Buku Panduan Neraka - Chapter 192
Di salah satu sudut Bar Neraka, seorang pria dengan selera fashion yang patut dipertanyakan duduk di pojokan seorang diri. Dirinya penuh dengan perhiasan emas, termasuk jam tangan emas, cincin-cincin emas, dan kalung-kalung emas, seakan dirinya sendiri terbuat dari emas.
Dia sedang menikmati anggur yang bagus dan pramusajinya adalah seorang wanita cantik dengan rambut merah pekat. Semua pemilik lain di bar itu tampaknya tak mau dekat-dekat dengan dirinya, jadi seluruh area di sekitarnya benar-benar kosong.
Xiang Nan dan para anggota timnya yang lain tidak ikut pergi, jadi hanya Han Linmei dan Su Jin yang ada di sini. Sebelumnya Han Linmei sudah memberitahu Su Jin bahwa pria dengan aksesoris emas in sebenarnya berasal dari organisasi perampok itu dan berada di bagian bar Tingkat C. kalau ada orang yang ingin memakai benda langka untuk berpindah dari satu semesta ke semesta lainnya itu, mereka harus datang kemari dan membuat kesepakatan dengan pria ini.
“Hei, kau! Kami ingin pindah ke semesta yang lain. Ini benda yang kau mau.” Han Linmei melemparkan sebuah kantong ke arah pria itu tanpa bersopan santun.
Pria itu tidak marah, karena dia sudah tahu bahwa identitasnya sebagai anggota dari organisasi jahat semacam itu takkan pernah mendapatkan respek dari para pemilik yang lain. Tapi dia toh tak peduli soal itu. Sejak saat dia bergabung dengan organisasi ini, dia hanya peduli soal memperoleh lebih banyak sumber daya dan sisanya tidak penting lagi.
Dia melemparkan seluruh kantong itu ke dalam Buku Panduannya, memeriksa isinya, lalu mengangguk puas. Kemudian dia meletakkan sebuah kristal ke atas meja.
“Suruh seseorang dari semesta tujuan untuk memasukkan suatu jejak diri mereka sendiri ke dalamnya, kemudian begitu kristalnya menghitam, kristal ini akan memindahkanmu ke semesta itu. Saat kau ingin kembali, hancurkan kristalnya,” si pria menjelaskan sebelum kembali memejamkan matanya dan mengabaikan mereka berdua.
Han Linmei juga tak mau bicara kepadanya, jadi dia hanya mengambil kristal itu dan berjalan pergi. Begitu dia dan Su Jin telah mencapai satu sudut yang sepi, dia pun menyerahkan benda itu kepada Su Jin.
“Tuan Su, saya akan mengisi kristal ini, dan karena isinya dari saya, maka Anda akan muncul di markas Pasukan Perlawanan,” ujar Han Linmei sebelum mengirim Su Jin ke semestanya demi menghindari adanya kebingungan atau kesalahpahaman. Hal itu akan mendatangkan bencana.
Su Jin mengangguk. Dia mengamati ketika Han Linmei memasukkan suatu energi ke dalam kristal itu. Energi ini jelas adalah suatu Kekuatan Jiwa, kecuali bahwa Su Jin tak bisa mengindentifikasinya. Jadi, dia juga seorang veteran, Su Jin membatin.
Warna kristal itu mulai berubah. Ketika kristalnya telah menghitam sepenuhnya, Su Jin merasa seakan dirinya mengambang, seolah dia berada di dalam suatu dunia kehampaan yang luas
Buum! Sebelum Su Jin bisa menikmati pengalaman surreal ini, tiba-tiba dia merasa seakan tubuhnya terjatuh dengan cepat, yang merupakan sesuatu yang bisa benar-benar membuat seseorang ketakutan, terutama orang yang takut ketinggian seperti Su Jin. Ketika dia merasakan kakinya menginjak tanah yang padat, dia langsung berjongkok dengan ketakutan.
“Inikah orang yang telah kau temukan? Dia sepertinya… agak pengecut, kan?” Sebuah suara bergema di telinga Su Jin. Dia melihat sekeliling dan mendapati ada lebih dari selusin orang lainnya sedang memandangi dirinya seolah dia adalah hewan pameran di kebun binatang. Han Linmei ada di antara kelompok itu.
Han Linmei tersenyum kikuk pada Su Jin, kemudian memelototi pria yang tadi bicara dan menyentak marah, “Li Jinpeng, kalau kau tak bisa mengatakan hal yang baik, tutup mulut sajalah! Tuan Su adalah orang terhormat yang sebelumnya telah menyelesaikan sebuah Tantangan Tingkat A dengan sempurna! Menruutmu kau bisa dibandingkan dengan itu?”
Li Jinpeng mengernyit dan memandangi Su Jin dengan raut tak percaya. “Orang ini? Banci kecil ini pernah menyelesaikan Tantangan Tingkat A dengan sempurna? Yakin kau tidak ditipu?”
Han Linmei marah luar biasa, tapi Li Jinpeng adalah salah satu petarung terbaik di pasukan, jadi dia tak berani bersikap terlalu buruk pada pria itu. Pada saat bersamaan, justru karena Li Jinpeng telah dianggap sebagai salah seorang petarung terbaik merekalah sehingga yang bersangkutan jadi benar-benar kesal karena Han Linmei malah pergi untuk minta bantuan Su Jin dalam masalah ini. Dia merasa kalau Han Linmei tidak memercayai dirinya untuk membereskan masalah ini.
Su Jin menyentuh wajahnya sendiri ketika dia mendengar cara Li Jinpeng menggambarkan dirinya barusan. Meski memang benar bahwa sebelumnya dia adalah pekerja kantoran dan tidak banyak terkena matahari ataupun berolahraga, menyebut dirinya sebagai banci juga kedengarannya tidak benar. Dia tak mengerti bagaimana Li Jinpeng bisa sampai pada kesimpulan itu.
“Li Jinpeng, kalau kau bicara omong kosong seperti itu lagi, aku akan harus menghukummu,” ujar Han Linmei marah.
Leher Li Jinpeng menjadi kaku dan menukas, “Aku nggak akan membiarkanmu ditipu seperti ini. Oke, bocah, tunjukkan pada kami apa yang kau punya!”
Su Jin tak bisa menahan tawanya ketika dia melihat ekspresi di wajah Li Jinpeng. Tampak jelas kalau Li Jinpeng naksir Han Linmei dan jadi menyerang tanpa alasan karena dia melihat Su Jin sebagai saingan atas perasaan wanita itu. Yang satu ini sungguh orang yang sensitif!
Li Jinpeng mengira Su Jin sedang menertawakannya karena Su Jin memandang rendah dirinya, yang membuatnya jadi lebih marah lagi. Sudah cukup buruk karena Han Linmei telah menegurnya di depan begitu banyak orang lain dan juga Su Jin, dan sekarang, Su Jin malah menertawakannya!
“Beraninya kau tertawa! Begini ya, Pasukan Perlawanan tak diisi oleh orang-orang yang bisa kau remehkan! Kalau kau berani membohongi kami, akan kupastikan kau akan kembali dalam kantong mayat!” Dia mengambil sebilah pedang besar dari dalam Buku Panduannya lalu menghujamkannya kuat-kuat ke lantai.
Han Linmei tak bisa melakukan apa-apa soal Li Jinpeng, jadi dia pun berjalan menghampiri Su Jin dan berbisik, “Tuan Su, kami telah membayar sangat mahal untuk membawa Anda kemari, jadi ada beberapa anggota yang… yang cukup tidak senang soal itu. Kalau Anda tak keberatan, saya harap Anda bisa menunjukkan kepada mereka kenapa kami ingin meminta Anda membantu kami.”
Dalam hati Su Jin menggelengkan kepala. Tampaknya selain Han Linmei, anggota-anggota Pasukan Perlawanan yang lain tidak memercayai dirinya. Kemudian lagi, hal itu juga masuk akal. Kalau Kano Mai mendadak membawa seseorang ke dalam tim secara sembarangan dan hanya bersikeras kalau orang ini sangat hebat tanpa menunjukkannya, dirinya juga mungkin tidak akan mengindahkan kata-kata wanita itu.
“Bagaimana kau ingin aku melakukan ini?” tanya Su Jin. Dia balas menatap orang-orang lain yang ada di depannya dan berkata, “Namaku Su Jin, ketua tim dari Tim Pisau Tulang. Aku datang kemari karena Chu Yi, salah satu anggota timku. Karena kalian semua ingin aku menunjukkan apa yang kupunya, kalian harus memberitahuku bagaimana kalian ingin aku menunjukkannya.”
“Sederhana. Bagaimana kalau bertanding satu babak denganku?” Li Jinpeng mengambil pedang yang beratnya setidaknya 50 kilogram tanpa kesulitan dan mengajukan dagunya ke arah Su Jin dengan gaya menantang.
“Tentu saja, asalkan hal itu membuatmu senang.” Su Jin memasukkan tangannya ke dalam kantong. Karena mereka adalah orang-orang yang sama sekali tak bisa menangani Chu Yi, maka berarti mereka benar-benar selemah seperti yang telah Xiang Nan deskripsikan.
“Minggir!” seru Li Jinpeng. Semua orang di sekitarnya sepertinya tahu kalau Li Jinpeng menyukai pertarungan yang seru dan juga sangat mahir berkelahi, jadi mereka langsung menyingkir ketika dia berseru dan memberi ruang kosong yang cukup lebar kepada kedua pria itu untuk menunjukkan kemampuan mereka.
Gerakan-gerakan Li Jinpeng begitu telengas ketika dia menerjang ke arah Su Jin dengan pedang di tangan. Dia tak punya jurus-jurus rumit, dan pedangnya tak punya kekuatan istimewa. Dia murni hanya mengandalkan kekuatan fisiknya untuk menyingkirkan segala yang menghalangi jalannya.
Pertahanan Su Jin bahkan lebih sederhana lagi. Dia mengangkat tangannya, mengacungkan satu jari dan menghadang serangan dari Li Jinpeng. Su Jin hanya butuh satu jari untuk melawan pedang berat yang terayun ke arahnya.
Li Jinpeng mengerjap syok dan nyaris tak bisa memercayai apa yang baru saja dilihatnya. Tetapi hal itu tak menghentikan dirinya dari menarik kembali pedangnya dan berusaha mengayunkannya lagi dengan mengerahkan lebih banyak tenaga.
Su Jin tak bergerak dan memakai jari yang sama untuk menghadang serangan itu. Kali ini, dia bahkan tak repot-repot menggerakkan jarinya dan hanya menempatkannya di posisi tempat dia tahu pedang itu akan menyerang.
TANG! Suara logam beradu dengan logam berdentang keras, dan Li Jinpeng berakhir terpental mundur akibat benturan itu. Su Jin memeriksa jarinya dan melihat kalau jari itu masih mulus dengan sempurna. Li Jinpeng mungkin sama kuat dengan dirinya setelah dia mengkonsumsi Eliksir Penguat Tubuh Tingkat Menengah. Sebenarnya, kalau dirinya masih sekuat ketika dia mengkonsumsi Eliksir Penguat Tubuh Tingkat Tinggi, dia mungkin bisa menahan serangan Li Jinpeng, tapi dia takkan mungkin bisa sama sekali tak tergores seperti ini.
Yang membuat dirinya benar-benar sekuat saat ini adalah sebotol anggur dari bos Bar Neraka itu. Sekarang ini dia sudah menghabiskan seluruh isi botolnya, jadi dia merasa sepertinya tubuhnya sudah jadi lebih kuat lagi. Namun Li Jinpeng belum cukup kuat untuk membantunya menguji batasan dari tubuh fisiknya.
Semua orang yang menonton ternganga syok. Li Jinpeng adalah salah seorang petarung terkuat dari Pasukan Perlawanan dan khususnya hebat dalam pertarungan jarak dekat. Ketika sekte mengirim Chu Yi untuk melawan Pasukan Perlawanan, Chu Yi telah membunuh sebagian besar tim yang dikirimkan untuk melawannya dan hanya sekelompok kecil orang yang selamat, sebagiannya berkat Li Jinpeng. Kalau Li Jinpeng dan beberapa orang lainnya tak mampu menahan Chu Yi cukup lama, beberapa orang ini takkan punya kesempatan untuk kabur.
Gara-gara itu, semua orang memercayai kemampuan Li Jinpeng dan merasa kalau bahkan jika Li Jinpeng kalah pada orang yang dibawa pulang oleh Han Linmei, Li Jinpeng takkan dikalahkan semudah itu. Mereka tak menyangka kalau orang setingkat Li Jinpeng bahkan bukan tandingan satu jari Su Jin pun.
“Apa kau sudah selesai menyerangnya? Kalau begitu sekarang giliranku!” Su Jin menarik tangannya ke belakang, kemudian menusukkan jarinya lagi dengan kekuatan besar. Bagi Li Jinpeng, jari ini seperti sebatang tombak panjang. Begitu kuat dan teramat cepat sehingga Li Jinpeng bahkan tak punya kesempatan untuk mengelak darinya.
Wuush! Jari Su Jin melewati telinga Li Jinpeng dan sebuah lubang pun muncul pada dinding di belakang Li Jinpeng. Telinga Li Jinpeng mulai berdarah, teriris oleh angin yang disebabkan oleh gerakan jari Su Jin.
Su Jin kembali menurunkan tangannya. Dia sama sekali tak menggunakan teknik khusus, sama seperti Li Jinpeng dan pedangnya. Perbedaannya adalah bahwa kekuatan Su Jin lebih besar dan lebih cepat.
“Apa sudah cukup?” ujar Su Jin acuh tak acuh.
Ada raut malu di wajah Li Jinpeng. Dia marah, bukan pada Su Jin melainkan pada fakta bahwa dirinya telah gagal bahkan untuk menghindari jari yang barusan tadi datang begitu dekat pada dirinya. Dia melemparkan pedangnya ke lantai dan berjalan pergi tanpa berkata-kata.
Han Linmei menghela napas lelah dan tersenyum minta maaf pada Su Jin. Su Jin menggelengkan kepalanya untuk memberitahu wanita itu bahwa dia tak tersinggunng. Dia bisa mengerti dari mana asal pandangan yang lainnya. Pasukan telah membayar harga tinggi supaya dia bisa datang kemari. Kalau dirinya ternyata tidak semampu yang mereka harapkan, maka hal itu akan menjadi kerugian sangat besar di pihak mereka.
“Tuan Su, Anda ingin istirahat dulu sehari? Atau…,” tanya Han Linmei.
Su Jin berkata, “Tak usah. Sekarang Chu Yi ada di mana? Bawa saja aku ke sana, karena kita harus membereskan masalah ini secepatnya.”
“Tentu!” jawab Han Linmei. “Kumpulkan semua orang, kita berangkat sekarang juga,” dia menginstruksikan pada yang lainnya sebelum berlari mengejar Li Jinpeng dan berseru, “Li Jinpeng! Kau kembali kemari sekarang juga!”
Satu jam kemudian, semua orang berangkat dari markas. Mereka menaiki beberapa mobil dan berkendara menuju kota lain, tetapi ketika mereka sudah hampir memasuki kota itu, mereka malah turun dari mobil dan berjalan kaki.
Jumlah mereka ada sepuluh orang, termasuk Han Linmei dan Li Jinpeng. Sebelum masuk, Han Linmei berkata pada Su Jin, “Tuan Su, kota ini adalah wilayah kekuasaan sekte itu dan saat ini Tuan Chu tinggal di dalamnya. Sebelum kita tiba di tempat tujuan, saya harap Anda bisa mengikuti arahan saya. Kalau pihak sekte sampai menemukan kita, kita akan berada dalam bahaya.”
“Tak masalah,” ujar Su Jin seraya mengangguk. Kelompok itu pun mulai memasuki kota.