempatkan Situ Jin dan Kano Mai dengan aman di belakangnya. Ada kilatan keperakan di matanya ketika dia menciptakan dinding dengan psikokinesisnya untuk menghadang udara beku dari Andre.
Udara membekukan milik Andre sebenarnya benar-benar hebat. Bunga es mulai terbentuk di dinding itu, yang berarti bahwa udara tersebut ternyata mampu membekukan psikokinesis Su Jin meski psikokinesis adalah sesuatu yang tak berbentuk dan biasanya tak terdeteksi. Namun setelah membekukan psikokinesis, udara itu tak lagi punya sisa kekuatan untuk menyerang Su Jin dan rekan-rekannya.
“Kau punya psikokinesis? Kau Xu Ran!” Andre mengenali dari apa dinding tak terlihat ini terbuat dan jantungnya berdebar ketakutan. Tak bisa dia percaya bahwa pemuda ini ternyata adalah orang yang mereka sudah diwanti-wanti untuk jangan pernah disinggung di semesta ini. Karakteristik istimewa Xu Ran adalah psikokinesis, dan psikokinesisnya luar biasa kuat.
Namun si pria bermata merah sudah berjalan maju dan dia menggelengkan kepalanya seraya memelototi Su Jin. “Orang ini bukan Xu Ran. Kau adalah Tuan Su, kan?”
Su Jin mengangguk. “Benar. Aku Su Jin, orang yang keluarganya telah terancam oleh kalian! Aku datang untuk melakukan pembalasan!”
Tawa Guillaume pun meledak. “HAHAHA! Dasar idiot! Kalau kau benar-benar Xu Ran, aku mungkin akan jadi lebih waspada. Tapi kau bukan Xu Ran! Kalau kau tak seberbakat Xu Ran, kunasihati agar kau berhenti bersikap sok begitu, kalau tidak… kau mungkin akan mati karenanya!”
Su Jin mencibir ketika kilatan perak di matanya muncul kembali. Dia menggumam lirih, “Kau benar. Hal semacam ini… akan membuat seseorang terbunuh.”