Buku Panduan Neraka - Chapter 196
“Apa maksudmu?” Su Jin kebingungan. Chu Yi tak kelihatan seperti sedang bercanda, dan saat ini jelas bukan waktunya untuk berkelakar.
Chu Yi luar biasa panik dan harus memaksa dirinya sendiri untuk tetap tenang. “Bos, kau tak tahu soal ini, tapi sebenarnya aku punya Tusukan Qi Lipat Lima yang akan melukai diriku sendiri kalau aku mengeluarkannya. Itulah sebabnya kenapa aku tak memakainya, karena biasanya tak sepadan dengan pengorbanan semacam itu. Tapi kalau Bos bilang bahwa tubuhku sekarang bertekad untuk membunuhmu dengan cara apa piun, maka besar kemungkinan kalau dia akan….”
Ada senyum pahit di wajah Su Jin, Chu Yi tak perlu menyelesaikan sisa kalimatnya. Ada hampir 100% kemungkinan tubuh fisik Chu Yi akan memakai Tusukan Qi Lipat Lima itu demi membunuh musuhnya. Masalahnya adalah, setiap tingkatan qi yang ditambahkan pada serangan-serangan ini membuatnya memiliki daya hancur dua kali lipat dibanding yang sebelumnya. Su Jin sudah tak mampu menahan satu Tusukan Qi Lipat Empat. Kalau Chu Yi menyerangnya dengan Tusukan Qi Lipat Lima, tubuhnya yang berstatus nyaris setengah dewa mungkin akan terluka parah.
Di luar kesadaran Chu Yi, ada senyum pahit yang sama di wajah Su Jin. Mudah baginya untuk memakai psikokinesisnya demi melawan Chu Yi dan bicara padanya pada saat bersamaan, tapi setelah dia mendapati apa yang mampu Chu Yi lakukan, dia langsung mnarik psikokinesisnya dari kesadaran Chu Yi. Dia akan berhadapan dengan lawan yang sangat kuat, jadi lebih baik memusatkan semua energinya untuk bertarung melawan Chu Yi dan tidak membiarkan dirinya sendiri sampai teralihkan.
“Serangan Raja Iblis!” Su Jin menyarangkan serangan itu sebelum menyimpan kembali Pisau Tulangnya ke dalam Buku Panduannya lalu mengambil Api Hitam dan Abu Putih, menyemburkan peluru-peluru dari kedua pistol tersebut tanpa jeda. Karena dia kemari untuk membunuh Chu Yi, dia harus mengerahkan semua kemampuannya.
Namun Chu Yi adalah petarung yang sama hebatnya. Dia mengelak Serangan Raja Iblis dan mengeluarkan kepulan asap putih pada saat bersamaan, yang merupakan bentuk fisik dari tenaga dalamnya. Peluru-peluru dari Api Hitam dan Abu Putih terperangkap di dalam asap putih itu dan sama sekali tak mampu mencapai Chu Yi.
Chu Yi memanfaatkan kesempatan ini untuk menerjang Su Jin. Lengannya bergetar samar, memberitahu Su Jin kalau dia hendak meluncurkan serangan Tusukan Qi. Su Jin pun langsung mundur.
Buum! Chu Yi menghantamkan telapak tangannya ke tanah, yang menyebabkan tanah bergolak seakan ada tak terhitung banyaknya cacing tanah raksasa di bawahnya. Pergolakan itu berlangsung selama lebih dari sepuluh detik sebelum akhirnya berhenti.
Su Jin terperanjat. Serangan ini memang sungguh amat kuat. Kalau serangan itu tadi menghantamnya, dia menyadari kalau darahnya akan berakhir bergejolak seperti tanah tadi.
Pada saat bersamaan, serangan ini juga telah menciderai Chu Yi. Su Jin melihat kulit pada lengan Chu Yi telah merekah, dan dia bisa melihat urat-urat Chu Yi yang saling berkelindan, namun Chu Yi sama sekali tak kelihatan kesakitan.
‘Aku sedang berurusan dengan robot yang berkemampuan beladiri tinggi!’ batin Su Jin mengeluh. Persis pada saat itulah, Chu Yi kembali datang menerjang Su Jin. Dia membentangkan kedua lengannya seperti bangau, mencapai tempat Su Jin dalam satu lompatan sebelum menusukkan telapak tangannya ke arah leher Su Jin.
Pada saat bersamaan, sebuah benda hitam melayang keluar dari tangan Su Jin. Dia memakai psikokinesisnya untuk membuat Rumor bergerak mengelilingi tubuhnya sebagai cara untuk melindungi dirinya sendiri. Senjata itu bekerja seperti bumerang, jadi dia bisa melemparkannya lagi dan lagi agar terus bergerak.
Ting! Rumor menghadang serangan Chu Yi dan Su Jin langsung melontarkan tinjuan, dengan akurat mengincar lengan Chu Yi yang sudah terluka dan seketika memutuskannya. Lengan yang putus itu terlontar jauh.
Lengan Chu Yi mengucurkan darah tanpa henti tapi dia sama sekali tidak mundur. Dia menerjang Su Jin dan bahkan memakai pangkal lengannya yang putus untuk menyerang Su Jin. Hal ini tidak mengejutkan, menilik bahwa Chu Yi kini adalah mesin pembunuh yang tidak kenal rasa sakit atau takut, tapi Su Jin masih benar-benar dibuat ngeri oleh tindakan-tindakan Chu Yi.
Mereka berdua terus bertarung. Kalau saja jiwa Chu Yi tidak memperingatkan Su Jin tentang Tusukan Qi Lipat Lima, Su Jin akan sudah terluka oleh serangan sebelummnya. Perlahan Su Jin mulai unggul.
Merak merasa luar biasa cemas ketika dirinya bersembunyi di balik bayang-bayang. Chu Yi adalah senjata kuat yang telah membuat Ordo menghabiskan banyak upaya demi memperolehnya, dan masing-masing boneka yang mereka bangkitkan hanya bisa dibangkitkan satu kali. Kalau sekarang Su Jin membunuh Chu Yi, Ordo akan mengalami kerugian besar. Pada saat bersamaan, satu-satunya orang yang bisa mengendalikan Chu Yi adalah Aseem, karena Aseem punya psikokinesis. Sekarang karena Aseem sudah terbunuh, maka akan mustahil untuk menghentikan dan memanggil Chu Yi kembali.
“Pemimpin, situasinya sudah tak terkendali! Chu Yi telah terluka parah, dan kalau terus begini, akhirnya dia akan terbunuh.” Merak memakai ponselnya untuk menelepon pemimpin sekte itu.
“Aku sudah dalam perjalanan dan akan sampai di sana dalam waktu sepuluh menit.” Setelah itu, sambungannya langsung terputus.
Merak merasa jauh lebih baik. Bagaimanapun juga sang pemimpin adalah orang yang benar-benar digdaya, dan bahkan organisasi perampok yang dipimpin oleh Shen Wu itu tak berani membuat masalah di semesta ini karena tampaknya, pemimpin ini adalah seseorang yang setanding dengan Shen Wu.
Psikokinesis Su Jin bisa melingkupi area berjarak beberapa kilometer, jadi dia sudah mendengar percakapan telepon Merak dengan mudah. Dia cukup was-was soal si pemimpin ini, karena dia juga sudah mendengar tentang bagaimana Shen Wu telah menyerah melancarkan serangan apa pun ke semesta ini karena pemimpin ini. Hal itu juga sudah cukup untuk membuktikan seberapa kuat sebenarnya sekte ini.
Pada kenyataannya, Su Jin mulai bertanya-tanya bagaimana Pasukan Perlawanan bahkan mampu bertahan sejauh ini. Tentu saja, orang-orang yang telah Su Jin temui hanyalah sebagian dari Pasukan Perlawanan. Rupanya, pasukan itu telah terbagi menjadi beberapa faksi tersendiri setelah Yu Guangde mati, jadi bahkan jika sekte belum berhasil mendapatkan Chu Yi, Pasukan Perlawanan cepat atau lambat pasti akan runtuh.
Kemudian lagi, Su Jin tidak berkewajiban menyelamatkan semesta ini dan tidak mudah juga untuk menyelamatkan sebuah semesta, kecuali Su Jin berniat tinggal di sini untuk jangka panjang. Berusaha menyatukan kembali Pasukan Perlawanan, kemudian melatih anggota yang benar-benar hebat bukanlah tugas mudah untuk dijalankan.
“Sepuluh menit, eh.” Su Jin mengernyit. Dia harus membunuh Chu Yi dalam waktu sepuluh menit. Kalau sang pemimpin datang sebelum dia bisa melakukannya, dirinya akan berada dalam masalah besar.
Sembari bertarung, Su Jin lanjut menganalisa situasinya. Kondisi Chu Yi semakin memburuk, jadi dia mungkin akan bisa mengalahkan Chu Yi kalau diberi cukup banyak waktu. Tapi saat ini dia tak punya cukup banyak waktu, jadi akan mustahil untuk membunuh Chu Yi hanya dalam waktu sepuluh menit.
“Bagaimana dengan arwahnya?” Tiba-tiba mata Su Jin berbinar. Karena sekte perlu memerangkap arwah Chu Yi di dalam tubuh Chu Yi yang sudah dibangkitkan, maka berarti arwah Chu Yi ada kegunaannya. Kemungkinan besar arwah ini adalah sumber energi bagi tubuhnya, jadi kalau dia membunuh arwah Chu Yi, maka tubuhnya juga akan mati.
Dengan hal itu dalam pikirannya, Su Jin menyerbu ke arah Chu Yi. Ketika mereka saling bertabrakan, dia mencengkeram Chu Yi dan menghantamkan telapak tangannya kuat-kuat pada dahi Chu Yi.
Seberkas cahaya perak menerjang dari telapak tangan Su Jin menuju alam bawah sadar Chu Yi. Kalau jumlah psikokinesis yang tadi Su Jin gunakan untuk masuk dan bicara pada Chu Yi adalah sebuah drone kecil penyelidik, pancaran psikokinesis yang ini sama seperti pesawat induk yang menerobos ke dalam kepala Chu Yi.
Su Jin muncul di dalam bawah sadar Chu Yi seperti raksasa dan berkata, “Chu Yi, aku tak punya waktu lagi untuk bertarung melawan tubuh fisikmu, jadi sekarang juga aku akan mematikan arwahmu. Kuharap kau takkan menyalahkanmu untuk itu!”
“Jangan khawatir, aku takkan menyalahkan Bos. Lebih baik aku mati daripada menjadi antek sekte itu.” Chu Yi begitu tenang dan rasional tentang keseluruhan situasi ini.
Su Jin mengangguk dan berkata, “Jangan khawatir! Aku akan membangkitkanmu! Semoga aku bisa bertemu lagi denganmu!”
Chu Yi tersenyum dan mengangguk. Su Jin langsung menginjakkan kakinya kuat-kuat di atas Chu Yi, dalam sekejap menghancurkan arwahnya.
Dari luar, tubuh Chu Yi berguncang hebat sebelum cahaya di matanya padam. Persis seperti yang telah Su Jin tebak, arwah adalah sumber dari kehidupan tubuhnya, bahkan meski arwah itu terkurung dan tak bisa mengendalikan tubuh tersebut. Jadi, begitu arwahnya dihancurkan, tubuhnya akan kehilangan sumber kehidupan dan menjadi sebuah cangkang yang tak berguna.
Su Jin menarik diri dari alam bawah sadar Chu Yi dan mengirim pesan pada Han Linmei dan yang lainnya untuk memberitahu mereka bahwa dia sudah membunuh Chu Yi dan mereka bisa mundur.
“Sekarang sudah agak terlambat untuk berpikir soal pergi, bukankah begitu?” Suara rotor bisa terdengar ketika helikopter militer berwarna hitam muncul pada langit di atas mereka.
“Wah cepat!” Su Jin terperanjat, tapi dia tak ragu-ragu mengambil Busur Panjang Raja Iblis lalu menembakkan Raungan Raja Iblis ke arah helikopter itu.
Orang-orang yang ada di dalam helikopter tak menyangka Su Jin akan meluncurkan serangan secepat dan sekuat itu, dan helikopter tersebut tak bisa menghindar tepat waktu. Raungan Raja Iblis mengenainya telak-telak di bagian tengah dan seluruh helikopter pun berubah menjadi tak lebih dari kepulan asap hitam. Namun Su Jin tak beranggapan bahwa serangan itu akan cukup untuk membunuh sang pemimpin sekte.
Dan persis seperti yang dia takutkan, sesosok hitam melayang turun dari langit malam dan mendarat di depan Su Jin. Yang mengejutkannya, sosok itu ternyata seorang wanita. Wanita itu memancarkan aura berbahaya dan membuatnya bergidik ketakutan.
Su Jin tak berani bergerak karena aura yang mengancam ini berada di sekitarnya. Sebelumnya dia juga sudah merasakan aura ini pada diri Shen Wu dan Xu Ran. Dan karena kedua orang itu adalah pemilik-pemilik yang luar biasa digdaya, maka berarti wanita ini berada di tingkatan yang sama dengan mereka, karena semuanya memiliki aura yang serupa.
“Kau… ada bau aneh pada dirimu. Kau ternyata membangkitkan Kekuatan Jiwa Psikokinetik dan kau berhasil mencapai tingkat ini? Sangat mengagumkan.” Wanita itu tampak sangat biasa, namun matanya cukup untuk memerangkap jiwa satu orang dan memikat satu kerumunan.
Kilatan perak di mata Su Jin tetap bertahan karena dia memakai psikokinesisnya untuk melindungi benaknya. Kalau dia tak melakukan hal itu, dia menyadari kalau dirinya takkan mampu menatap mata wanita ini.
“Luar biasa. Kami mungkin sudah kehilangan seorang prajurit yang kuat secara fisik, tapi memperoleh satu yang memiliki psikokinesis telah membuatnya impas.” Wanita itu mengangguk puas, kemudian melengkungkan satu jari ke arah Su Jin.
Kilatan perak di mata Su Jin mulai bergetar hebat, dan psikokinesisnya sepertinya akan runtuh. Persis pada saat itulah, bola raksasa yang tersegel jauh di dalam alam bawah sadarnya juga mulai bergetar.
Buum! Kilatan perak di mata Su Jin mulai bersinar terang kembali. Kali ini, wanita itu kelihatan seperti telah terluka parah, dan ada sorot syok serta tidak yakin di matanya.
“Bagaimana ini bisa terjadi?” Wanita itu memucat dengan ngeri.
Su Jin tersentak sadar dari kondisi transnya tadi dan meremas kristal di tangannya, membuat tubuhnya kembali jatuh ke dalam kehampaan antarsemesta. Wanita itu menaikkan sebelah alis ketika dia melihat Su Jin sudah menghilang.
“Tak heran baunya aneh sekali. Jadi, dia bukan berasal dari semesta kami,” gumam wanita itu pada dirinya sendiri. Ada kernyit kebingungan ketika dia bertanya-tanya, “Selain tokoh-tokoh itu… sejak kapan pemilik sehebat itu muncul di dalam semesta Buku Panduan?”