Buku Panduan Neraka - Chapter 100
Su Jin bukan satu-satunya orang yang merasakannya. Chu Yi, beserta dengan Cai Dexiang juga merasakannya, karena Cai Dexiang adalah satu-satunya veteran dalam timnya. Tapi kalau ketiga veteran itu bisa merasakan bahaya, apa pun datang menghampiri mereka pasti benar-benar menakutkan.
“Berpencar! Berpencar semuanya!” Cai Dexiang berseru pada semua orang agar berlari ke arah yang berlainan. Sesuatu ini sangat kuat, jadi kalau mereka tetap bersama-sama, mereka mungkin akan berakhir terbunuh dalam sekali serangan.
Su Jin bisa merasakan semua rambut di belakang lehernya berdiri tegak, dan karenanya, dia juga menginstruksikan pada timnya agar berpencar.
Tapi setelah beberapa saat berlalu, tak ada apa pun yang muncul. Akan tetapi, tak satu pun dari mereka yang berani bersantai karena ketiga veteran itu kini bisa merasakan keberadaannya dengan lebih jelas lagi.
“Kita tak bisa melihat apa itu, tapi sesuatu sudah ada di sini!” Cai Dexiang tampak ngeri.
Su Jin dan Chu Yi tak mengatakan apa-apa tapi mereka merasakan hal yang sama. Sesuatu ini ada di antara mereka namun mereka sama sekali tak bisa melihatnya.
Persis pada saat itulah, salah satu anggota tim Bulan di Langit Biru tiba-tiba kehilangan akal sehat dan menghujamkan tombak yang ada di tangannya tepat menembus tubuh rekan satu timnya, lagi dan lagi.
“Apa yang terjadi?!” Cai Dexiang berseru. Semua orang dari timnya telah melalui beberapa Tantangan bersama-sama dan tahu bahwa bahkan jika mereka menerima misi untuk membunuh para pemilik lainnya, maka mereka akan selalu diperintahkan untuk membunuh orang-orang dari tim lainnya, bukan tim mereka sendiri.
“Dia bukan anggota timmu lagi! Dia adalah makhluk mengerikan itu!” Su Jin adalah yang paling sensitif di antara mereka karena Kekuatan Jiwa Psikokinetik sangat hebat untuk mendeteksi sesuatu semacam itu. Dia bisa merasakan bahwa makhluk mengerikan yang mendekati mereka tadi saat ini berada di dalam tubuh anggota tim Cai Dexiang itu.
“MATI! MATI!” Tungkai-tungkai anggota tim itu tertekuk ganjil dan matanya memerah ketika dia mengoyak-ngoyak korbannya dengan tangan kosong. Ini bukanlah kekuatan yang mungkin bisa dimiliki seorang manusia.
Semuanya terjadi dengan terlalu cepat dan tak ada seorang pun yang menyangka kalau kematian pertama akan terjadi begitu cepat. Tapi sebagai veteran, mereka bertiga bereaksi paling cepat.
“Tusukan Qi Lipat Tiga! Harimau Iblis Menerjang!” Tenaga dalam Chu Yi membuatnya sangat hebat dalam pertarungan tangan kosong seperti ini. Dalam sekejap dia sudah mencapai tempat orang itu dan memakai Tusukan Qi Lipat Tiga tanpa ragu.
“Kekuatan ini PUNYAKU! Semuanya PUNYAKU!” Si anggota tim itu menggeram histeris. Dia tak tampak seperti akan mengelak serangan tersebut sama sekali dan tampak siap menyongsong serangan Tapak Chu Yi dari depan.
“Jangan bunuh dia!” Cai Dexiang tak sanggup melihat rekan satu timnya sendiri terbunuh di hadapannya dan berseru pada Chu Yi.
Hal ini membuat urusannya jadi sangat sulit bagi Chu Yi. Dia sudah menyarangkan serangan dan ini bukan sesuatu yang bisa dihentikan begitu saja. Tapi memang benar juga kalau lawannya ini hanyalah seorang pemilik yang kerasukan, jadi dia pun membiarkan serangannya mendarat pada lengan lawannya alih-alih menyasar area-area yang vital.
Tusukan Qi Lipat Tiga mendarat pada lengan si anggota tim dengan suara debuman keras, seketika mematahkannya. Dalam situasi normal, ini akan menjadi cidera sangat serius yang akan menghentikan siapa pun dari terus menyerang. Tapi cidera ini juga tidak mematikan, jadi asalkan dia berhasil kembali ke Domain Neraka Pribadinya, dia bisa mendapatkan kembali lengannya tanpa masalah.
Namun rambut Chu Li langsung berdiri tegak ketika dia merasakan bahaya mengarah padanya bahkan setelah dia mengoyakkan sebelah lengan lawannya.
“PUNYAKU! SEMUANYA PUNYAKU!” Si anggota tim itu kelihatannya tidak merasakan sakit sama sekali ketika dia menggerakkan lengannya yang lain untuk menusuk perut Chu Yi.
Chu Yi mengaduh dan menahan rasa sakit luar biasa yang dia rasakan ketika mengayunkan satu tapak ke bawah untuk menghancurkan lengan yang telah menyerangnya, kemudian pergi menjauh secepat mungkin.
Menghancurkan dua lengan dan diserang telah terjadi dalam waktu tidak lebih dari beberapa detik, jadi Cai Dexiang juga telah menyarangkan serangannya sendiri. Atau lebih tepatnya, Cai Dexiang hanya berharap untuk bisa membuat rekan satu timnya tetap berada dalam kendali untuk sementara waktu ini.
Seberkas pancaran cahaya jingga meluncur dari telapak tangan Cai Dexiang dan membelitkan diri ke sekitar tubuh rekan satu timnya seperti tali yang terbuat dari karet. Langkah ini seharusnya akan bisa membantu menghentikan rekan satu timnya dari lanjut melukai yang lainnya, tapi Cai Dexiang telah meremehkan kekuatan yang kini dimiliki oleh rekan satu timnya itu.
Anggota tim ini telah kehilangan kedua lengan, tapi dia masih saja menerjang ke arah Chu Yi seperti orang gila. Dia melompat dan memutus cahaya jingga Cai Dexiang, mendarat di tanah dan mulai berkelojotan seperti ikan yang keluar dari air berusaha melompat kembali ke air.
Satu lengan masih mencuat dari perut Chu Yi dan rasa sakitnya membuat keringat mengalir menuruni wajahnya. Cideranya serius dan bahkan meski tenaga dalamnya membuat Chu Yi bisa bergerak, dia tak bisa bergerak secepat sebelumnya.
Setelah pancaran cahaya jingga Cai Dexiang gagal, dia pun mulai membuat cahaya yang lebih tebal. Tapi menurut Su Jin hal itu takkan berguna, jadi dia mengambil Zirah Emas dari dalam Buku Panduannya, lalu mengeluarkan Hawa Penguasa.
Dalam sekejap,setiap orang, termasuk anggota tim yang berusaha menyerang Chu Yi, dibuat terdiam selama satu detik. Su Jin tak terpengaruh, jadi dia memelesat ke tempat Chu Yi berada dan menarik pemuda itu ke tempat aman.
Satu detik kemudian, semua orang sudah sadar dari kondisi pusing mereka. Ketika si anggota tim menyadari bahwa target awalnya telah lepas, alih-alih berganti arah untuk mengejar Chu Yi, dia pun berbalik untuk menyerang orang terdekat berikutnya, yaitu Chen Xin’er.
Chen Xin’er adalah otak dari timnya, jadi dia tidak terlalu kuat dalam bidang lainnya. Ketika dia melihat rekan satu timnya sendiri menerkam ke arahnya, dia begitu tertegun hingga lupa bagaimana cara untuk lari.
Buum! Suara senapan yang ditembakkan memenuhi udara ketika dua peluru merah melayang dari Pembisik Ruh milik Kano Mai, seketika mematahkan kedua kaki anggota tim itu.
Kekuatan benturan dari peluru peledak itu menyebabkan tubuh si anggota tim terlontar jauh. Setelah dia kembali mendarat di tanah, dia masih berjuang untuk bergerak, tapi hal itu mustahil karena dia sudah tak punya tungkai yang tersisa.
Keseluruhan proses ini terjadi dalam waktu tak lebih dari 15 detik dan sebagian besar dari mereka masih berjuang untuk memahami apa yang baru saja terjadi.
“Punyaku… nyawamu, darahmu… semuanya punyaku! PUNYAKU! MUAHAHAHA!” Si anggota tim terbaring di tanah, berteriak dan terbahak sinting dengan raut gila di wajahnya.
“Maafkan aku, aku tak punya pilihan,” Kano Mai meminta maaf kepada Cai Dexiang. Tadi Cai Dexiang hanya berharap bisa mengendalikan rekannya itu, tapi Kano Mai malah berakhir membuatnya cacat total.
Namun Cai Dexiang hanya menggelengkan kepalanya dengan sedih sebelum memaksakan seulas senyum pada Kano Mai. “Saya yang seharusnya berterima kasih kepada Anda. Kalau Anda tak melakukan itu, Xin’er akan berada dalam bahaya besar.”
Chen Xin’er sendiri akhirnya berhasil memahami apa yang terjadi dan ikut mengucapkan terima kasih kepada Kano Mai. Kalau tadi Kano Mai tidak dengan begitu tegasnya menembak rekan satu timnya, saat ini dia mungkin sudah mati.
Su Jin mengoperkan Chu Yi pada Yang Mo agar Yang Mo menyembuhkannya, kemudian mengernyit dan bertanya pada Cai Dexiang, “Sekarang apa yang harus kita lakukan? Bagaimanapun juga dia adalah anggota timmu.”
Ada raut gundah di wajah Cai Dexiang. Pria tanpa tungkai yang kini tergeletak di tanah sama sekali tidak kelihatan seperti rekan satu timnya. Orang itu sudah terluka sedemikian parahnya, tapi dia tetap saja masih meronta untuk menyerang mereka semua.
Sebilah pedang muncul di tangan Cai Dexiang dan segera setelahnya kepala si anggota tim langsung menggelinding. Dia telah membunuh rekan satu timnya dengan tangannya sendiri.
Dua anggota tim yang tersisa tetap membisu dengan kedukaan memenuhi mata mereka. Su Jin juga hanya bisa mendesah. Cai Dexiang kelihatan seperti telah membuat keputusan yang sangat tak berperasaan, tapi dia juga tak punya pilihan. Rekan satu timnya ini telah kehilangan semua tungkainya dan kini telah menjadi monster yang terus berusaha menyerang semua orang lainnya. Mustahil untuk mempertahankan dia di sisi mereka.
Tidak bijak juga kalau meninggalkan dia sendirian di sini, karena Buku Panduan bisa memakai dia untuk menyerang yang lainnya. Tak ada pilihan selain membunuhnya.
“Ketamakan… adalah awal dari semua keinginan.” Setelah kepala anggota tim itu menggelinding, kepala itu tersenyum menakutkan dan ternyata berhasil mengucapkan satu kalimat.
Hal ini membuat rambut semua orang berdiri tegak, karena kepala yang sudah terpenggal ternyata masih bisa bicara. Ekspresi Su Jin dan Chen Xin’er sama-sama suram.
Tantangannya baru saja dimulai dan dua anggota Bulan di Langit Biru sudah mati begitu saja. Sementara benar bahwa tingkat kematian dalam Tantangan Buku Panduan memang tinggi, sungguh langka bagi sebuah Tantangan untuk memberikan sesuatu yang bisa saja membunuh mereka semua tepat sejak awal mula.
“Ketamakan, kerakusan, nafsu, amarah, kemalasan, kecemburuan, kesombongan. Semua itu adalah Tujuh Dosa Mematikan, kategori-kategori dari dosa asal. Dia mengatakan bahwa ketamakan adalah awal dari semua keinginan, jadi… apakah berarti bahwa Dosa-dosa Asal lain lah yang akan muncul berikutnya?” Ada sorot ngeri di mata Chen Xin’er.
Su Jin mengangguk pelan dan mengernyit. “Ini adalah Tantangan Tingkat A… sepertinya kita sama sekali tak boleh tetap bersama-sama. Kalau hal ini terjadi lagi, kita akan mengalami korban jiwa dalam jumlah besar.”
“Tapi kalau kita berpisah jalan dan bertemu dengan Dosa Asal lainnya, mungkin akan jadi terlalu sulit bagi satu tim untuk menghadapinya sendiri,” ujar Cai Dexiang. Dia sudah kehilangan dua dari lima anggotanya, jadi dia benar-benar berharap bisa mendapat bantuan dari tim Su Jin.
Tapi pada saat ini perlahan-lahan Chen Xin’er sudah kembali tenang. Dia berkata tegas kepada Cai Dexiang, “Tidak, kita harus berpisah jalan. Kalau tidak, kita semua akan mati.”
“Tapi….” Cai Dexiang memercayai penilaian gadis itu, tapi dia benar-benar takut kalau timnya takkan mampu menangani bahaya yang ada di depan kalau mereka hanya bertiga.
Su Jin terkekeh ketika dia melihat reaksi Cai Dexiang dan berkata, “Tuan Cai, kurasa kau sudah salah paham. Ketika kami bilang ‘berpisah jalan, kami tidak bicara soal masing-masing tim pergi bersama kelompoknya sendiri. Maksud kami adalah timnya harus berpencar. Semua orang akan harus melanjutkan perjalanan ini sendiri-sendiri.”
“Apa?!” Semua orang lainnya berseru, terkecuali Chen Xin’er.
Chen Xin’er menjelaskan, “Kalau masing-masing dari tujuh Dosa Asal hanya menyerang satu kali, maka kita punya enam lagi yang harus dihadapi. Jumlah kita di sini ada delapan, dan Tim Bayangan Thor punya empat orang pemilik lagi. Kalau kita tetap bersama-sama seperti ini, begitu salah satu dari kita berada di bawah kendali suatu Dosa Asal, besar kemungkinan kalau kita akan melukai atau membunuh orang di sekitar kita. Juga, kita akan harus waspada pada satu sama lain sepanjang waktu.”
“Itu benar. Kalau kita berpencar, maka bahkan jika Dosa Asal memilih untuk menyerang salah satu dari kita, dia takkan mampu menghabisi kita semua dalam sekali serang. Kita akan harus menyerahkan semuanya pada keberuntungan,” ujar Su Jin seraya tersenyum sedih.
“Menyerahkan semuanya pada keberuntungan? Apa sekarang kau sedang serius?” Yang Mo hanya menatap Su Jin.
Dia sudah membantu melepaskan tangan yang menancap di perut Chu Yi dan memakai suatu teknik khusus serta juga daun dari Pohon Kehidupan untuk merawat luka Chu Yi, jadi Chu Yi sudah jauh lebih baik dari sebelumnya.
Chen Xin’er dan Su Jin saling bersitatap dan mendesah pada saat bersamaan. Su Jin berkata, “Bagaimanapun juga ini adalah Tantangan Tingkat A. sejak awal, selamat dari Tantangan ini akan menitikberatkan pada keberuntungan.”
“Apa yang terjadi kalau Tujuh Dosa Asal bisa menyerang lebih dari satu kali, atau kalau ternyata bisa menyerang lebih dari satu orang pada saat bersamaan? Kita harus bagaimana?” tanya Kano Mai.
“Pada dasarnya saat ini kita sedang bertaruh, dan ini adalah sebuah pertaruhan di mana kita punya kemungkinan untuk kembali yang sangat kecil. Saat ini, satu-satunya hal yang bisa kita andalkan adalah Buku Panduan Neraka. Sangat langka bagi sebuah Tantangan untuk benar-benar memaksa seorang pemilik ke dalam situasi yang benar-benar tanpa harapan,” ujar Su Jin sungguh-sungguh.
“Jadi… sebagai gantinya kita akan mengarahkan diri kira sendiri ke dalam situasi tanpa harapan?” tanya Kano Mai kebingungan.
“DI Tiongkok ada sebuah pepatah kuno – orang akan berjuang untuk bertahan ketika berada dalam situasi putus ada dan tanpa harapan!” ujar Su Jin lewat sela-sela gigi yang digertakkan.